0 : 6

45.6K 3.9K 52
                                    

Disinilah sekarang Cadenza, gadis malang yang hanya terdiam menatap sekumpulan orang orang yang membuat bulu kuduknya berdiri sepanjang waktu. Bagaimana tidak, disini hanya diisi segerombolan pemuda yang hanya merokok dan minum-minuman keras. Walaupun ada satu gadis diantara mereka tapi gadis itu tidak jauh beda dengan segerombolan orang orang ini.

Entah dimana sekarang dirinya. Rumah besar dengan hawa yang menyeramkan dinamakan markas Geng Knights. Apakah ini jadi malam terakhir baginya.

Cadenza ingin sekali melarikan diri dari tempat ini tapi sialnya pria yang menarik paksa dirinya tadi yang tidak lain yang tidak bukan adalah Raynar duduk disampingnya. Cadenza dihapit oleh Raynar dan sandaran sofa. Membuatnya tidak bisa kemana mana lagi.

"Gimana, takut?" Tanya Raynar mengejek Cadenza. Cowok itu menatap gadis sedang cemas karna dirinya itu dengan tatapan remeh.

"Gue mau pulang?" Jawab Cadenza sedikit kesal. Gadis itu meraih tangan kanan Raynar."Gue minta maaf karna gue udah nampar lo, maaf ya, maaf." Cadenza menggenggam tangan Raynar dengan kedua tangannya. Gadis itu menatap Raynar dengan tatapan memohon.

"Lepasin tangan gue!" Raynar menarik kasar tangannya."Berani banget lo nyentuh gue!"

"Gue harus apa kak, Biar lo lepasin gue? bunda gue pasti cemas sekarang. Ini udah malam. Gue mohon biarin gue pergi dari sini," ujar Cadenza dengan dada bergemuruh ketakutan. Semua orang saat menatap dirinya.

"Bodo amat! Ini hukuman buat lo karna udah beraninya nampar gue. Seumur hidup nggak pernah ada yang berani macem macem sama gue! Cuma lo doang, cewek tengil!" Jawab Raynar lalu menuangkan minuman keras itu kedalam gelas.

"Gue minta maaf, maaf, maaaaff banget sama lo karna hal itu. Tapi saat itu yang salah lo juga. Coba lo nggak dorong gue. Kan nggak akan gue tampar," balas Cadenza tidak mau kalah. Walaupun takut tapi sifat pantang kalah kalau adu bacot harus tetap ada dalam dirinya.

Perkataan Cadenza itu menyulut emosi Raynar. Cowok itu tidak segan segan menjambak rambut belakang Cadenza hingga membuat gadis meringis.

"Lo yang salah tapi lo nyalahin gue! Perlu gue minta semua orang disini ngegilir lo? Mau?" Tanya Raynar. Cadenza menggeleng cepat dengan mata ketakutan. Lalu Raynar melepaskan kasar jambakanya.

"Raynar udah keterlaluan! Kita nggak bisa diam gini!" Lirih Riski pada Ikhsan. Cowok itu melihat Cadenza prihatin. Mau menolong tapi nyalinya tidak Sebesar itu untuk menentang sang ketua.

"Gue diam aja nggak mau komentar, gak mau nyari masalah gue, dan sebaiknya lo juga gitu," jawab Ikhsan. Ia juga kasihan tapi rasa kasihannya tertutup oleh rasa takut dan hormat kepada Raynar.

Untuk Dimas dan Raina mereka memilih bungkam. Walaupun hati ini menolak keras perilaku Raynar. Ingin menolong Cadenza juga ada rasa dalam hati mereka. Tapi mereka sama dengan yang lain. Takut kepada amarah Raynar. Raynar itu orang yang sangat tempramental.

"Lo mau gue lepasin?" Tanya Raynar.

Sontak Cadenza girang mendengarnya. Gadis itu mangut mangut menatap Raynar.

"Tapi ada syaratnya," ujar Raynar.

Cadenza tampak berfikir sejenak. Syarat apapun akan ia lakukan asal keluar dari disini. Gadis itu mengangguk walaupun ragu.

"Minum ini." Raynar mengarahkan segelas minuman kedepan wajah Cadenza. Gadis itu refleks mendorong gelas itu hingga minuman itu sedikit tumpah.

"Sial! Kena celana gue anjing!" Umpat Raynar lalu meletakkan gelas itu diatas meja lalu mengambil tisu dan mengelap celananya yang basah.

"Gue gak mau minum! Gue maunya pulang" ujar Cadenza merengek. Gadis itu memukul mukul dada Raynar karna sudah frustasi dengan keadaan ini.

"Jauhin tangan lo bangsat!" Raynar mendorong Cadenza. Raynar sangat jijik dengan tingkah gadis seperti ini. Merengek dan minta dikasihani. Tapi Raynar bukan cowok pada umumnya yang akan kasihan pada gadis seperti itu.

RAYNAR ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang