Cadenza menunduk kebawah menahan mati matian emosi yang akan meledak dirinya. Bagaimana tidak emosi. Kedua orang tua Arik yang sudah tahu kesalahan anaknya tapi malah membela dan menyalahkan Cadenza yang pergi lima tahun yang lalu untuk tinggal bersama ayah dan neneknya dibandung.
Gadis itu duduk ditepi ranjang dengan meletakkan biola di pangkuannya. Ia sudah memainkan biola itu untuk meredamkan emosinya tadi. Tapi tetap saja emosi yang masih membara ini perlu di keluarkan.
"Cadenza, buka nak pintunya. Bunda mau ngomong." Liza mengetuk pintu hampir lima menit tapi sang anak enggan membukanya.
"Ck, ganggu aja!" Cadenza berjalan menuju pintu karna bosan mendengar ketukan pintu itu. Gadis itu mengalah dan membuka pintu kamarnya.
"Makan, ya nak, ini bunda bawain." Liza berjala masuk seraya membawa nampan berisi sepiring nasi dan segelas minuman.
"Enza, nggak laper!" jawab ketus gadis itu lalu kembali duduk ditepi ranjang.
"Kamu belum makan malam, nanti kamu sakit, Za. Makan yah," kata Liza lalu duduk disamping Cadenza sebelum itu ia meletakkan nampan tadi diatas meja.
"Gak, bunda! Aku gak laper," jawab Cadenza sedikit kesal dengan pemaksaan bundanya. Gadis berdiri lalu berjalan dan duduk diatas kursi.
"Kamu, bandel banget jadi anak. Bunda khawatir sama kamu. Disuruh makan doang! Susah amat!" Ujar Liza murka lalu mendekat Cadenza.
"Aku memang bandel, anak yang nggak diharapin! Beda sama anak bunda yang satu itu!" Sindir Cadenza. Yang ia maksud adalah Caera.
"Kalau ngomong itu lihat orangnya!" Liza dengan geram dan kasar menarik Cadenza agar berdiri dan melihatnya.
"Kamu sama kakak kamu itu sama dimata bunda. Nggak ada bunda beda bedain kalian. Jadi kamu jangan mikir kaya gitu." Liza mengelus kedua lengan atas Cadenza
"Aku tahu bunda, aku cuma numpang disini, jadi aku tahu diri." Cadenza menurunkan kasar tangan Liza.
Cadenza menatap sayu Liza. Hatinya hancur saat mendengar kata kata seorang ibu untuk anaknya dari mulut Liza. Gadis itu mengingat lima tahun lalu bagaimana hancurnya hati ayahnya saat mengetahui berita perselingkuhan antara istrinya dan sahabatnya sendiri. Terlebih lagi perselingkuhan itu sudah terjalin lama dan membuahkan hasil yaitu Caera.
Kevandra, ayah Cadenza yang seorang Jaksa yang terlalu sibuk dengan perkejaannya. Dan alasan itulah yang membuat Liza berselingkuh dengan sahabat suaminya. Kevandra dulu juga meragukan Cadenza sebagai anaknya saat mengetahui fakta bahwa anak pertamanya Caera bukanlah anak kandungnya. Tapi tes DNA menyelamatkan fakta bahwa Cadenza murni anak kandungnya.
Setelah kejadian itu Cadenza, ayah dan neneknya pindah ke Bandung meninggalkan Liza dan Caera. Sebenarnya bukan mereka yang meninggalkan tapi Liza dan Caera lah yang memilih pergi untuk hidup bersama Dirga sahabat ayah Cadenza sekaligus ayah kandung Caera.
"Kamu ngomong apa? Nggak! Jangan sampai kamu berfikir kaya gitu, jangan nak!" Liza menggapai tangan Cadenza tapi gadis itu dengan cepat menjauhkannya.
"Andai ayah nggak pergi ninggalin aku untuk selama lamanya. Pasti aku nggak akan hidup bersama orang orang munafik disini," ujar Cadenza lalu tertawa sumbang terdengar menyakitkan.
"Enza, bunda sayang kamu. Jangan ngomong kaya gitu lagi. Semua yang ada dirumah ini juga sayang sama kamu. Ayah Dirga, kak Caera." Liza berhasil menangkap tangan Cadenza lalu ia genggam.
"Sayang? Kalau sayang, kenapa dia malah lukain hati aku? Kenapa bunda. Apakah sikap kak Caera yang merebut cinta adeknya adalah sikap sayang seorang kakak ke adiknya?" Tanya Cadenza. Gadis itu tidak kuat lagi menahan tangisnya. Tangisan yang keluar dari mata gadis itu sangat lah deras.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYNAR ( Selesai )
Teen Fiction( FOLLOW SEBELUM MEMBACA ) JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMENYA. Tentang Raynar ketua geng Knights. Cowok anti penolakan. Apapun bisa ia dapatkan terutama para gadis gadis. Hanya karna ia tampan dan kaya. Temperamental adalah sikap buruk yang tidak pe...