Happy Reading
.
_o0o_
.Hari ini adalah hari tersibuk bagi Li Yue, setelah acara meminum teh dadakan itu berakhir, Li Yue pergi ke ruang kerja yang ada di kediamannya.
Di sana, ia menemukan banyak sekali kertas yang menumpuk di mejanya. Ia pun bertanya pada Kasim Mo, dan pria paruh baya itu berkata jika itu adalah setengah pekerjaan yang belum ia kerjakan selama masa istirahatnya.
Dengan berat hati Li Yue menerimanya, dari pagi hari sampai sore hari ia habiskan di ruang kerja itu. Makan dan minum, pun, disana. Ye Lin membawakannya makanan serta cemilan sebagai teman bekerjanya.
Dalam proses pengerjaannya, Li Yue dibantu oleh Ye Lin dan juga Kasim Mo, jika pekerjaan itu cukup mudah diselesaikan untuk mereka.
"Hahh! Akhirnya selesai juga!" Seru Li Yue seraya merentangkan kedua tangannya. "Rasanya leher dan jariku mau patah,"
Kasim Mo serta Ye Lin terkekeh ringan kala mendengar Permaisuri mereka mengeluh. Tapi memang benar, mereka saja yang membantu sedikit merasa lelah, apalagi Permaisuri mereka yang mengerjakan setengah pekerjaan ini.
"Terima kasih karena sudah membantu,"
"Anda tidak perlu berterima kasih Permaisuri, katakan saja pada kami, apapun yang anda inginkan, kami akan mengerjakannya," ujar Kasim Mo.
"Aku tahu Kasim Mo. Tapi aku benar-benar berterima kasih, jika tidak kalian bantu, mungkin pekerjaan ini akan beres 3 hari ke depan,"
Kasim Mo adalah satu-satunya pria paruh baya yang Li Yue percaya setelah ayah angkatnya. Sedangkan Ye Lin adalah orang yang paling dekat serta ia percaya di zaman ini. Li Yue sudah menganggap keduanya sebagai orang penting di hidupnya.
"Kalian bisa beristirahat, kau juga Ye Lin." Ujarnya saat melihat Ye Lin ingin membantunya mengangkat dokumen yang ada.
"Pelayan sudah mempersiapkan pemandiannya, kan?"
"Ya Permasuri, Pemandian anda sudah siap."
"Kalau begitu aku akan mandi di bantu oleh Pelayan lain saja, kau bisa beristirahat."
"Tapi..."
"Tidak apa-apa Ye Lin, sekarang pergi ke kamarmu dan istirahatlah," perintah Li Yue.
"Baik Permaisuri,"
Ketiganya keluar dari ruang kerja saat sore hari, dan berpisah dengan tujuan yang berbeda.
Ye Lin dengan Kasim Mo yang kembali ke kemar mereka masing-masing, dan Li Yue yang ditemani dua Pelayan pergi ke pemandian.
Sesampainya disana, kedua Pelayan itu tak ikut masuk ke dalam pemandian, mereka sudah tahu jika sang Permaisuri tidak suka di temani saat mandi.
Tak butuh waktu lama untuk Li Yue berada di pemandian, hanya 15 menit dan dia sudah keluar dari sana. Setelah mandi, ia langsung berpakaian guna bersiap-siap untuk istirahat. Walau matahari baru saja terbenam, ia memberitahu pelayan kediamannya agar tidak mengganggunya sampai besok pagi, karena ia ingin beristirahat.
Dua orang Prajurit, pun, sudah berjaga di depan gerbang masuk dekat kamar Li Yue agar tidak ada yang mengganggunya. Posisi Prajurit itu sedikit jauh, tidak sama seperti dulu karena permintaan Li Yue.
Di sisi lain, Li Yue yang berkata ingin beristirahat justru sedang bersiap untuk keluar di dalam kamarnya.
Hanfu putih yang dipakainya tadi sudah berganti dengan setelan hitam ketatnya. Penampilannya benar-benar sama seperti saat ia datang ke zaman ini.
Karena posisi Prajurit sedikit jauh, Li Yue tidak lagi memberikan obat tidur pada mereka, ia juga sudah membuat beberapa lubang berukuran sedang di dinding-dinding kediamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rebirth of the Phoenix
Historical Fiction[Bukan Novel Terjemahan] #1-fantasi:22/05/2020 #1-clasic:17/05/2020 #1-politik:22/02/2020 #1-newlife:22/02/2020 #1-dinasti:22/06/2020 #1-time:28/072020 #1-timetravel:01/08/2020 #3-pembunuhbayaran:22/05/2020 #5-transmigration:21/05/2020 "SLOW UP untu...