5 : 2

24.4K 2.1K 248
                                    

Raynar menatap bingung Cadenza yang sedang duduk dibelakang rumah sendirian. Bukan hanya sekarang tapi sejak pagi dan saat sarapan gadis itu hanya diam saja tidak seperti biasanya ia seperti itu.

Raynar membungkukkan tubuhnya lalu memeluk Cadenza dari belakang."Kenapa, hmm?" Tanya Raynar dengan suara serak.

Gerakan tiba tiba yang dilakukan Raynar itu malah membuat Cadenza tersentak kaget dan refleks bangkit seolah-olah enggan untuk dipeluk seperti itu oleh Raynar."Kamu!" Cadenza menutup mata menetralkan nafasnya karena masih mengingat dengan kejadian semalam saat seseorang yang tidak ia kenal memeluk dirinya.

"Iya aku," jawab Raynar dengan tatapan bingung."Kamu pikir siapa?" Raynar menarik tangan Cadenza agar duduk kembali setelah itu ikut menyusul duduk.

"Kenapa sih, Kamu sakit?" Raynar menempelkan punggung tangannya dikening Cadenza."Azanya Anar, sakit?" Tanya seraya tersenyum namun tatapan bingung tidak berkurang sedikit pun saat Cadenza masih saja diam.

"Aku....... Lagi kangen ayah," bohong Cadenza. Ia sebenarnya sedang memikirkan masalah semalam. Gadis itu tidak mau membuat orang khawatir akan masalahnya termasuk Raynar. Maka dari itu ia harus menyimpan hal itu sendirian.

Raynar menghela nafas lalu berpindah posisi duduk menjadi dibawah Cadenza. Ia sedikit mendongak untuk menatap mata Cadenza dengan lekat."Apa yang harus lakuin agar kamu gak sedih lagi?"

Cadenza menggeleng lalu mengalihkan tatapannya kearah lain."Aku mau sendiri, Anar!" Ujar Cadenza bermaksud mengusir Raynar.

"Hei, lihat aku!" Raynar meraih dagu Cadenza mengarahkan pandangan gadis itu untuk menatapnya."Kamu mau nggak main ditanam itu sama aku?" Tanya Raynar. Ia akan mengajak Cadenza untuk bermain ditanam itu agar rasa sedih gadis itu tidak terasa lagi. Mungkin dengan cara ini Raynar akan berhasil menghibur pacarnya.

Cadenza mengangguk dan hal itu membuat senyuman manis Raynar menghiasi wajah cowok itu. Ia perlahan bangkit lalu menarik lembut tangan Cadenza kearah taman yang terletak percis disamping rumah Cadenza.

"Cantik gak, sayang?"

Cadenza langsung menoleh dan tertawa saat melihat dikuping Raynar terhias oleh bunga yang sengaja cowok itu letakkan. Raynar menaik turunkan alisnya sambil matanya ia picingkan.

"Anar! Kaya banci!" Celetuk Cadenza seraya terkekeh geli. Jawaban gadis itu berhasil melunturkan senyuman Raynar yang tadi senantiasa mengembang.

"Ih! Kok kaya banci sih!" Kesal Raynar lalu membuang bunga yang berada di daun telinganya itu. Lalu cowok itu menatap sinis Cadenza lalu pergi.

"Tunggu dulu, Anar!" Cadenza berhasil mencekal lengan Raynar."Anar nggak kaya banci deh."

Raynar membalikan badannya untuk menatap wajah Cadenza."Terus kaya siapapa?"

Cadenza menutup mulutnya menggunakan sebelah tangan."Kaya ji Soo blackpink! Unyuu!" Jawab Cadenza lalu tertawa ngakak. Hal itu berhasil membuat Raynar bertambah kesal saja.

Raynar menatap tajam Cadenza dan perlahan maju mendekati gadis itu. Ia tersenyum miring membuat bulu kuduk Cadenza merinding seketika."Mirip siapa tadi, hm?"

Cadenza tersenyum dengan wajah panik, gadis itu mundur disaat Raynar melangkah maju."Mirip, Ronaldo, ganteng banget Anarnya aku, keren lagi, pokonyo best deh!" jawab Cadenza was was.

Tangan Raynar ingin meraih tangan Cadenza tapi dengan cepat gadis itu mendorong keras dada Raynar hingga cowok itu kehilangan keseimbangan dan tergeletak diatas rerumputan.

"AZA!" teriak Raynar ingin bangkit tapi tiba tiba saja Cadenza malah menindih tubuh kekarnya.

"Maafin Azanya Anar ini. Emang suka nakal dia!" ujar Cadenza seraya cengengesan. Kedua tangan mungilnya ia tempelkan di atas rerumputan untuk menjadi penahan agar ia tidak sepenuhnya menindih tubuh kekar Raynar.

RAYNAR ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang