Chapter.12

34.1K 3.6K 49
                                    

Happy reading

Pencet ⭐

.
.
.

Saat ini, Feng Wu Lan sedang berjalan-jalan di bagian belakang istana kekaisaran, ditemani dengan Zian Lin, pengawal setianya, beserta jenderalnya, Zhao Ling.

"Jenderal Zhao, aku ingin bawahanmu terus memantau perbatasan daerah kita dengan kekaisaran Meng. Jika terjadi sesuatu uang mencurigakan, aku ingin kau langsung mengabariku."

"Baik yang mulia," ucap Jenderal Zhao sembari mengangguk.

"Jenderal Zhao, bagaimana perkembangan latihan senjata Huang Ji?" tanya Feng Wu Lan penasaran.

"Yang mulia, sebenarnya saat ini adalah waktunya pangeran Huang Ji berlatih panah, tetapi, saya sudah menunggu lama pangeran Huang Ji, para pelayan dan pengawal pangeran Huang Ji pun tidak tahu dimana keberadaan beliau yang mulia," ujar Jenderal Zhao yang memang sudah lama menunggu lama Huang Ji, ia sudah bertanya pada para pelayan dan pengawal, tapi mereka juga tidak mengetahui keberadaan tuan mereka.

"Anak itu."

Mereka terus berjalan tak tentu arah di bagian belakang istana, sampai dimana suara perdebatan terdengar, feng wu lan memelankan langkahnya.

"Suara ini," kata Feng Wu Lan ambigu.

"Yang mulia, ini adalah suara pangeran Huang Ji dan putri Lu Si," ucap Zian Lin

Feng Wu Lan melihat ke sekeliling, ia tidak sadar, bahwa saat ini dia berada di kediaman permaisurinya, lebih tepatnya, ia berada di dekat taman bunga permaisurinya.

Setelah sadar, Feng Wu Lan yang diikuti oleh Zian Lin dan Zhao Ling, berjalan kearah pintu masuk taman bunga Zhang Li Yue, ia menyerngitkan kening, bingung kenapa tidak ada penjaga di pintu masuk taman ini.

Semakin masuk kedalam, suara perdebatan yang didominasi oleh lu si kian terdengar.

"Guru perangmu itu sudah tua!"

"Hei! Kau tidak boleh menghinanya," ujar Huang Ji yang saat ini sedang membela Zhao Ling.

Li Yue dan Ye Lin hanya bisa diam dan terkekeh kecil melihat perdebatan kakak beradik ini.

"Kenapa? Jenderal Zhao memang pria tua, di usianya yang ke 25 ini saja dia belum menikah."

"Jenderal zhao belum menikah karena dia sibuk dengan urusan kemiliteran istana."

"Kau salah, dia belum menikah karna tidak ada perempuan yang mau menikah dengannya. Dengan. Pria. Tua," ucap Lu Si dengan menekan kalimat terakhirnya.

Feng Wu Lan yang mendengar kata-kata ejekan dari adik perempuannya itu segera menatap Jenderal Zhao yang merupakan sasaran ejekan. Zian Lin pun sama, ia dan Zian Lin sama-sama melihat Zhao Ling yang sedang melototkan matanya, terkejut dengan perkataan dari putri kekaisaran Feng ini.

"Kau tidak tua Jenderal Zhao," hibur Feng Wu Lan, diikuti anggukan kepala dari Zian Lin.

"Terima kasih, yang mulia."

Li Yue terkekeh kecil menanggapi perkataan Lu Si. Saat melihat ke arah lain,secara tidak sengaja, ia mendapati Feng Wu Lan berserta Zian Lin dan Zhao Ling berdiri tidak jauh dari mereka.

"Lu Si," tegur Li Yue.

"Ada apa kakak ipar? Ah aku tahu. Kau pasti setuju denganku kan. Huang Ji, kau lihat. Kakak ipar saja setuju kalau Jenderal Zhao adalah pria tua," oceh Lu Si lancar.

Huang Ji hendak menyela, tapi urung karena sadar kakaknya bersama pengawal dan juga gurunya datang.

"Oh ya! Kita melupakan kakak Feng. Dia juga pria tua, hahaha!" Gelak tawa Lu Si kian membesar. Tetapi tawa itu hanya bertahan sementara, karena saat ia membalikkan badannya, feng wu lan dengan wajah datarnya, sudah berada di depannya.

Rebirth of the PhoenixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang