Cadenza memberhentikan langkahnya saat berada didepan kamar markas Knights. Gadis itu memicingkan matanya karna penasaran dengan suara percakapan dua orang didalam kamar itu. Ia menggigit bibir bawahnya lalu perlahan sedikit demi sedikit membuka pintu kamar itu berniat mengintip.
"Kalau kita udah lulus, langsung nikah yah?"
Cadenza terkekeh geli melihat betapa manjanya Raina duduk diatas meja dan Dimas berdiri dihadapan gadis itu. Tangan Raina dengan mesranya merangkul leher cowok itu. Tidak menyangka kalau sifat Raina yang galaknya mengalahkan ibu ibu kompleks bisa berubah menjadi manja seperti itu. Kemana Raina yang dijuluki sang singa betina itu.
"Iya, aku bakal lamar kamu. Kita menikah dan hidup bahagia," jawab Dimas mencapit gemas hidup Raina.
"Ina, gak perlu nunggu kamu kaya atau sukses dulu. Kita bakal nikah dan sukses sama sama." Raina menangkup wajah Dimas lalu perlahan mencium dagu cowok itu.
"Beraninya cuma di dagu!" Cibir Dimas. "Coba di atasnya!" Tantangnya.
Raina tersenyum lalu perlahan memajukan wajahnya. Bibir kedua orang itu hampir saja menempel kalau saja tidak ada suara seseorang yang menghentikan hal itu.
"Wowhhwww!"
Raina dan Dimas serentak menoleh kearah sumber suara. Dua orang itu melongo saat melihat Cadenza yang sudah berdiri didepan pintu. Wajah gadis itu menampilkan raut polos tapi entah kenapa malah wajah yang amat menyebalkan yang dilihat oleh kedua orang itu.
"ENZA!!!" Teriak Raina membuat Cadenza tersentak kaget.
"Keciduk! Lariiiii!!!" Tanpa menutup kembali pintu, Cadenza dengan jurus seribu bayangnya langsung tancap gas melarikan diri dari sana.
"Wah kurang ajar tuh anak!" Geram Raina seraya mendorong tubuh Dimas lalu turun dari meja dan berlari mengejar Cadenza."Dasar tengil!"
Aksi kejar-kejaran pun tidak dapat terhelakan lagi. Cadenza yang ketakutan mendengar jeritan ganas dari seorang Raina yang mengejarnya tanpa henti. Cadenza hanya bisa mengandalkan kaki agar bisa selalu menghindar Raina.
"ENZA, BERHENTI LO! KALAU KETANGKEP GUE SAMBEL LO! BERHENTI GUE BILANG!"
"GAK MAU!" Jawab Cadenza seraya mengacungkan jari tengahnya seraya berlari secepat yang ia mampu.
Melihat hal itu membuat emosi Raina benar benar sudah diujung tanduk. Apalagi saat melihat Cadenza yang sempat sempatnya berhenti lalu menggoyangkan pinggulnya bermaksud mengejek Raina.
"KAMPRET! SINI GAK LO!" Murka Raina mengejar Cadenza mengelilingi sofa.
"Gak, wleeee." Cadenza melet-melet.
Mata Raina memerah telinga gadis itu seperti mengeluarkan asap sangking tidak tahu lagi seberapa marahnya ia saat ini. Cadenza sudah menganggu waktu romantisnya dengan Dimas ditambah lagi dengan kelakuan gadis itu padanya. Ia bersumpah kalau Cadenza tertangkap maka malam ini adalah malam terakhir gadis itu.
"Nar! Tahan dia!" Titah Raina kepada Raynar yang baru saja keluar dari ruang gym dimarkas nya.
Melihat sebuah pertolongan Cadenza langsung memanfaatkan itu. Gadis itu dengan lihainya berlari lalu melompat ke pelukan cowok itu.
"Anarnya aku, HUAAAAA!" Serunya dan berhasil memeluk tubuh tegap Raynar.
"Kenapa nih?" Tanya Raynar panik sekaligus bingung apalagi saat tadi melihat aksi kejar-kejaran antara pacar dan kakaknya.
"Bagus! Siniin dia, Nar!" Raina ingin menarik tangan Cadenza tapi dengan cepat Cadenza menjauh seraya memeluk erat tubuh Raynar.
"Anarnya aku, tolong!" Ujar Cadenza dengan nada manja.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAYNAR ( Selesai )
Fiksi Remaja( FOLLOW SEBELUM MEMBACA ) JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMENYA. Tentang Raynar ketua geng Knights. Cowok anti penolakan. Apapun bisa ia dapatkan terutama para gadis gadis. Hanya karna ia tampan dan kaya. Temperamental adalah sikap buruk yang tidak pe...