"Lo yakin nggak bakal ketauan bapak lo?" Kairan yang malam ini sudah berada di kamar sepupunya, kembali memastikan pada gadis itu bahwa uang jajannya satu bulan ke depan, tidak akan menjadi korban.
"Iyaaa." Sena masih fokus pada riasan wajahnya di depan cermin, sudah rapi dengan baju pesta biasa agar tidak menimbulkan curiga. "Tenang aja si, kalo nanti ketauan, gue yang tanggung jawab," ungkapnya.
"Beneran ya." Sesekali Kairan yang masih berdiri di pintu balkon, melongok ke bawah untuk memastikan tidak ada orang di sana. Baru kali ini memang dia membantu sepupunya kabur dari rumah, biasanya pemuda itu tidak akan mau meski Sena membujuknya. "Demi apa coba gue ini," keluhnya.
Mendengar hal itu Sena tertawa. "Nanti malem lo tidur di sini, tutupin semua badan lo, jadi kalo papi gue nengok ke dalem, dikiranya gue lagi tidur."
"Nggak, nggak," tolak Kairan dengan menggelengkan kepala. "Percobaan bunuh diri," imbuhnya ngeri. Pemuda itu masuk lebih dalam menghampiri Sena yang masih sibuk dengan dandanannya. "Pokoknya kalo terjadi apa-apa, jangan bawa-bawa gue ya," tegasnya.
Sena menurunkan spons bedak di tangannya dari pipi, lalu menoleh pada sepupunya. "Nggak bakal ketauan kalo lo nggak ngomong."
"Gue cuma bantuin lo keluar dari pintu lewat rumah gue, selebihnya gue nggak mau tau."
"Iya ah, bawel banget si." Sena tersenyum di depan cermin, sudah siap untuk berangkat, dia juga sudah menghubungi Julian yang katanya sedang di perjalanan. Pria blasteran anak sahabat sang papi itu, adalah orang yang paling setia mengantarkan dirinya kemana-mana.
"Ada abang gue di kamar, kalo dia nanya gimana?" Kairan yang bersandar pada meja rias, ikut berpikir bagaimana menghindari pertanyaan abangnya.
Arka, abangnya pernah mendapat omelan dari Om Justin saat membiarkan Sena pergi. Sejak saat itu dia tidak mau berurusan lagi.
"Bilang aja gue mau ke kamar lo." Sena memberi saran, pagar balkon tempat mereka melompat memang langsung menghadap pada pintu kaca kamar Arka, mau tidak mau mereka harus melewatinya.
"Lo rapi begini bakal ketauan lah mau pergi. Kecuali lo pake baju tidur."
"Kok lo nggak ngomong dari tadi."
Kairan berdecak, lalu mengikuti Sena yang melangkah ke pintu balkon dengan tidak peduli. "Lo yakin bakal berhasil, gue takut ketauan." Pemuda itu memastikan lagi.
Sena menghela napas, lalu menoleh pada sepupunya yang terlihat khawatir. "Mencoba memang tidak menjamin akan berhasil, tapi diam sudah dipastikan gagal," ucapnya.
Kairan reflek menoyor kepala gadis itu. "Salah server quotes lo," ucapnya mencela.
"Itu quotes bokap gue."
Keduanya lalu tertawa, Sena memukul lengan Kairan dan menyuruhnya untuk berjalan di depan. "Nggak usah takut, kalo uang jajan lo disita, hidup lo gue jamin kalo perlu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Bodyguard (Lengkap)
RomanceAnsel Bagaskara terpaksa harus menyelinap ke sebuah rumah besar pengusaha ternama, untuk mencari dokumen penting rahasia perusahaannya. Rencana yang sudah ia susun begitu rapi nyatanya tidak berjalan mulus seperti yang ia kira. Satu kesalahan membua...