2 : 1

39.7K 3.3K 155
                                    

"AKHHH, UDAH KAYA KAMBING CONGEK GUE DIMARI!" teriak frustasi Riski sambil menjambak rambutnya.

Cowok itu melihat bergantian kearah sahabat sahabatnya yang melakukan kegiatan yang dia anggap menarik, aneh dan gila pokoknya campur aduk, tidak seperti dirinya yang hanya berdiam diri seperti orang bodoh dikelas yang tengah free dikarenakan guru yang mengajar tidak bisa hadir.

"Kapan gue kaya mereka!" Gerutu Riski menatap iri kearah Dimas dan Raina yang tengah berbincang bincang. Entah apa yang dibicarakan sepasang sejoli itu tapi mereka sangat terlihat romantis.

"Udah gila tuh orang!" Riski menggelengkan kepalanya melihat heran Raynar yang  duduk dipojokan sambil senyum-senyum sendiri. Sangat konyol dan terlihat gila, tapi lebih baik seperti itu dari pada hanya diam saja.

"Dasar buaya blasteran kadal!" Cibir Riski kepada Ikhsan yang tengah duduk dan berbincang sambil bertanya bersama gerombolan para gadis dikelas mereka. Memang playboy! Pintar sekali mencari kesempatan.

"Panji," panggil Riski sambil menyikut lengan Panji yang duduk disebelahnya.

"Hmm," jawab Panji. Mata cowok itu sedang sangat fokus ke kertas yang ia pegang. Cowok itu sedang melakukan hobinya yaitu melukis.

"Rooftop yuk," tawar Riski.

Panji melirik sekilas Riski. Kemudian mengemasi alat alat lukisnya. Setelahnya cowok itu beranjak dari tempatnya melangkah pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Riski mengerti itu, ia pun juga bangkit dari kursinya."Woi," panggil cowok itu kesemua sahabatnya."ke rooftop," ujarnya kemudian mengejar Panji.

Raynar menoleh saat Riski memangilnya, wajah cowok itu sangat tidak bersemangat saat ini. Mungkin apa yang dikatakan orang orang yang dulu ia sangat tidak percaya telah terjadi padanya. Tubuh memang berada di disini, tapi pikiran melayang entah kemana.

Jempol Raynar bergerak memegang bibirnya. Saat jempolnya itu telah menempel dibibirnya senyuman pun terbit. Cowok itu tengah membayangkan kejadian semalam saat jempol gadis tengil yang sudah mengganggu tujuh malamnya menempel dibibirnya. Saat kejadian itu sampai sekarang kalau cowok itu boleh jujur, setiap kali melihat jempolnya atau jempol seseorang yang ia tidak sengaja lihat, pasti acap kali tersenyum.

"Manis, Nar?" Tanya seseorang mengalihkan perhatian Raynar. Cowok itu langsung menghilangkan senyaman nya kemudian beralih melihat kearah orang itu.

"Apaan sih lo!" Jawab Raynar ketus pada Raina.

Raina tersenyum jahil, kedua alis gadis itu naik turun menggoda Raynar."Manis permen kapas atau........ Jempol orangnya?" Tanya gadis itu seraya cengengesan.

Raynar menggigit giginya sangking kesalnya saat ini. Dengan kecepatan kilat, cowok itu memeluk Raina menaruh kepala kakak kembarnya itu di ketiaknya.

"Hmm, ini yang paling manis!" geram Raynar sambil terus menahan kuat kepala Raina diketiaknya. Cowok itu tidak mempedulikan teriakan Raina untuk minta dilepaskan.

"ANJING! ADEK LAKNAT, LEPASIN GUE SETAN!" teriak Raina sambil memukul mukul pinggang Raynar.

........

Cadenza menundukkan pandangan saat melihat dari arah berlawanan Julian berjalan menghampirinya. Gadis itu menggigit bibir bawahnya membalikan badan berusaha menghindari Julian.

"Nggak lihat! Gak lihat!" Gumam Cadenza. Gadis itu sangat tidak mau kalau bertemu Julian saat ini. Kejadian semalam itu membuatnya malu untuk bertemu cowok itu. Bayangkan saja saat malam itu Cadenza izin kepada Julian untuk ke toilet cafe tapi malah ia melarikan diri.

RAYNAR ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang