0 : 9

42.6K 3.5K 68
                                    

Dengan gerakan cepat Raynar menurunkan Cadenza lalu memojokkan gadis itu diantara tembok dan tubuhnya. Cadenza kaget dan gugup karna posisinya saat ini sangat tidak enak dipandang oleh orang orang yang bisa saja tidak sengaja ada lewat dibelakang sekolah ini. Bisa menimbulkan fitnah nantinya.

"Lo mau apa lagi sih? Semua udah lo ambil dari gue, sekarang lo mau apa lagi dari gue?" Tanya Cadenza pasrah. Gadis itu menatap sayu dan kecewa Raynar.

Raynar yang ditatap seperti itu merasa gugup. Ini pertama kalinya ia saling menatap dengan seorang gadis kecuali Raina."Gue mau jujur sama lo." Raynar menjenda ucapannya saat melihat raut wajah bingung Cadenza. Gadis itu terlihat lucu saat bingung seperti ini, jadi ragu Raynar untuk berkata jujur.

"Jujur? Jujur apa? Lo_"

"Ssts, gue mau ngomong! Lo dengerin dulu!" Raynar menempelkan jari telunjuknya di bibir Cadenza. Raynar menatap serius Cadenza yang mengangguk anggukan kepalanya.

"Gue bohong, gue gak ngapa ngapain lo malam itu," ujar Raynar yang awalnya serius jadi ragu saat mengingat adegan ciuman mereka saat itu. Cowok itu menolehkan kepalanya kesamping enggan menatap wajah Cadenza.

Cadenza menurunkan telunjuk Raynar lalu memiringkan sedikit kepalanya. Menatap penuh curiga Raynar."Lo nggak bohongkan? Serius kita gak ngapa ngapain malam itu. Jawab! gue udah senang nih!" Cadenza menangkup kedua pipi Raynar memaksa cowok itu untuk melihatnya.

"Apaan sih lo?" Raynar menjauhkan tangan Cadenza dari wajahnya. Cowok gugup saat melihat mata Cadenza dan dibuat gugup lagi dengan perilaku Cadenza barusan.

"Jawab! Lo nggak ngapa-ngapain gue atau apa?" Tanya Cadenza tidak sabar. Gadis itu sangat tidak peka. Karna perilakunya ini anak orang jadi mulai baper.

"Iya, gue gak ngapa-ngapain lo!" Sentak Raynar menatap tajam Cadenza."Puas?"

Cadenza tersenyum karna senang. Ia juga yakin bahwa yang diucapkan Raynar tadi benar karna tubuhnya saat itu tidak ada bekas bekas yang menunjukkan bahwa ia abis berhubungan dengan Raynar.

"Gue yakin lo orang baik." Cadenza menepuk pundak Raynar."Gue pergi dulu ya." Pamit Cadenza yang ingin pergi tapi belum menggerakkan kakinya. Raynar sudah menahannya lagi. Cowok itu menempelkan kedua tanganya di tembok sisi kiri dan kanan Cadenza.

"Mau kemana lo, hmm?" Tanya Raynar menaikan kedua alisnya.

"Mau ke kelas lah, udah waktunya masuk nih," jawab Cadenza mendorong dada Raynar untuk menyingkirkan dari hadapannya tapi cowok itu sengaja menahan tubuhnya.

"Urusan kita belum selesai. Enak aja lo mau pergi!"

"Urusan apa lagi sih?" Tanya Cadenza kesal. Gadis membuang nafas kasarnya.

"Lo nggak mungkin lupa saat lo nampar gue didepan semua orang?" Ujar Raynar mengeram kesal saat mengingat kejadian dikantin saat itu.

Cadenza sebenarnya mengingat betul kejadian itu, tapi gadis itu berlagak seperti lupa tentang hal itu. Cadenza menepuk keningnya lalu berdecak kesal.

"Oh iya, gue nampar lo yah, dan karna itu lo nipu gue! Maaf deh. Gue minta maaf yang sebesar besarnya soal itu. Anggap aja gue khilaf," kata Cadenza menunjukkan wajah memohonnya.

"Nggak ada maaf buat lo! Gue udah pernah bilang kan?"

"Jahat lo! Allah aja maha pemaaf. Masa makhluknya ciptaannya nggak!"

"Jangan sok ngajarin gue! Gue gak perlu bacotan lo itu. Gue cuma minta satu hal. Gue cuma minta tanggung jawab lo!"

Cadenza menatap lesu Raynar. Ia berdecak kesal, Cadenza sangat tidak paham dengan cowok didepannya ini. Satu tamparan saja bisa sepanjang ini masalahnya. Dan juga itu tidak sepenuhnya salahnya. Raynar lah yang membuat ia marah waktu itu.

RAYNAR ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang