Chapter.15

32.3K 3.2K 53
                                    

Jangan cuma jaga perasaan
Kesehatan juga dijaga

Happy reading

⭐   ⭐
    👄

.
.
.

Li Yue merendahkan tubuhnya guna menyejajarkan tinggi badannya dengan perempuan kecil yang ditolongnya.

"Siapa namamu?"

Perempuan kecil itu menatap Li Yue. "Lin Meng," ucapnya dengan suara kecil, nyaris berbisik.

"Te-terima kasih, Nona, sudah menyelamatkan saya."

Li Yue tak menjawab ucapan perempuan kecil berpakaian lusuh di depannya. Ia menggenggam tangan kurus Lin Meng. "Ikuti aku."

Lin Meng tidak protes. Ia mengikuti setiap langkah yang diambil oleh penyelamatnya itu.

Li Yue terus berjalan dan berhenti di sebuah kedai. Ia melangkah masuk lalu mendudukkan dirinya di salah satu kursi yang tersedia.

"Pelayan!" Salah satu pelayan kedai datang ke meja Li Yue, siap untuk mencatat makanan yang akan dipesan oleh Li Yue.

"Dua porsi jiaozi dan juga lamian. Minumannya, teh krisan."

"Itu saja, Nona?"

Li Yue mengangguk. Pelayan kedai itu pergi setelah mencatat pesanan Li Yue.

"Kenapa kau masih berdiri? Duduklah di sampingku," Li Yue menepuk sebuah kursi yang terletak di sampingnya.

"T-tapi, Nona... saya..." Lin Meng berujar dengan ragu, kepalanya menunduk, tetapi kedua matanya menatap takut ke arah para pelanggan kedai yang sedari tadi membicarakan mereka.

"Duduk, Lin Meng," ujar Li Yue tegas. Sejak masuk ke dalam kedai, ia sudah mendengar bisikan dari para pelanggan di kedai ini. Tentu saja, Li Yue mengacuhkannya. Ia tidak pernah peduli dengan bisikan ataupun gunjingan orang-orang. Ini hidupnya, dia yang menjalaninya, bukan mereka.

Lin Meng duduk dengan perlahan. Tak lama, seorang pelayan datang membawa piring yang berisi pesanan Li Yue.

"Selamat menikmati," ujar pelayan kedai itu kemudian berlalu.

Li Yue mendorong sebuah piring dan juga mangkuk yang berisikan jiaozi dan lamian pada Lin Meng.

"No-Nona, ini..."

"Makanlah."

"Tapi, Nona, sa—"

"Diam dan makan, Lin Meng. Aku tahu kau pasti lapar."

"Baik, Nona." Lin Meng mulai memakan makanan yang ada di depannya dengan ragu. Ia menyendok ke arah mangkuk yang berisikan lamian, menyeruput kuahnya, lalu memakan mi beserta sayuran yang terdapat di dalamnya.

"Enak?" tanya Li Yue.

Lin Meng mengangguk samar.

"Jika makanannya enak, kenapa makanmu sedikit sekali?"

"Bagaimana bisa saya makan dengan lahap jika adik saya saja belum makan," ujar Lin Meng pelan. "Nona, bisakah makanan ini dibungkus saja? Adik saya pasti senang memakan makanan enak seperti ini."

Li Yue menatap Lin Meng kagum. Lin Meng masih kecil, tapi bersikap dewasa. Ia bertanggung jawab terhadap adiknya.

"Kau makan saja makanan itu. Nanti kita akan membungkuskan makanan yang lainnya untuk adikmu."

"Sungguh, Nona?"

"Iya."

"Terima kasih, Nona. Terima kasih."

"Hm, makanlah." Patuh pada Li Yue, kini Lin Meng makan dengan lahap.

Menit demi menit berlalu, lamian yang dimakan pun sudah habis. Kini mereka beralih memakan jiaozi. Li Yue menyumpitkan satu buah jiaozi, mencelupkannya ke dalam kuah yang disediakan.

Rebirth of the PhoenixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang