"Masih ada orangnya, minta maaf sana!" Sindir Dimas pada Raynar saat cowok itu curi curi pandang kearah Cadenza yang sedang dipapah Caera untuk masuk kedalam mobil mereka. Sepertinya luka gadis itu cukup parah, tidak ada senyuman atau wajah tengil terlihat pada gadis itu lagi yang ada hanya ringisan.
Raynar berdalih pada Dimas lalu berdecih."Ngapain gue minta maaf. Dia yang salah, heh ingat ya seorang Raynar nggak akan pernah minta maaf sama siapapun. Terutama sama tuh cewek tengil!" Jawab Raynar tenang namun menusuk. Beginilah Raynar harga dirinya itu lebih tinggi dari pada apapun.
Dimas diam hanya menggelengkan kepalanya. Heran sekali pada sahabatnya itu. Padahal ia tadi sempat lihat wajah bersalah Raynar saat Cadenza digotong Julian ke UKS, Dimas yakin pasti Raynar sangat merasa bersalah dan ingin meminta maaf saat itu juga. Namun rupanya dia ego Raynar menolak semua itu.
"Benar kata Raynar," sahut Raina mengarahkan semua perhatian padanya."Yang salah tuh cewek. Kalau aja dia nggak numpahin kuah bakso ketangan Raynar, pasti nggak akan kejadian kayak tadi," tambah Raina.
"Lo tahu Cadenza itu nggak salah." Dimas berdecih."Tapi karna masalah lo sama kakaknya, jadi sungkan buat ngakuin itu."
"Lo kenapa sih?" Tanya Raynar menatap tidak suka Dimas."Lo suka sama dia? Dibelain mulu." Raynar turun dari motornya lalu mendekati Dimas.
Melihat gelagat Raynar yang sudah emosi berniat berkelahi dengan Dimas, Ikhsan ikut turun dari motornya lalu mendekati kedua sahabatnya itu.
"JANGAN SAMPAI KALIAN BERANTEM CUMA KARNA MASALAH CEWEK ITU YAH!" teriak Ikhsan marah. Karna Raynar sudah mencengkam kerah baju Dimas dan tangan cowok itu sudah terkepal ingin lepas kendali.
Teriakkan Ikhsan itu mengundang perhatian semua orang yang berada diparkiran. Bahkan sebagian orang yang ingin pulang langsung menghentikan niatnya, berdalih menyaksikan kejadian langkah menurut mereka. Ketua dan wakil geng Knights ingin berkelahi.
Dimas menatap sekilas Ikhsan yang masih emosi kemudian tersenyum miring."Jangan kaya anak kecil. Gue belain dia itu karna dia emang nggak salah. Bukan karna suka!" Dimas menatap sengit Raynar.
"Udahlah." Riski yang sudah berada disamping Raynar pun memegang tangan cowok itu yang mencengangkan kerah baju Dimas."Malu dilihatin anak anak. Kita ini satu geng, keluarga," ujar Riski menengahi.
"Lo diam!" Raynar menggeretakan giginya menatap tajam Riski. Spontan Riski menarik tangannya."Kita keluarga? Harusnya keluarga itu saling dukung. Bukan malah nyalahin dan mojokin!" Ujar Raynar pada Dimas.
"Itu gunanya keluarga, saling ngingetin kalau ada yang salah. Perbuatan lo keterlaluan sama adeknya Caera tadi!" Jawab Dimas.
"Nggak ada yang salah sama perbuatan gue tadi. Coba lo bilang apa salahnya gue marah." Raynar memperlihatkan tangan kanannya yang terluka karna siraman kuah bakso tadi.
"Karna ini doang lo marah. Bahkan anak kecil aja bisa tahu kalau tadi dia nggak sengaja. Kalau dia sengaja baru lo marah."
"Lo berlebihan belain dia, Mas," sahut Raina yang duduk santai diatas motornya."Dia aja yang lebay, didorong dikit jatoh," cibir Raina melihat mobil Caera melesat pergi.
Dimas terkekeh dengan wajah menatap prihatin kedua sahabatnya itu."Ingat kesombongan itu nggak ada gunanya kalau ditunjukin." Dimas menghempaskan kasar tangan Raynar dari kerah bajunya."Kalau lo ketua, kasih contoh sama kita. Tunjukin sikap bertanggung jawab seorang ketua itu ke para anggota lo!" Lanjut Dimas kemudian menaiki motornya melesat pergi dari perkarangan sekolah.
Raynar melihat Ikhsan dan Riski berganti."Kalau kalian ada pihak dia, silahkan."
"Gue selalu dukung lo, gue sahabat yang selalu ada buat sahabatnya. Gue juga berpendapat tindakan lo tadi normal kok," jawab Ikhsan. Senyuman kemenangan terbit dibibir Raynar saat mendengar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYNAR ( Selesai )
Teen Fiction( FOLLOW SEBELUM MEMBACA ) JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMENYA. Tentang Raynar ketua geng Knights. Cowok anti penolakan. Apapun bisa ia dapatkan terutama para gadis gadis. Hanya karna ia tampan dan kaya. Temperamental adalah sikap buruk yang tidak pe...