Raynar mendaratkan bokongnya diatas kursi yang terdapat di pinggir kolam rumah Kevandra. Ia melirik satu persatu keempat sahabatnya dan satu bocah laki-laki yang bernama Ardin anak dari Arik dan juga Caera yang saat ini sedang duduk dipangkuan Panji. Pagi-pagi sekali para sahabatnya sudah bergosip layaknya ibu ibu kompleks.
"Lagi cerita apaan?" Tanya Raynar penasaran setelah duduk disamping Panji.
"Ini si Arik udah cabut ke Jerman aja dia," ujar Dimas memberitahu. Hal itu membuat Raynar kaget perasan ia baru melihat Arik kemaren saat cowok itu menghadiri pernikahannya.
"Oh iya, kok mendadak banget?" Tanya Raynar yang sangat penasaran saat ini.
"Kayaknya dia mau kembangin bisnis papanya disana," jawab Panji yang menang sudah diberitahu oleh Arik sebelumnya."Dia gak pamit sama lo?"
Raynar menggeleng."Abis ngucapin selamat dia gak ngomong apa apa. Gue tahu dia lagi kesal karna kalah sama gue saat itu. Mungkin itu yang ngebuat dia pergi, mungkin," ungkap Raynar dengan nada sombong.
Ia dan semua orang sudah lama berdamai dengan Arik tapi Raynar sangatlah tahu bagaimana cintanya Arik pada istrinya sampai saat ini.
Semua orang mencibik menggeleng tidak habis pikir dengan sifat kekanak-kanakan Raynar ini. Padahal cowok itu sudah berumur hampir 22 tahun dan apalagi dia sudah menikah.
"Jangan jelek-jelekkin papa Arik yah! Om Anar!" Semua orang langsung menoleh kearah Ardin yang saat ini tengah menatap tajam Raynar."Om Anar jelek!" Lanjutnya dengan wajah tengil.
Raynar hanya diam karna untuk apa meladeni anak kecil. Ia pun tersenyum lalu menepuk pelan kepala Ardin."Anak Caera sama Arik. Tapi sifatnya kaya bini gue!" Ujarnya tidak habis pikir.
"Kebanyakan main sama mertua lo nih anak, Nar!" Sahut Riski seraya terkekeh geli melihat Ardin menjatuhkan kepalanya dari jangkauan Raynar lalu memelet-meletkan lidahnya mengejek Raynar.
"Gue sentil anak lo boleh gak, Ji?" Tanya Raynar yang terbawa emosi saat ini. Ia menggerakkan tangannya seolah-olah ingin melalukan hal yang ia katakan tadi kepada Ardin
"Coba aja! Aku aduin sama, Tante Aza!" Tantang Ardin membuat nyali Raynar seketika ciut karna apa yang dikatakan Ardin tadi bisa jadi kenyataan dan itu bisa membahayakan dirinya.
Raynar tersenyum manis lalu menunjuk dua jarinya."Damai." Ia mengedipkan beberapa kali matanya.
Melihat hal itu berhasil mendatangkan tawa para sahabat Raynar. Mereka menggeleng heran, entah kemana sifat menyeramkan dan tegas Raynar kalau sudah berurusan dengan Cadenza.
Perhatian mereka langsung teralihkan disaat Kevandra datang dan bergabung bersama mereka. Kevandra yang tidak peduli kopi siapa yang ada diatas meja langsung meminum kopi itu tanpa berbicara sepatah katapun.
"Om kopi saya itu," ujar Riski memberitahu dengan nada yang teramat sopan.
"Bagi dikit, pelit amat! Dasar jomblo!" Jawab Kevandra dengan nada hinaan yang membuat rasa emosi Riski langsung berada diubun-ubun.
"Saya emang jomblo om, tapi om duda jomblo lagi. Om duda ngenes!" Balas Riski.
"Saya itu bukan duda ngenes! Tapi Duren.... Duda keren!" Balas Kevandra menaikan dagunya sombong.
"Kakek duren..... Duda keren!" Seru Ardin dengan wajah girangnya seraya bertepuk tangan.
"Nah!" Tunjuk Kevandra kearah Ardin tapi pandangannya tertuju pada Riski."Ada yang mengakui. Coba kamu ada gak yang mengakui? Udah jomblo nggak dianggap lagi!" Cibir Kevandra. Yang lainnya hanya tersenyum saja mendengar perkataan bercanda pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYNAR ( Selesai )
Teen Fiction( FOLLOW SEBELUM MEMBACA ) JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMENYA. Tentang Raynar ketua geng Knights. Cowok anti penolakan. Apapun bisa ia dapatkan terutama para gadis gadis. Hanya karna ia tampan dan kaya. Temperamental adalah sikap buruk yang tidak pe...