Fire Whiskey pembawa bencana

1.2K 225 133
                                    

Hai guys!!

Kalo aku ada typo tolong tandain, ya! Soalnya aku suka gak fokus kalo ngetik apalagi aku updatenya tuh malem-malem. Makasih🫰

*****

"Ciee ciee." Alisa menggoda (Name) habis-habisan setelah gadis itu selesai berdansa dengan Semi.

"Diam menjadi Limbad, bergerak mendapatkan Semi Eita." Kanoka menambahi dengan nada jahil.

(Name) menoleh sinis pada kedua temannya yang asik menggoda dirinya. "Kita tuh cuma teman."

Alisa manggut-manggut sembari membulatkan mulutnya. Wajahnya terlihat tak percaya dengan perkataan (Name).

"Emangnya ada temen yang ..." Kanoka menggantungkan ucapannya sambil menatap (Name) dengan senyum menggoda.

(Name) memutar matanya malas. Dengusan kasar keluar dari bibir manisnya. "Kalian kayak gak pernah temenan sama cowok aja."

"Ya.. pernah. Tapi kan tidak semesra kau dan Semi," sahut Kanoka.

"Mesra darimana?" heran (Name).

"Oh pura-pura gak tau dia," ucap Kanoka agak sinis. "Padahal kalau diteliti lebih lanjut, kalian terlihat mesra. Buktinya aja kalian bisa jadi Raja dan Ratu dansa. Kalau bukan serasi terus apa?"

(Name) mendengus. "Gak usah berteori. Kau bawel, minum nih!" suruh (Name) sambil memaksa Kanoka menegak minuman yang ia ambilkan.

Kanoka yang terkena serangan mendadak itu terbatuk karena minuman yang disodorkan (Name) untuknya.

"Sial kau, (Name)!" makinya. "Sini kau gantian minum!" Gantian Kanoka yang mencekoki (Name) minuman.

"Eh-tunggu, yang itu gak bol-"

"Udah minum aja!" paksa Kanoka mengabaikan protesan (Name) tentang segelas minuman yang ia ambil dari Piramida minuman.

(Name) terbatuk setelah menegaknya. Matanya menatap kesal pada Kanoka dan Alisa yang tertawa.

"Awas kau ya!" amuk (Name) hendak melepaskan heelsnya dan melemparkannya pada Kanoka dan Alisa yang sudah ngacir.

(Name) menatap kedua temannya dengan jengkel. Sejak kapan mereka berdua jadi menyebalkan seperti Noya dan Tanaka? Huh, pasti ini sifat Tanaka dan Noya sudah menyebar. Itulah pentingnya untuk tidak berteman dengan orang akhlak less atau nanti kalian akan tertular.

"Aku memberikanmu sepatu hak itu bukan untuk melemparkannya ke orang lain."

Kepala (Name) menoleh ketika sebuah suara menginterupsi indra pendengarannya. Matanya menangkap sosok Suna yang saat ini tengah menyender di pilar sambil bersidekap dada, menatapnya dengan tatapan khas Slytherin nya-tajam dan menusuk.

"Itu mahal tau." Suna melanjutkan dengan menekankan kalimat mahal.

"Jadi gaun ini darimu?" tanya (Name).

Suna mengangguk. Bibirnya mengulas seringai. "Aku senang kau memakainya. Sudah kuduga, itu cocok untukmu."

"Kau kesambet setan mana sampai memberikanku gaun?" tanya (Name) agak sinis.

Suna menaikkan bahunya. "Peeves, mungkin?"

(Name) mendelik. "Memangnya hantu itu tau style? Ini keliatan muggles sekali."

"Muggles? Yeah, mungkin. Itu sebabnya kau memilihnya kan?" teka Suna.

(Name) membuka mulut, hendak menjawab tetapi tak tau harus membalas apa karena tebakan Suna benar adanya.

"M-mana ada," elaknya.

Bibir Suna melengkung ke bawah, kepalanya manggut-manggut dengan ekspresi mengejek. Satu alisnya naik seolah mempertanyakan ucapan (Name) tadi.

Haikyuu Hogwarts x (Reader) ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang