4 : 8

29K 2.4K 398
                                    

Cadenza mengabaikan Raynar yang sedang melihat dirinya yang tengah berjalan terburu-buru karena ada urusan penting. Ia melihat tatapan bingung cowok itu yang tadinya duduk diatas motor kemudian turun lalu mengejar dirinya. Bukan maksud cuek atau apapun tapi Cadenza memang mempunyai urusan pengumuman yang ia harus tangani di Mading sekolah.

"PENYELAMAT KITA DATANG JUGA!" teriak semua teman sekelas Cadenza yang berdiri didepan Mading sekolah.

Cadenza menatap bengis satu persatu teman temannya lalu melihat namanya dan nama Jamal terpampang di Mading sebagai calon ketua dan wakil OSIS.

"Suek lo semua! Ngapain nama gue lo tulis!" Seru Cadenza mengeram kesal.

"Gimana nih, Za. Gue kagak mau jadi ketua OSIS!" Ujar Jamal khawatir. Cowok itu tadi yang memberitahukan informasi ini kepada Cadenza saat gadis itu baru saja turun dari mobil.

"Gue juga nggak mau, Mal! Gue aja susah diatur. Masa mau jadi OSIS yang kerjaannya ngatur orang!" Jawab Cadenza kesal seraya mengusap wajahnya.

"Lo semua kenapa sih nulis nama kita berdua? Yang lain kan ada!" Geram Jamal kepada semua temannya yang hanya menunjukkan wajah cengengesan.

"Lia itu pintar, kenapa nggak dia aja yang kita calonin!" Saran Cadenza yang tidak disetujui oleh semua temannya.

Dua hari lalu memang anggota OSIS telah memberi pengumuman tentang hal ini. Dan tanpa sepengetahuan Cadenza dan Jamal semua murid kelas XI IPA 3 sudah sepakat mencalonkan Jamal dan Cadenza sebagai calon ketua dan wakil OSIS. Padahal sebelum itu Cadenza sudah menunjuk Lia yang sebagai juara kelas untuk calon wakil OSIS dan ketuanya masih Cadenza cari. Saat itu semua temannya pura pura setuju saja.

"Udahlah, terima aja. Kakak lo anggota OSIS jadi bisalah itu!" Ujar Lia yang tersenyum senang kepada Cadenza. Akhirnya ia tidak punya beban lain. Dan tetap fokus mengejar juara umum sekolah.

"Apa lo kata! Kagak mau gue!" Tolak Cadenza tegas lalu menunjuk satu persatu teman temannya mengunakan jari tengah."Gue tandain muka lo satu satu. Lewat mana lo semua pulang!" Desisnya.

Melihat dan mendengar ancaman itu tentu saja mereka tidak takut. Apa coba yang ditakuti dengan gadis tengil pendek seperti Cadenza.

"Tenang aja kita gak coblos nama lo berdua. Lo berdua cuma kita calonin. Ini karena permintaan OSIS kalau nggak kita mana mau capek-capek nulis nama lo!" Ujar Farhan salah satu teman kelas Cadenza.

Cadenza mengigit giginya sangking geram dengan semua ini."Gue gak peduli!" Lalu membalikkan badan untuk melihat namanya di Mading."Gue mau hapus nama gue!" Tangan gadis itu mulai membuka kaca Mading dan hendak menyobek kertas yang tertera namanya. Namun teriakan seseorang berhasil menghentikan aksinya itu.

"ENZA!" teriak Caera. Semua orang menoleh kearah gadis itu yang berjalan kearah mereka.

Cadenza menghela nafas kasarnya memandangi langkah kakaknya yang makin mendekatinya. Tidak hanya sendiri, kedua sahabat gadis itu juga ikut berjalan beriringan dengannya.

Dari kejauhan Raynar dan para sahabatnya hanya bisa menyaksikan hal itu. Ingin sekali Raynar membatu pacarnya itu namun kedatangan Caera membuatnya mengurungkan niatnya itu. Raynar sangatlah tidak bersemangat kalau sudah berurusan dengan Caera dan para anggota OSIS lainnya.

"Gue gak mau jadi wakil OSIS, Ra!" Ujar Cadenza dengan nada merengek saat kakaknya sudah berdiri dihadapannya.

"Diam lo!" Sentak Caera menatap garang Cadenza. Lalu gadis itu beralih ke teman-teman Cadenza."Ketua dan wakilnya sudah?" Tanya Caera.

"SUDAH, KAK. KAMI SEPAKAT MENCALONKAN CADENZA DAN JAMAL!" teriak tegas dengan serentak semua orang itu. Cadenza menghentak kakinya lalu dengan gerakan cepat ingin merebut kertas tadi yang kini sudah ditangan Dina.

RAYNAR ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang