1 : 9

37.4K 3.4K 94
                                    

Cadenza tersenyum manis menentang kresek penuh buah buahan dan tidak lupa martabak kacang kesukaan Arik seraya turun dari mobil. Pagi ini adalah pagi spesial bagi Cadenza, karna ia akan menjenguk Arik, cowok yang ia cintai yang tengah sakit. Tidak terlalu parah sakit yang dialami oleh cowok itu, tapi Cadenza tetap ngotot menjenguk Arik bersama sang bunda.

"Gimana kabarnya?" Tanya Tika mama Arik saat Cadenza mencium punggung tangannya.

"Alhamdulillah baik, mah," jawab Cadenza sembari melirik kearah tangga."Arik dikamar yah, mah?"

"Iya," jawab Tika lalu melirik kearah Liza."Mau ketemu, Arik?" Tanyanya tersenyum canggung.

"Boleh, mah? Enza, mau kasih ini ke dia." Cadenza memperlihatkan kantong kreseknya.

Tika masih melirik Liza, dan saat itu juga ia mendapati Liza mengangguk. Hal itu membuatnya tersenyum manis tidak canggung lagi kepada Cadenza. Ia kira masalah lalu sudah selesai semuanya.

"Boleh," jawab Tika. Cadenza yang mendengarnya langsung bergegas pergi. Gadis itu dengan langkah penuh kegirangan menaik satu persatu anak tangga.

Cadenza mengetuk tiga kali pintu kamar Arik sebelum ia masuk. Saat gadis itu melangkahkan kaki untuk masuk ia melihat Arik sedang bermain gitar di kursi belajarnya. Gadis itu tersenyum manis saat Arik menyadari kehadirannya.

"Minggu gini nggak ada kerajaan lain lo selain kesini!" Ujar Arik lalu meletakkan gitarnya dan duduk diatas ranjang.

"Gue emang nggak ada kerjaan,  Makanya gue kesini! Kenapa emang?" Tanya Cadenza ikut duduk diatas ranjang disamping Arik, meletakan kresek ditengah-tengah mereka.

"Yah nggak papa," jawab Arik melihat sekilas kresek didepannya."Gue cuma takut, Caera salah paham aja," lanjutnya.

"Salah paham gimana?" Tanya Cadenza kesal. Gadis itu hanya mendengar nama Caera saja ia sudah akan marah bagaimana kalau orangnya ada disini. Untung saja Caera tadi izin pergi pagi pagi untuk kerumah temannya.

"Dia pacar gue sekarang, dengan lo ada disini dikamar gue! Dia bisa salah paham, mikir yang nggak nggak entar, bisa aja dia sakit hati ngelihat kita kaya begini," jawab Arik.

Cadenza mengalihkan pandangannya kearah bawah kemudian tersenyum miring."Lo takut dia salah paham, takut sakit hati, tapi kenapa malah hati gue yang lo sakitin? lo selingkuh sama, Caera, kakak gue!" Cadenza menatap tajam Arik kemudian tatapan itu berganti sendu.

Arik menghela nafas kasarnya."Udahlah, Za. Jangan bahas itu lagi!"

"Kenapa nggak boleh dibahas?"

"Karna gue muak dengarnya, lo kayak anak kecil tahu nggak!"

"Kayak anak kecil?" Cadenza berdiri."Rik, hubungan kita itu nggak cuma tiga bulan atau setahun dua tahunan kaya orang orang. Hubungan kita terbentuk dari kita kecil! Lo mikir nggak?" Tanya Cadenza murka.

"Itu lo tahu hubungan kita dulu terbentuk saat kita kecil." Arik berdiri menatap tidak suka Cadenza."Kita dulu masih kecil, jangankan cinta kita aja dulu nggak ngerti apa yang kita janjiin saat itu!"

"Gue emang nggak ngerti, tapi gue ingat waktu itu, lo janji bakal nikahin gue hidup bahagia sama gue, selamanya!"

Arik mengacak rambutnya frustasi."AKHHH," teriaknya lalu menunjuk Cadenza."Gue ngucapin itu nggak sungguhaan, Za. Dulu gue nggak ngerti artinya cinta, tapi semenjak gue kenal, Caera gue ngerti, dan cinta gue itu adalah dia."

Cadenza menahan mati matian air matanya yang ingin tumpah saat itu juga. Ia tidak boleh lemah dimata Arik, atau siapapun. Gadis itu menatap nanar mata Arik mencoba mencari kebohongan dimata itu. Namun sialnya tidak ada kebohongan yang Cadenza cari sejak tadi.

RAYNAR ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang