"Jadi ... apa diantara kalian ada yang mau menjelaskan?"(Name) hanya mampu menunduk ketika Shinsuke berujar demikian. Jemarinya dia mainkan dengan gugup, sesekali matanya melirik Shinsuke yang memasang wajah datar.
Selepas melanggar jam malam semalam, hari ini Shinsuke memanggil (Name) ke ruang prefek untuk dimintai keterangan. Yah, meskipun (Name) sudah menduganya sih. Kalau dia tidak dipanggil, itu tidaklah mungkin. Apalagi Shirabu yang memergokinya semalam. Sudah pasti pemuda itu akan mengadu.
Shinsuke menghela napas panjang melihat kebungkaman (Name). Osamu yang berdiri di sebelahnya juga sama saja. "Shirabu bilang kau melanggar jam malam bersama Osamu."
"Itu.." (Name) tak mampu menjawab, matanya melirik Osamu sekilas lalu beralih pada Shinsuke dengan pandangan memelas.
"Aku memang tidak pernah bisa mengerti pemikiranmu, (Name)." Shinsuke berujar tak habis pikir.
"Kau baru saja sembuh tapi sudah berbuat ulah. Apa kau tidak bisa menjaga kesehatan diri sendiri? Kau terlalu sembrono. Walaupun kau bilang kau sudah tidak sakit, setidaknya jangan lagi menempatkan dirimu di situasi berbahaya. Jaga sikapmu, jangan sampai itu mencelakai orang lain ataupun dirimu sendiri."
(Name) semakin menundukkan kepalanya mendengar ceramahan dari Shinsuke. Lagipula kan semalam dia hanya main game saja. Salahkan Shirabu yang menghambat nya. Apa dia marah karena (Name) menggulingkannya menggunakan jurus rolling thunder ala Nishinoya?
Iris kelam (Name) melirik ke arah Shirabu yang memasang wajah puas karena (Name) dimarahi.
"Osamu, kau juga sama. Jika kau punya kebiasaan lapar ditengah malam, kau harus membawa makanan terlebih dahulu sebelum jam malam. Aku sudah berkali-kali bilang untuk tidak berkeliaran di koridor Hogwarts dan melanggar jam malam hanya karena kau lapar. Kau bisa menghabiskan poin asrama hanya untuk ini."
"Maaf.." cicit Osamu.
"Aku sudah mengadukan ini ke Professor dan kalian akan diberi detensi," ucap Shirabu dengan wajah puas.
(Name) dan Osamu saling pandang lalu menatap Shirabu dengan pandangan kesal.
"Dia ember sekali!" batin (Name).
"Detensi? Tapi (Name) baru sembuh!" Iwaizumi mengutarakan ketidaksetujuannya. "Apa pengurangan poin saja tidak bisa?" tawarnya pada Shinsuke.
"Tidak ada orang sakit yang bisa menggulingkan tubuh orang lain!" Shirabu bersungut sambil menunjuk (Name).
Rupanya benar, pemuda itu marah perihal semalam. (Name) meringis sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Osamu menyenggol pelan lengannya sambil geleng-geleng kepala.
"Sayangnya kita harus berlaku adil, Iwaizumi." Shinsuke berkata sambil menatap (Name) dan Osamu. "Maka dari itu Professor memberi kalian detensi untuk membantu kami."
"Eh?" (Name) dan Osamu tertegun.
"Ya, kalian akan ikut serta membantu kami dalam menyiapkan pesta dansanya."
"Apa ini adil?" sarkas Shirabu.
"Sudahlah, Shirabu." Kuroo menyela. Tangannya merangkul Shirabu dengan akrab. "Yang penting mereka dapat detensi bukan? Lagipula kita juga kekurangan orang."
"Kuroo benar, Shirabu." Shinsuke setuju yang membuat Shirabu mendengus. "Aku harap kalian tidak keberatan bukan?" tanyanya pada (Name) dan Osamu.
Sontak kedua orang itu menggeleng cepat. "Tidak."
"Bagus, mohon kerja samanya ya," ucap Shinsuke sembari tersenyum.
(Name) dan Osamu membungkuk dengan girang. "Mohon kerja samanya. Terima kasih Shinsuke!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikyuu Hogwarts x (Reader) ✅
Фанфик"Hah? Penyihir? "Iya, Hogwarts School of Witchcraft and Wizardry adalah sebuah sekolah sihir." "(Nameeeee)!!!!! Ayo kita nyusup ke dapur" "(Name) kau harus membayar untuk itu" "jadi babuku sehari. Ikuti kata-kata ku." "Penyihir kok kelakuan kayak se...