Cadenza mengadarkan pandangan dan berhenti kepada Raina dah dua sahabatnya yang berjalan menghampirinya. Cadenza pun yang tadinya duduk bersandar sambil menyaksikan Raynar dan para anggota futsal sedang latihan untuk turnamen yang akan diselenggarakan dua Minggu lagi.
"Hai." Cadenza melambaikan tangannya kepada Raina yang baru saja datang lalu duduk disampingnya diikuti oleh Ikhsan dah Dimas.
"Gimana tangan lo, udah ada perkembangan?" Tanya Raina seraya melihat dengan serius tangan kiri milik Cadenza yang masih diperban.
"Kata dokter tiga atau empat hari lagi baru dilepas perbannya," jawab Cadenza seraya melirik Raynar.
Mata Cadenza tidak berkedip disaat melihat Raynar berhenti sejenak ditengah lapangan dan cowok itu memyugarkan rambutnya yang basah dengan keringat. Hal itu membuat sesuatu dalam diri Cadenza bergejolak. Ia tertegun sampai Raynar melanjutkan kegiatannya.
"Kenapa?" Cadenza menoleh kearah Raina."Seksi yah?" Tanya Raina seraya tersenyum nakal. Ia tahu sedari tadi Cadenza terus menerus memperhatikan dengan tatapan tidak biasa kepada kembarnya itu.
Cadenza hanya bisa tersenyum menjawab pertanyaan yang diajukan Raina itu. Ia juga tidak mengerti mengapa pertanyaan Raina sesuai dengan apa yang ia lihat pada Raynar tadi.
"Lo lihat, Raynar." Tunjuk Ikhsan dan ketiga remaja itu pun mengikuti arah tunjuk cowok itu."Banyak yang suka sama dia, banyak yang tergila-gila, banyak yang mau dekat-dekat sama tuh orang. Tapi cuma lo, Za, yang dia mau," jelas Ikhsan membuat Cadenza terdiam dan dalam hatinya sangatlah membenarkan ucapan cowok itu.
"Adek gue itu, nggak pernah yang namanya dekat sama cewe. Bahkan dulu sering kita katain homo tuh orang. Tapi semenjak dekat sama lo. Dia udah berubah jadi bucin, cengeng lagi!" Balas Raina seraya menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan perubahan sikap Raynar yang ia lihat sendiri.
"Disaat lo koma, Raynar nyesal banget. Terus nyalahin dirinya sendiri. Bahkan dia nggak pernah nggak mikirin lo saat itu. Dia cinta banget sama lo, Za." Tambah Dimas yang mengingat bagaimana hancur sahabatnya itu disaat penyesalan hadir.
Mendengar semua hal itu Cadenza hanya bisa diam. Ia juga tidak mengerti bagaimana Raynar bisa sebegitunya mencintai dirinya. Seingatnya hanya ada perkelahian dan keributan disaat awal perkenalan mereka sampai tiba-tiba saja Raynar mencium dirinya dan mengklaim dirinya sebagai pacar cowok itu. tidak ada yang spesial dari pertemuan mereka diawal.
"Nar." Dimas melambaikan tangan untuk memberitahu keberadaan mereka kepada Raynar dan Riski yang baru selesai latihan futsal.
Senyum manja tidak dapat Raynar sembunyikan lagi disaat ia melihat kehadiran Cadenza ditengah tengah para sahabatnya itu. Dengan langkah penuh semangat ia menghampiri keempat remaja itu.
"Minum kak." Cadenza mengarahkan sebotol minuman ke Raynar yang sudah duduk disampingnya.
Dengan senang hati Raynar menerima sebotol minuman yang diberikan oleh Cadenza. Dimatanya sebotol minuman itu seperti berlian.
"Makasih," kata Raynar seraya membuka penutup botol lalu meminumnya.
Disaat Raynar meminum air itu, tatapan mata Cadenza tidak lepas dari wajah Raynar. Entah kenapa rambut yang basah dan pelipis yang bercucuran dengan keringat membuat cowok itu sangatlah seksi dimatanya. Apalagi saat pandangan Cadenza turun kearah jakun milik Raynar yang naik turun. Membuat Cadenza menelan salivanya dengan kasar.
Raynar menutup kembali minuman yang ia sudah habiskan setengah. Kemudian cowok itu menatap wajah Cadenza yang syok karna sudah tertangkap basah.
"Lo ngelihatinnya gitu banget. Wajah gue aneh?" Raynar mendekati wajahnya ke Cadenza. Ia heran saat melihat tatapan yang tidak biasa ia lihat dari gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYNAR ( Selesai )
Teen Fiction( FOLLOW SEBELUM MEMBACA ) JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMENYA. Tentang Raynar ketua geng Knights. Cowok anti penolakan. Apapun bisa ia dapatkan terutama para gadis gadis. Hanya karna ia tampan dan kaya. Temperamental adalah sikap buruk yang tidak pe...