0 : 3

51.2K 4.3K 57
                                    

"Gue mau ngomong sama dia." Cadenza menatap Dina dan fitri.

Mengerti maksud Cadenza kedua gadis itu pun pergi dari sana. Meninggalkan kedua kakak beradik itu.

"Lo bilang sekarang, apa yang lo mau ambil lagi dari gue?" Tanya Cadenza membuat Caera mengerutkan keningnya bingung.

"Maksud lo apa hah?" Tanya Caera sedikit marah.

Cadenza terkekeh tapi dalam keadaan hancur."Papa lo udah ngambil mama gue, sekarang lo yang ngambil pacar gue! Besok apa lagi hah. Bilang sama gue. JANGAN NGAMBILNYA SECARA DIAM DIAM! PENGECUT! LO SAMA AJA KAYA PAPA LO, CARA KALIAN MURAHAN!" Teriak Cadenza murka. Perasaannya sudah tidak karuan sekarang. Antara sakit, hancur, dan kecewa menjadi satu.

Plak!

"Jangan lo menghina papa gue, walaupun lo adek gue. Tapi kita cuma satu ibu. Jangan harap gue jadi kakak yang baik buat lo, dengan cara ngalah! Itu nggak akan pernah terjadi! Arik itu punya gue sekarang!" Balas Caera setelah menampar pipi kanan adiknya.

Suara tamparan itu menggema di lorong sekolah yang hampir sepi ini. Cadenza mengeram kesal lalu menatap nyalang Caera.

"Berani banget lo nampar gue, anjing!" Cadenza mendorong Caera hingga ia terjatuh.

"CADENZA!" Suara teriakan Arik dari ujung lorong mengalihkan perhatian kedua gadis itu.

Arik yang hanya separo melihat pertengkaran itu. Cowok itu hanya melihat Cadenza mendorong Caera maka dari itu ia marah bahkan sangat marah kepada Cadenza.Cowok itu memutuskan menghampiri kedua gadis itu.

"Apa apaan lo?" Arik membantu Caera untuk berdiri lalu menggegam tangan gadis itu didepan Cadenza.

"Udah gue bilang, gue nggak ada rasa lagi sama lo! Gue sekarang cintanya sama Caera. Lo terimalah semua ini. Cinta nggak bisa dipaksa."

Cadenza melihat kedua tangannya yang saling menggegam itu. Kemudian tersenyum dengan hati hancur. Gadis itu yang tidak sanggup lagi memilih pergi dari hadapan dua orang itu.

"CADENZA!" Teriak murka Arik yang marah karena Cadenza mengacuhkannya.

"Udah biarin dia!"

............

Raynar termenung didalam kelas sembari memikirkan gadis kurang ajar itu. Cowok itu tidak memperdulikan sang guru yang sedang mengajar di depan. Sesekali melirik kearah Caera. Mengeram kesal disaat mengingat kejadian memalukan itu.

Raynar sampai sampai tadi agak ragu masuk kedalam kelas karna malu dengan teman temannya. Ia mengira semua teman kelasnya akan mentertawakannya. Tapi ia salah reaksi teman temannya disaat ia masuk kedalam kelas tampak biasa saja. Raynar yakin mereka ingin sekali tertawa tapi karna dirinya ditakuti mereka memilih diam.

"Nar, Raynar?" Raina menyenggol lengan Raynar membuat cowok itu tersentak kaget.

"Apaan sih? Ganggu aja!" Jawab Raynar setengah kesal. Ia hendak menelungkup wajahnya di atas meja tapi mendengar suara guru membuat ia mengurungkan niat itu.

"RAYNAR! SILAHKAN KEDEPAN!" Teriak Wati guru yang paling galak di SMA harapan.

Raynar menghela nafas gusar lalu menoleh ke samping melihat Raina yang cekikikan. Cowok itu ingin sekali menjitak kepala kembarnya itu tapi terhalang oleh buk guru Wati yang ia juga takuti.

"Dipanggil tuh, Sono lo!" Kata Raina sembari tertawa cekikikan. Senang sekali rasanya saat melihat kembarannya ini mendapatkan penderitaan.

Raynar mengangkat dua jarinya membentuk sebuah kepalan kearah Raina. Raina sudah mundur karna takut diamuk cowok itu.

RAYNAR ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang