"Bisa ayah ngomong sekarang!" Titah Cadenza yang agak kesal karena hampir satu jam dia dan ayahnya hanya diam duduk di atas kursi di tepi kolam renang. Ayahnya mengatakan ada hal penting yang harus mereka bahas.
Kevandra memainkan jari jemarinya karna sangat gugup saat ini."Ayah.... Ayah... Mau nikah lagi!" Ia langsung menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangan karna rasa malu datang menghampirinya.
"Serius?" Cadenza syok mendengar hal itu."Ayah gak bercanda 'kan?"
Kevandra menggeleng lalu melihat putrinya dari sebalik jarinya."Enza, gak setuju? Gak suka?"
Wajah syok Cadenza langsung berubah ceria, ia tersenyum karna mendengar suara ayahnya yang terdengar sedih."Enza... Setuju, senang malahan."
Kevandra langsung menurunkan kedua tangannya lalu menatap putrinya girang."Beneran? Enza gak marah kalau ayah nikah?"
Cadenza mengangguk seraya tersenyum. Mana mungkin ia marah melihat wajah dan senyuman ayahnya ini. Ayah juga berhak mendapatkan pasangan baru yang diinginkannya.
"Siapa calonya, yah?" Tanya Cadenza.
Dengan gerakan malu-malu Kevandra berkata."Janda yang rumahnya didamping pos satpam kompleks," ujarnya.
Cadenza membulatkan matanya syok, apakah ayahnya tidak tahu kalau wanita yang dimaksud oleh ayahnya itu sudah menikah seminggu yang lalu disaat ayahnya menemui client diluar kota. Melihat wajah Kevandra yang masih saja bahagia membuat Cadenza merasa tidak enak untuk mengatakan kebenaran yang sebenarnya.
"Boleh kan anak ayah?" Tanya Kevandra memastikan sekaligus bingung dengan diamnya Cadenza.
"Itu ayah..... Janda yang ayah maksud itu... Udah nikah seminggu yang lalu," ungkap Cadenza membuat Kevandra terdiam dah perlahan wajannya menunjukkan raut wajah kecewa.
Kevandra menggeser kursinya mendekat pada Cadenza. Kemudian ia memeluk lengan putrinya itu."Enza.... Bilangin sama jandanya suruh cerai... Ayah maunya nikah sama dia... Bilangin," rengek Kevandra seraya menarik narik tangan Cadenza.
"Ayah! Jangan kaya anak kecil!" Ujar Cadenza yang risih menarik pelan tangannya."Cari yang lain. Dia udah dimiliki orang."
"Nggak mau! Maunya sama dia!" Rengek Kevandra lagi seraya bangkit untuk berdiri."Kamu gak sayang lagi sama ayah semenjak ada si Curut itu!" Ujarnya dengan wajah dan nada tidak suka lalu berlalu pergi.
"Jangan ngatain menantu sendiri ayah!" Tegur Cadenza karna ayahnya itu sering sekali memangil Raynar dengan sebutan itu.
"Gak peduli!" Sentak Kevandra disela sela langkahnya."Ayah mau cari anak baru lagi yang gak punya suami dan yang terpenting sayang sama ayah!" Lanjutnya dengan nada merajuk.
Cadenza menggelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan sikap ayahnya akhir-akhir ini. Umur nya bertambah tua tapi sifatnya malah seperti anak kecil saja dan itu makin hari makin jadi.
Cadenza memilih untuk pergi kedalam kamar menemui suaminya yang sedang menunggunya saat ini. Saat baru membuka pintu ia melihat Raynar sedang berada diatas ranjang dan suaminya itu sedang fokus dengan laptopnya.
Cadenza berjalan menuju ranjang lalu mendaratkan bokongnya tepat disamping suaminya itu. Matanya melirik kearah layar laptop.
"Udah malam masih aja kerja, tidur Anar." Cadenza memegang paha Raynar dengan mata yang fokus kearah layar laptop.
Raynar tersentak dengan sentuhan yang dilakukan istrinya itu. Ia yang awalnya fokus menatap laptop langsung menoleh kearah paha yang disentuh Cadenza saat ini. Ia menyeringai lalu dengan sekali sentakan menarik tangan itu sehingga tubuh Cadenza kini berada dalam pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAYNAR ( Selesai )
Teen Fiction( FOLLOW SEBELUM MEMBACA ) JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMENYA. Tentang Raynar ketua geng Knights. Cowok anti penolakan. Apapun bisa ia dapatkan terutama para gadis gadis. Hanya karna ia tampan dan kaya. Temperamental adalah sikap buruk yang tidak pe...