Chapter. 50

6K 758 25
                                    

Cieee yang baru selesai UTS😗
OTAK AMAN?!😄

_o0o_

Saat ini, Istana Kekaisaran Feng berada dalam kondisi ricuh. Penyerangan tiba-tiba yang terjadi di kediaman Selir Tang dan dilakukan oleh sekelompok orang membuat para penghuni Istana kalang kabut.

Terlebih penyerangan itu membuat Selir Tang yang merupakan Putri Pertama Menteri Tang menghilang karena diculik oleh penyerang. Tak hanya itu saja, Prajurit penjaga serta Pelayan yang ada banyak tak sadarkan diri bahkan sampai ada yang meregang nyawa dengan keadaan yang mengenaskan.

"Para Prajurit sudah berjaga di semua pintu keluar, kita terjebak," ucap pria yang menjadi rekan Xia Yu.

"Tidak, aku rasa masih ada jalan yang belum di jaga oleh Prajurit istana. Ikuti aku!" Xia Yu Memimpin jalan di ikuti rekannya yang bertugas menggendong Fei Ning yang pingsan tak sadarkan diri.

Xia Yu berlari dengan mengandalkan ingatan dari kata-kata Xing He, beberapa kali paman dari saudara Lin itu memberitahu jalan istana padanya, mana jalan yang sepi dari prajurit dan mana jalan yang ramai di lalui oleh prajurit serta pelayan.

Di malam yang kelam itu, keduanya terus berlari dan terkadang bersembunyi kala melihat prajurit dari jauh.

Di tengah-tengah kericuhan itu, ada seseorang yang tidak tahu apa-apa dan dengan santai bersembunyi dari Prajurit dan Pelayan yang tugaskan untuk mengikutinya.

"Mereka yang tidak pandai mencari atau aku yang pandai bersembunyi ya?" Gumam Lu Si di balik bebatuan besar tempat dia sembunyi.

Merasa cukup waktu bersembunyi cukup lama, Lu Si pun memutuskan untuk keluar dari bebatuan itu.

"Rambutku kacau lagi," gerutu Lu Si sembari memperbaiki tatanan rambut semampunya.

Usai memperbaiki penampilan diri, Lu Si melihat ke kanan dan kiri. Sepi, suasanandi tempatnya berada sangat sepi. Penerangan yang ada pun hanya sedikit, Lu Si tidak sadar saat ia sampai di tempat ini.

"Ini dimana ya?" Lu Si berjalan pelan mengikuti instingnya. Tangannya menyentuh tembok sembari berjalan.

Lu Si menghentikan jalannya saat melihat sebuah pohon yang ada di dekat semak-semak.

"Semak-semak itu..." Lu Si berpikir keras, sampai sebuah ingatan melintas di pikirannya.

"Aku ingat! Tempat  kepala Jenderal Ling-Ling terluka," seru Lu Si kemudian tertawa kecil.

Lu Si teringat bagaimana wajah marah dari guru kakaknya itu saat terkena lemparan batu darinya.

"Lucu." Lu Si terkikik.

Satu-satunya Putri Kekaisaran Feng itu asik mengingat kenangan yang ada di tempat ini sampai satu suara berhasil menarik perhatiannya.

"Ada yg berlari kemari!" Lu Si segera berlari ke arah semak-semak tempatnya dulu bersembunyi bersama Huang Ji dan Zhao Ling.

"Jika itu Prajurit atau Pelayan milik Ibu, aku bisa dihukum." Lu Si mengintip dibalik semak-semak, ia berharap jika yang datang itu bukan Prajurit atau Pelayan milik ibunya. Karena jika benar dan mereka menemukannya ia pasti akan dihukum, dan hukuman dari ibunya itu berat.

"Oh dewa, kau baik kan? Aku akan kembali ke kediamanku, tapi aku ingin kembali sendiri saja, sebagai Putri yang baik, aku tidak ingin merepotkan Prajurit dan Pelayan. Jadi, aku harap yang datang itu bukan Prajurit milik ibu. Kau akan mengabulkan permintaanku kan? Yaaa, kau harus mengabulkan permintaanku." Lu Si menyelesaikan doanya saat mendengar derap langkah kaki semakin mendekat.

Lu Si semakin menyembunyikan dirinya di dalam semak, kedua tangannya dipakai untuk menutup mata. 'Aku mohon jangan Prajurit Ibu, aku mohon aku mohooon,' rapalnya dalam hati.

Rebirth of the PhoenixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang