1 : 0

43.6K 3.5K 86
                                    

Raina melepaskan dasinya lalu dengan sengaja membidik sebotol cairan tinta di meja Caera hingga cairan itu tumpah mengenai lembaran yang berisi nama nama yang Caera tulis dengan susah payah.

"Sorry, nggak sengaja gue," ujar Raina dengan wajah poltaknya. Poltak wajah polos tapi tidak berotak.

Caera yang tidak terima berdiri lalu menghampiri Raina yang duduk agak jauh darinya. Gadis itu kesal setengah mati dengan Raina yang ia yakini sengaja melakukan kesalahan ini dengan sengaja.

"Maksud lo apa hah? Gue gak ada ganggu lo sama sekali! Mau cari ribut lo?" Caera berkacak pinggang menaikan dagunya menantang Raina.

"Gue udah minta maaf." Raina berdiri."Kenapa lo malah nyolot. Ayo kalau mau ribut!" Kata Raina menggulung lengan bajunya lalu mengikat rambut panjangnya bersiap untuk baku hantam.

Caera yang merasa tertantang juga ikutan menggulung lengan bajunya dan mengikat rambutnya. Gadis itu hendak mendorong Raina tapi kalau cepat dengan Raina yang mendorongnya hingga ia terhuyung kebelakang.

"Gimana? Mau sekarang?" Tanya Raina yang sudah berkobar kobar.

Dina dan Fitri yang melihat itu memutuskan untuk menghampiri kedua gadis itu. Rasa khawatir juga ada pada Raynar saat melihat kakaknya sepertinya ingin dikeroyok. Tapi ia memilih diam karna itu urusan perempuan.

"Ada masalah, Ra?" Tanya Dina yang sudah berada disamping Caera. Gadis itu menatap Raina dengan sengit. Raina dan Dina adalah lawan sebanding karna mereka sama sama memiliki ilmu bela diri.

"Wah, ngajak teman lo? Pengecut?" Hina Raina membuat emosi Caera langsung mendidih. Dina yang tadinya berdiri didepannya langsung ia tarik dan ia langsung maju mendekati Raina.

"Apa? Pengecut! Lo yang pengecut, sialan!" Balas Caera mendorong Raina.

"Sialan! Berani BANGET LO!" Teriak Raina lalu menjambak rambut Caera.

Caera yang tidak mau kalah balik menjambak Raina. Seperti adegan di Film film saat para gadis bertengkar adegan Jambak menjambak tidak dapat terhelakan lagi.

"Jangan ada yang ikut campur!" Peringat Caera saat Dina dan Fitri ingin membantu Caera.

"Udah, Din. Kita nonton aja yah?" Kata Fitri lalu duduk agak jauh dua gadis yang saling menjambak itu.

Dina melihat sekeliling dan semua mata sudah menjadikan Caera dan Raina objek pas untuk mereka lihat. Saling menyoraki nama yang mereka anggap menang nanti. Kelas Free sangat mendukung kegiatan kedua gadis itu untuk menuntaskan dendam yang selama ini mereka pendam.

"Udah, Ra. Udah woi!" Dina yang tidak menarik tubuh Caera tapi jambakan Raina yang sangat kuat membuat Caera berteriak kesakitan.

"AKHHH, LEPASIN GUE! LO DIAM AJA!" Seru Caera mendorong Dina tapi dengan tidak sengajanya Caera malah menampar wajah Dina.

"Anjir! KENAPA LO MALAH JADI MUKUL GUE?" Teriak Dina menjauhi Pertengkaran.

"Gimana, Din? Enak?" Tanya Fitri yang terkekeh geli melihat sahabatnya itu mengusap wajahnya yang memerah karna ulah sahabatnya yang satunya.

"Mata lo enak!" Sentak Dina menggeplak kening Fitri kemudian duduk disamping gadis itu.

Melihat pertengkaran makin tidak terkendali Arik dan Raynar mendekat memisahkan kedua gadis itu.

"Udah, Ra. Lepasin dia." Arik memeluk Caera dari belakang lalu mengangkatnya menjauh dari Raina.

"LEPASIN GUE! GUE BELUM PUAS SEBELUM NIH CEWEK HANCUR!" Teriak Raina meronta dalam pelukan Raynar.

RAYNAR ( Selesai )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang