Chapter.17

31.9K 3K 81
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"Aarrggghhhh, brengsek! Aku akan membunuhmu! Dasar pelacur rendahan!!"

"Selir, tenanglah," ucap Chu Ming dengan cemas.

"Arrggghh!!"

Prang!!

Benda-benda berjatuhan karena amukan Liu Ri.

"Pertama gelar permaisuri, kedua stempel istana harem, lalu selanjutnya apa, hah! Apa!" teriak Liu Ri penuh emosi.

Liu Ri mengambil salah satu vas bunga yang terpajang indah di sudut kamar, lalu dengan sekuat tenaga ia membantingnya.

Praaang!!!

Suara pecahan vas memenuhi seisi kamar. Pecahan-pecahan vas bunga menyebar ke segala arah.

Liu Ri mengambil salah satu pecahan vas bunga yang berada di dekatnya. Dalam keadaan sadar yang mulai terkikis, ia menggoreskan pecahan itu ke telapak tangannya, dan darah merah segera mengucur deras dari lukanya. "Aku, akulah yang harusnya menjadi permaisuri, bukan pelacur itu," ucapnya lirih, sambil menatap kosong ke arah telapak tangannya yang sudah dilukainya.

"Se-selir," seru Chu Ming, terkejut dengan tindakan tuannya ini.

"Keluar."

"Tapi selir—"

"Aku bilang keluar!!" bentak Liu Ri dengan nada yang kasar.

"B-baik, selir." Chu Ming bergegas keluar, tak ingin tuannya semakin mengamuk.

"Harusnya aku, harusnya aku yang menjadi permaisuri..." Air mata Liu Ri mengalir, meluruh bersama lirihannya yang terdengar sendu.

Tatapan Liu Ri jatuh pada sebuah kain yang sengaja dipajangnya di salah satu dinding kamar. Kain merah yang ia sulam dengan benang emas, menampilkan sulaman burung phoenix yang tampak indah dan menawan.

"Tidak. Kau tidak boleh lemah. Kau adalah putri dari Perdana Menteri Kekaisaran Feng. Kau tidak mungkin kalah dari pelacur itu. Ia hanya putri pejabat desa, keluarganya tidak sebanding denganmu, Liu Ri. Tidak!" ucapnya, matanya memerah menahan amarah dan kesedihan.

Di sisi lain, saat ini Li Yue sedang memandangi stempel istana harem yang ada di depannya. Stempel berbentuk burung phoenix yang terbuat dari emas murni.

'Kenapa dia memberikannya padaku?' Kalimat itu bersarang di pikiran Li Yue. Apa alasan pria itu memberikannya stempel ini? Bukankah dia tidak pernah memperdulikan Zhang Li Yue? Tapi ini?

"Li Yue."

Li Yue menatap Ye Lin, yang saat ini duduk di bawahnya.

"Apa?"

"Ini bukan mimpi, kan?" tanya Ye Lin, menatap tak percaya pada benda yang ada di atas meja tempat ia menopang dagunya.

"Aku tidak tahu."

Rebirth of the PhoenixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang