Chapter. 32

21.4K 2.6K 143
                                    

Dari kejauhan, Li Yue dan Ye Lin bisa melihat Dua bersaudara Lin sedang asik mengurus paman-paman mereka di gazebo yang ada.

Lin Meng dengan telaten mengoleskan salep ke luka Xing He, sesekali meniupnya jika melihat pamannya meringis, setelah rata, di balutnya luka yang sudah di beri salep itu dengan perban.

Sama seperti Lin Meng dan Xing He, Lin Jiang juga sedang mengobati pemuda yang di beli Li Yue yang sudah ia anggap sebagai paman keduanya.

Jika balutan kain perban Lin Meng rapi dan cantik, Lin Jiang lain lagi. Laki-laki kecil itu bukan hanya melilit luka, tapi hampir seluruh badan pemuda itu.

Balutan kain yang mulanya hanya perlu tiga lapis pun, Lin Jiang tambahkan menjadi sepuluh lapis. Kini, bagian tubuh yang di perban oleh Lin Jiang seperti membengkak, karna terlalu banyak lapisan perban yang tercipta.

"Jangan terlalu banyak Jiang'er, cukup tiga lapis saja" ujar Lin Meng menegur sang adik.

"Tapi kak, bukannya lebih banyak lebih baik?" Pertanyaan polos Lin Jiang membuat kakaknya terdiam.

Memang benar apa yang dikatakan adiknya itu, lebih banyak lebih baik. Tapi tidak semua hal juga kan? Lin Meng ingin menjelaskan, tapi ia dilema. Karna jika Lin Jiang dijelaskan satu hal, maka anak itu akan semakin banyak bertanya. Jadi untuk saat ini, ia lebih memilih untuk diam saja.

"Permaisuri!" seru Lin Jiang.

"Bagaimana kabar kalian?" ujar Li Yue saat tiba sembari mengelus lembut kepala Lin Jiang.

Melihat kedatangan dari istri penguasa Kekaisaran Feng, Xing He dan Lin Meng segera bangun dari duduk mereka dan memberi salam."Permaisuri, kami memberi salam"

Lain lagi dengan Lin Jiang dan juga pemuda yang di beli Li Yue, pemuda itu hanya menundukkan kepala tanpa bangun dari duduknya. Sedangkan Lin Jiang, bocah itu melongo melihat kakak dan pamannya.

"Jiang'er, kau harus memberi salam" Lin Meng berbisik guna menegur sang adik.

"Tidak perlu, lagipula tidak ada Prajurit atau Pelayan yang melihat"

Lirikan dari empat pasang diterima Ye Lin dalam satu waktu "apa?" tanyanya bingung.

"Dia bisa di percaya" Li Yue memberikan isyarat untuk duduk pada semuanya " jadi bagaimana? Kalian nyaman tinggal disini kan?"

"Ya Permaisuri, para Pelayan dan Prajurit sangat ramah pada kami" Xing He berujar.

"Dan kau bagaimana? Apa kau senang berada disini?"

"Ya!" sahut Lin Jiang antusias "makanannya enak sekali, ada kolam ikan dan juga pohon cantik, pelayan Permaisuri juga cantik-cantik, tidak seperti gadis di desa kami"

Ujaran polos dari Lin Jiang mengundang tawa bagi semuanya, tak mereka sangka jika anak sekecil ini sudah bisa membedakan mana yang cantik dan tidak.

"Berarti kakakmu tidak cantik?" Celetuk Ye Lin yang membuat Lin Jiang gelagapan, ia lupa jika kakaknya termasuk gadis yang berasal dari desanya.

"Te-tentu saja kakakku cantik, kakakku itu perempuan tercantik di Kekaisaran Feng ini, setelah Permaisuri tentunya"

Li Yue semakin gemas pada laki-laki kecil di sampingnya ini, sangat pintar dalam memuji seseorang.

"Mulutmu manis sekali"

"Terima kasih"

Waktu bergulir, tawa demi tawa menguar dari gazebo kecil itu, ditemani dengan teh dan beberapa makanan ringan sebagai pendamping obrolan. Tak terasa percakapan ringan mereka menghabiskan waktu yang panjang.

Rebirth of the PhoenixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang