5 : 3

24.1K 2.1K 222
                                    

"WOI MATIIN ROKOK LO SEMUA, ENZA MENUJU KESINI!" teriak Daniel yang tengah berdiri di tengah-tengah pintu kantin kepada semua anggota Knights yang tengah merokok dikantin. Teriakannya itu membuat semua anggota geng yang berjumlah tiga puluh orang itu langsung mematikan rokok mereka lalu membuangnya ketempat sampah.

"Anjing! Gue baru dua hisapan lagi. Mubazir banget rokok gue!" Gerutu kesal Riski saat melihat Cadenza dan sahabat gadis itu memasuki kantin.

Setelah Cadenza menjadi wakil OSIS baru di SMA Harapan ini banyak sekali perubahan yang dilakukan para pemberontak sekolah atau bisa disebut para anggota geng yang diketuai oleh Raynar. Mereka yang biasanya telat datang kesekolah kini menjadi murid yang datang lima menit lebih awal. Mereka yang biasanya membuat kekacauan disetiap sudut sekolah kini kekacauan ini sudah tidak terdengar lagi. Dan hal yang paling belum bisa Cadenza rubah yaitu kasus merokok seperti ini.

Mereka memang tidak pernah terlihat oleh Cadenza  langsung saat mereka melalukan hal ini. Itu karna mereka selalu melakukan hal ini secara tersembunyi. Seperti saat ini kalau sudah ada Cadenza mereka akan menjadi siswa SMA harapan yang teladan.

"Bau asap rokok!" Ujar Cadenza penuh selidik setelah gadis itu duduk disamping Raynar."Pasti abis ngerokok lo semua 'kan!" Selidik Cadenza menatap satu persatu anggota geng Knights termasuk sang Ketua mereka.

Raynar menggeleng polos."Nggak, aku gak ngerokok." Pandangan Raynar terarah ke semua sahabatnya."Mereka yang ngerokok, sayang!" Adunya.

Semua orang langsung menghela nafas kasar. Apalagi saat melihat wajah ketua mereka saat ini. Kemana wajah singa yang biasanya cowok itu tunjukkan kepada semua orang. Lihat sekarang, ketua mereka itu seperti anak kucing yang sedang bersama induknya.

"Kalau aja gue berani, udah gue tampol tuh wajah si bos!" Sinis Ikhsan berbisik kepada Riski seraya menatap tajam Raynar yang saat ini sedang tersenyum bersama Cadenza.

"Gue juga. Bisa bisanya kita sekarang patuh sama OSIS. Padahal dulu jangankan patuh takut atau ngehormatin aja kagak!" Jawab Riski seraya mendengus kesal.

Ikhsan ikut ikutan mendengus kesal lalu tatapannya teralih kearah Raina yang dari tadi hanya diam saja dan Dimas yang didampinginya juga diam. Seketika keningnya mengerut menatap serius Raina.

"Udah hampir sebulan semenjak kita ke Bandung. Si Raina entah kenapa habis balik dari situ, kok jadi dingin gitu yah. Dimas juga," bisik Ikhsan.

Riski yang tadinya melihat kearah Cadenza dan Raynar pun beralih ke Raina."Lo gak tau. Si Raina kan---"

"LASTRI! CATAT SEMUA ORANG YANG TADI NGEROKOK!" teriak Cadenza memangil temannya sekaligus sekretaris OSIS baru.

Lastri yang dipanggil pun langsung berjalan menghampiri Cadenza dengan rasa takut. Bukan apa apa tapi Cadenza sungguh baik padanya karna temannya itu menarik dirinya untuk berurusan dengan kelompok orang orang yang ditakuti oleh semua orang di SMA ini.

"Lo catat nama semua orang yang ada disini!" Tegas Cadenza lalu menatap garang semua cowok itu."Awas aja lo macam-macam sama teman gue! Abis lo semua!" Ancam Cadenza seraya mengarahkan kepalan tangannya.

"Oke, Za," jawab Lastri seraya tersenyum kikuk pada semua cowok. Ia gugup sekali takut saat ini. Namun tugas yang sudah di amanahkan padanya harus ia jalankan.

"Galak banget sih! Gemes!" Seru Raynar mencubit pelan dagu Cadenza.

"Kalau aku gak galak berarti aku gak gemes, gitu?" Sewot Cadenza memicingkan matanya.

Raynar terkekeh geli melihat ekspresi Cadenza. Ia langsung menarik gadis itu kedalam pelukannya."Kamu mau ngapain pun tetap gemes, sayangnya Anar!"

RAYNAR ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang