"Nah, (Name), selamat datang di Kementerian Sihir!" Atsumu berseru dengan gembira.
Sementara (Name) terpaku di tempatnya. Matanya sibuk mengobservasi tempat tersebut dengan ekspresi kagum. Dia benar-benar merasa berada di dunia yang berbeda.
"Ini Kementerian Sihir?"
Atsumu mengangguk.
"Kau mau ngapain bawa aku kesini?!" (Name) berseru setelah beberapa saat terdiam. Dia baru sadar. "Aku mau di adili kah?"
Atsumu menatap wajah sang gadis yang terlihat panik. Ia lantas menjawab dengan nada serius dan ekspresi yakin. "Iya."
Netra (Name) membulat. "SUMPAH? KENAP-"
"Kau akan di adili atas dasar pencurian." Atsumu melanjutkan kebohongannya dengan ekspresi dan nada yang sama.
"Mencuri?! Memangnya aku mencuri apa?!" (Name) berseru, merasa tak terima sekaligus bingung.
"Hatiku." Atsumu menjawab dengan wajah tanpa dosanya.
Wajah (Name) berubah masam. Ia benar-benar naik pitam. "Itu tidak lucu, dasar idiot!" makinya sembari memukuli Atsumu dengan tas yang ia bawa.
Atsumu tertawa renyah, merasa berhasil membohongi gadis Gryffindor tersebut. "Hahaha maaf, maaf, wajah panikmu terlihat sangat lucu."
(Name) berhenti memukuli Atsumu dengan napas yang memburu. Ia menunjuk si pirang menyebalkan dengan sisa emosinya. "Bercanda lagi akan ku kutuk kau menjadi batu!"
"Memang bisa?" Atsumu mencemooh.
"Bisalah!"
Atsumu manggut-manggut mendengar perkataan meyakinkan dari sang gadis. Bibirnya ia melengkungkan ke bawah, dengan bahu yang sedikit naik, Atsumu berkata dengan nada tengil khasnya,
"Kau sangat mudah dibohongi. Lagipula, kenapa aku harus mengadili kau? Memangnya kementerian hanya untuk mengadili?""Ya bisa saja? Mungkin karena aku Muggle?" (Name) berujar skeptis.
Atsumu menghela napas mendengar perkataan (Name). Ia sedikit mensejajarkan langkahnya dengan gadis mungil itu. "Berhenti membicarakan tentang status darah. Itu sudah lama dihapuskan."
Kening (Name) mengerut. "Lalu untuk apa kita kesini?"
"Sudah kubilang kan kalau kita jalan-jalan?"
"Iya, tapi kenapa kesini?"
Atsumu mengangkat kotak bekal yang ibunya buatkan. "Aku harus mengantarkan makanan untuk ayahku dulu."
"Oh iya aku lupa kalau ayahmu bekerja disini." (Name) menyengir. Matanya sibuk melirik kesana-kemari, melihat orang-orang berlalu lalang dengan mantel dan topi bundar di kepala mereka. "Apa aku diperbolehkan masuk kesini?"
Atsumu mendengus. Gadis disebelahnya terlihat sangat cemas sekali. "Kalau tidak boleh kau pasti sudah di usir." katanya dengan nada meyakinkan, "Tenang saja. Kau tidak akan kenapa-kenapa. Berhentilah khawatir."
(Name) hanya mampu memamerkan cengiran-nya. Mungkin Atsumu benar. Ia terlalu khawatir. "Ayahmu bekerja di bagian mana?"
"Departemen Penegakkan Hukum Sihir."
"Apa kerjanya?"
"Menegakkan keadilan dan memberi sangsi pada orang-orang yang melanggar peraturan sihir."
"Seperti polisi?"
Kening Atsumu mengerut, merasa asing dengan sebutan itu. "Apa itu sebutan orang yang bekerja untuk keadilan?"
(Name) menggaruk sedikit kepalanya, berusaha menjelaskan sesingkat dan sesimpel mungkin. "Uhm, seperti orang-orang yang menangkap penjahat dan memenjarakan mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikyuu Hogwarts x (Reader) ✅
Fanfiction"Hah? Penyihir? "Iya, Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry adalah sebuah sekolah sihir." "(Nameeeee)!!!!! Ayo kita nyusup ke dapur" "(Name) kau harus membayar untuk itu" "jadi babuku sehari. Ikuti kata-kata ku." "Penyihir kok kelakuan kayak se...