4 : 5

36.2K 2.8K 497
                                    

Pagi hari ini adalah hari para murid SMA Harapan tengah mengadakan acara camping ke hutan. Acara ini diselenggarakan untuk menjadi sebuah kenangan untuk para murid  kelas XII SMA Harapan yang ingin lulus lima bulan lagi. Acara ini pun hanya diikuti oleh kelas XI dan XII saja. Acara ini juga akan berlangsung selama empat hari empat malam.

Para murid kini sudah satu persatu menaiki bis pariwisata. Ada tujuh bis yang disewa. Tiga untuk kelas XII dan empat untuk kelas XI. Semua murid tentu saja merasa senang akan hal itu. 

Raynar dan para sahabatnya sudah menunggu didepan bis mereka. Semua orang sibuk hanya karna menentukan tempat duduk. Namun berbeda dengan cowok itu, ia saat ini tengah dilanda kebingungan karena Cadenza sama sekali tidak menghubunginya padahal bis kelas gadis itu sudah jalan dua menit yang lalu.

"Enza, udah pergi itu. Biasa aja muka lo!" Gerutu kesal Riski yang sejak tadi memperhatikan Raynar.

"Tapi dia gak chat atau telpon gue, Ki," jawab Raynar seraya menatap fokus latar ponselnya.

"Alamak! Gitu doang, Nar. Bucin banget lo, anjing!" Geram Riski menggigit giginya. Mata cowok itu yang awalnya menatap tajam Raynar langsung berubah disaat Raynar juga balik menatapnya tajam.

"Ulangi kata kata lo!" Titah Raynar dengan suara penuh penekanan.

Riski cengengesan seraya menerjab beberapa kali."Canda, Nar. Sensi banget lo udah kaya biawak bunting aja!"

"Apa!" Geram Raynar seolah-olah ingin menyerang Riski.

"Nggak! Anarnya aku," jawab Riski dengan suara manja yang ia tiru dari Cadenza.

Nafas Raynar menggebu gebu mendengar hal itu. Sebutan yang Riski katakan itu hanya boleh diucapkan oleh Cadenza saja. Orang lain jangankan meniru mendengar saja ia tidak boleh karna suara Cadenza saat menyebutkan hal itu sangatlah ia sukai.

Ingin sekali Raynar memanjang masalah ini, namun untung saja suara panduan dari guru yang meminta Raynar dan para teman sekelasnya untuk masuk kedalam bis berhasil menyelamatkan Riski.

"Gue udah gak sabar main main kehutan. Pasti seru!" Girang Riski saat dia dan yang lainnya sudah mengambil posisi untuk duduk.

"Dih, ngapain lo main main kehutan. Mending mainin cewe! Lebih menantang dan yang pasti mantap!" Seru Ikhsan seraya mengacungkan jempolnya kearah Riski.

Riski mencibik."Gue jiwa petualang, bukan jiwa kadal kaya lo!" Balasnya.

Percakapan kedua orang itu terhenti sejenak saat fokus melihat kearah Caera dan Arik yang sepertinya cekcok didepan mereka. Bukanya hanya mereka yang fokus melihat adegan itu namun juga semua orang. Pemandangan yang amat langka tidak boleh dilewatkan.

"BERISIK! BISA DIAM GAK!" teriak Arik mengakhiri perdebatan kedua insan itu. cowok itu lalu melirik kilas kearah buk Wati yang hanya diam saja.

"Gue rasa nih." Riski mulai menundukkan kepalanya diikuti oleh Ikhsan dah Raina."Hubungan mereka gak bakalan panjang deh."

"Gue juga mikir itu, tapi kalau itu benar-benar terjadi gue ketawa paling pertama, HAHAHAHAH!" Raina tertawa hantu yang yang langsung dihentikan oleh Dimas dengan cara menutup mulut gadis itu.

"Gue juga senang kalau hal itu terjadi. Karna gue bisa ngegebet, Caera," girang Ikhsan tapi saat tidak sengaja melihat kearah Panji ia wajahnya berubah menjadi meringis dan bingung. Karna Panji tengah menatap tajam dirinya. Tatapan itu lebih menakutkan dari pada tatapan Raynar.

Saat bis ingin berangkat tiba tiba saja buk Wati meminta supir menghentikan bis dan membuka pintu bis. Setelah itu ia keluar dan tak lama masuk lagi tapi tidak sendirian melainkan dengan tiga orang yang sangat Raynar kenal salah satunya.

RAYNAR ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang