3 : 0

35.7K 2.9K 95
                                    

Cadenza berjalan lesu menuju parkiran. Saat perjalanan yang dilaluinya singkat itu banyak terdengar bisikan demi bisikan yang Cadenza dengar. Bisikan yang mengatakan bahwa dirinya telah dicampakkan oleh Raynar. Dirinya dan Raynar pacaran hanya karna Cadenza dijadikan ajang balas dendam atas permusuhan antara geng Raynar dan Caera dan teman temannya. Cadenza hanya dimanfaatkan saja. Semua orang tentu saja menyalahkan Cadenza karna ia terlalu bodoh.

"Pengen banget rasanya gue sambit mulut mereka satu-satu!" Gerutu Cadenza yang sudah capek mempelototi setiap ada orang yang membicarakannya.

Cadenza menghela nafas kasar menatap malas Caera dan Arik yang tiba-tiba saja berdiri dihadapannya. Cadenza memberhentikan langkahnya menatap sekitar perkarangan sekolah yang dipenuhi banyak sekali orang yang kini menonton dirinya.

"Lo di skorsing tiga hari!" Tegas Caera memberitahu.

"Oh," jawab Cadenza santai dengan wajah tengilnya."Terus?" Tanya Cadenza seolah penasaran.

"Lo bikin bunda malu tau nggak!" Geram Caera karna melihat wajah tengil adiknya itu. Padahal karna Cadenza bunda mereka sampai mohon mohon kepada pihak sekolah dan keluarga korban agar Cadenza tidak dikeluarkan dari sekolah.

"Terus?" Jawab Cadenza terkekeh geli.

"Enza!" Sentak Arik yang juga geram atas reaksi santai dan tengil gadis itu."Nggak ada yang lucu, ini masalah lo tapi yang repot semua orang!"

Cadenza menatap serius Arik tapi tatapan itu tergantikan dengan kebingungan."Itu lo tau masalah gue, tapi kok lo bedua yang repot? Masalah gue, yah masalah gue!"

Caera mencengkram erat lengan kiri Cadenza menatap tajam adiknya itu."Lo tau........ Gue nyesal punya adek kaya lo!" Ujar Caera dengan suara penuh penekanan.

Cadenza mendorong Caera untung saja Arik sigap menahan tubuh gadis itu kalau tidak mungkin saja Caera sudah terpental ketahan.

"Lo pikir gue mau punya kakak kaya lo?" Balas Cadenza."NGGAK! mending gue nggak lahir ke dunia ini dari pada punya kakak yang bisanya ngerebut kebahagiaan adeknya!" Mata Cadenza mulia berkaca kaca. Sebenarnya ia tidak mau mengatakan hal ini tapi ia tapi Caera lah yang memulainya.

"JANGAN SAMPAI LO, GUE TAMPAR, ENZA!" Teriak Caera murka. Gadis itu mencengkam tangan Cadenza yang satunya.

"Kiri atau kanan? Tinggal pilih!" Tantang Cadenza.

Mendengar hal itu Caera melepaskan cengkeramannya bersiap siap menampar adiknya itu. Namun Arik dengan cepat menahan dirinya.

"Jangan, Ra," cegah Arik."orang kaya gini kalau di lawanin mulu bisa gila kita!"

Cadenza tertawa singkat mendengar penuturan dari Arik itu. Ia menutup matanya sekejap menghela nafas. Lalu bersedekap dada.

"Ayo pergi," ujar Arik menarik tangan Caera untuk pergi dari hadapan Cadenza.

Cadenza mengambil batu kecil melayangkan batu itu dan berhasil mengenai kepala Arik.

"Wadau!" Cadenza menepuk keningnya menggerutui kebodohannya. Padahal ia tadi hanya mencoba mengetes saja apa lemparan itu berhasil atau tidak. Dengan jurus kombo Jutsu Naruto dan Sasuke, gadis itu melarikan diri dengan secepat kilat.

"Berhenti!" Seseorang membuat langkah Cadenza lagi lagi terhenti padahal lima langkah lagi pintu pagar segera ia terobos. Cadenza memutar tubuhnya dan melihat Raynar berdiri dengan bersandar di pintu mobil seseorang.

"Gue nggak mau diganggu hari ini!" Jawab Cadenza ingin pergi tapi ancaman yang dilontarkan oleh Raynar berhasil mengurungkan niatnya.

"Jangan sampai ancaman gue soal tiga hal yang pernah gue bilang bakal kejadian!" Ancam Raynar."Nurut kesini atau.......!"

RAYNAR ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang