5 : 1

27.3K 2.1K 160
                                    

"Banyak juga yang ikut?" Keluh Cadenza menghela nafas seraya menatap satu persatu para sahabat Raynar yang ikut dengannya untuk mengunjungi rumah lamanya yang terletak dibandung.

"Kita udah pernah ngomong kalau kita berenam satu paket, Za. Kalau Raynar lo ajak kita juga," jawab Riski seraya tersenyum manis. Kayaknya diajak liburan mana mungkin ia melewatkan kesempatan ini. Ke Bandung dan nginap di rumah Cadenza yang ada disana itu adalah kesempatan yang tidak akan datang kedua kalinya.

Cadenza berdecak."Yaudah deh, semua ikut!" Jawab penuh kekesalan Cadenza.

"Marah?" Tanya Raynar yang senantiasa berdiri disamping Cadenza menggegam erat tangan gadis itu.

Cadenza mengatupkan bibirnya lalu menoleh ke arah Raynar dan tersenyum manis."Nggak dong," jawabnya.

Raynar yang melihat itu pun tidak kuasa menahan rasa gemesnya pada pacarnya itu. Tangan cowok itu terulur mencubit pelan hidung mancung milik Cadenza."Jangan senyumin aku kaya gitu banget, sayang!" Serunya.

Cadenza menerjabkan matanya beberapa kali."Kenapa?" Tanyanya polos.

Raynar melirik sekilas semua orang lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Cadenza."Kalau kamu senyum, bisa bisa..... Bom dijantungku bakal meledak seketika," bisik Raynar lalu memiringkan sedikit kepalanya menatap lekat pacarnya itu.

Cadenza mengangguk paham dengan gaya santainya. Hal itu malah membuat Raynar geram, ia maunya Cadenza tersenyum malu karna habis ia gombali tapi gadis itu malah tidak menunjukkan reaksi apapun.

"Responnya begitu banget!" Kesal Raynar mengerutkan bibirnya dengan raut wajah sewot.

Cadenza menahan diri agar tidak tersenyum karna ekspresi Raynar yang ia lihat saat ini begitu lucu."Kalau jantung kamu meledak, aku boleh gak cari pacar lagi?" Goda Cadenza dengan wajah tengilnya.

Raynar terdiam sesaat untuk mencerna ucapan gadis itu barusan lalu ia memicingkan mata menatap sinis Cadenza."Yaudah cari pacar sana!" Jawabnya ketus kemudian membalikkan badan memunggungi Cadenza seraya bersedekap dada.

Cadenza terkekeh geli lalu memeluk Raynar dari belakang."Anarnya aku ngambek yah? Maaf deh," ujar Cadenza lalu melepaskan pelukannya dan perlahan membalikan tubuh Raynar untuk menghadapnya.

"Tapi cari pacar baru? Yaudah cari sana!" Ujar Raynar dengan nada ketus.

Cadenza berdecak lalu dengan gerakan cepat menutup bibir Raynar dengan tangan kanannya kemudian gadis itu mencium tangannya itu seolah-olah mencium bibir Raynar namun terhalang oleh tanganya.

Cup!

"Masih marah nggak?" Tanya Cadenza menaik turunkan sebelah alisnya.

Raynar mengatupkan bibirnya untuk menahan senyum yang tidak bisa disembunyikan lagi. Cowok itu menarik Cadenza kedalam pelukannya lalu menyembunyikan wajah gadis itu didada bidangnya. Setelah itu ia tersenyum lebar bahkan ingin berteriak kalau saja tidak ada orang banyak disini."Aza, Anar baper!"

"Apa lo lihat-lihat?" Sinis Raina saat menangkap basah Caera tengah melihat sinis kearahnya. Bahkan ia merasa Caera sedari tadi tengah melihat dirinya tapi baru kali ini gadis itu tertangkap basah.

Caera mencibik."Kepedean banget lo! Siapa coba yang ngelihatin lo, cabe!" Jawab Caera tidak kalah sinisnya.

Mendengar hal itu membuat Raina seketika kesal."Mas, lepasin gue! Nantangin tuh cewek!" Ronta Raina saat tubuh di tahan oleh Dimas. Dimas sudah siap siaga menahan terjadinya perang ketiga yang kapan saja bisa terjadi.

"Apa lo? Lo pikir gue takut sama lo! Ayo sini maju lo!" Tantang Caera yang perlahan memundurkan tubuhnya. Karna ia lihat Dimas yang sudah tidak kuat lagi menahan pergerakan Raina.

RAYNAR ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang