Happy Reading for youu~~
_o0o_
Xiu Meng menatap pintu emas yang ada di depannya, pintu itu sedikit terbuka dengan cahaya meredup terlihat dari luar.
"Anda sudah kembali Yang Mulia," ucap Xiu Meng saat tiba di dalam kamar suaminya.
Disana, pemimpin kekaisaran Feng sedang membasuh darah yang ada di mukanya. "Untuk apa kau datang kemari?"
Lian Gu membalikkan badannya. Suaminya ini pulang dengan pakaian zirah perang dihiasi darah. Xiu Meng maju, membereskan pedang dan pelindung kepala yang ditaruh sembarangan oleh suaminya.
"Saya sudah melihat hadiah yang anda berikan pada Permaisuri Xiao." Suasana hening tapi tak menyurutkan niat Xiu Meng untuk diam.
"Karena sudah memberikan Permaisuri Xiao hadiah, bukankah sekarang giliran Pangeran Feng Wu Lan yang mendapatkan hadiahnya, Yang Mulia?"
Bukan jawaban iya atau tidak yang didapat oleh Xiu Meng, melainkan debuman kasar dari pintu yang ditarik kencang oleh Lian Gu. Dan Xiu Meng tahu, bahwa itu berarti penolakan.
_o0o_
"Ayahanda tidak datang?"
Gelengan kepala Xiu Meng seakan menjawab pertanyaan yang dilontarkan Feng Wu Lan.
"Ayahanda pasti lelah karena baru saja datang," monolog Feng Wu Lan menghibur diri sendiri.
Tak ingin sang Pangeran sedih terlalu lama, Xiu Meng segera meminta seirang Pelayan untuk mengambil hadiah yang sudah ia siapkan.
"Ibu memiliki hadiah spesial untukmu."
"Apa itu Ibu?"
Seorang Pelayan tergopoh-gopoh membawa kotak persegi panjang ke hadapan Xiu Meng.
Xiu Meng dengan hati-hati membuka kotak dan memperlihatkan isinya pada Feng Wu Lan.
"Pedang kayu!!" Pekikan Feng Wu Lan mengartikan jika dia sangat senang akan hadiah yang dia dapatkan.
"Benar, pedang kayu. Pedang ini dapat kau gunakan untuk latihan, Ibu sudah meminta Perdana Menteri Huo untuk menjadi gurumu di waktu luang."
"Aku akan berlatih dengan Paman Huo?!" Feng Wu Lan tak percaya jika ia akan berlatih bersama Paman tersayang sekaligus mantan Jenderal Perang.
Xiu Meng mengangguk seraya tersenyum. "Tapi waktu berlatihmu dengan Perdana Menteri hanya sebentar saja, kau tentu tahu bagaimana pekerjaan pamanmu itu kan?"
"Iya, bu. Tidak apa-apa, walau waktu berlatih dengan Paman Huo sebentar, aku sudah sangat senang!"
Xiu Meng mengusap kepala Feng Wu Lan dengan lembut. Malam itu, mereka habiskan dengan berbincang-bincang, tentunya Feng Wu Lan yang bercerita banyak hal dan Xiu Meng mendengarkan dengan seksama apapun yang diucapkan oleh anak yang duduk nyaman dipangkuannya.
"... seperti itu Ibu. Hoammm." Xiu Meng terkikik kecil begitu mendengar Feng Wu Lan kecil menguap.
"Kau sudah mengantuk, kalau begitu tidurlah."
"Tidak, Ibu."
Sadar jika malam sudah mulai larut, dan putranya mulai mengantuk namun tidak ingin tidur. Xiu Meng segera mengeluarkan jurus andalannya, yaitu mengusap kepala dan mulai meniup wajah Feng Wu Lan dari jauh. Xiu Meng selalu melakukannya jika Feng Wu Lan sedang rewel dan tidak bisa tertidur.
Tak lama setelah melancarkan aksinya, denguran halus dari bocah berusia 5 tahun itupun terdengar. Xiu Meng segera memindahkan Feng Wu Lan ke tempat tidurnya dengan perlahan agar tidak mengganggu tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth of the Phoenix
Historical Fiction[Bukan Novel Terjemahan] #1-fantasi:22/05/2020 #1-clasic:17/05/2020 #1-politik:22/02/2020 #1-newlife:22/02/2020 #1-dinasti:22/06/2020 #1-time:28/072020 #1-timetravel:01/08/2020 #3-pembunuhbayaran:22/05/2020 #5-transmigration:21/05/2020 "SLOW UP untu...