Setelah acara akad berjalan dengan lancar pagi tadi, malam ini pesta pernikahan Ansel dan Sena, dikhususkan untuk undangan anak muda teman-teman keduanya.
Pemandu acara sibuk mengatur kuis berhadiah menarik, yang tidak bisa dilewatkan oleh mereka. Kairan menjadi salah satu yang beruntung mendapat ponsel baru dari sepupunya.
"Di belakang pokoknya gue minta lagi hadiah lo." Sena melontarkan ancaman saat Kairan dengan pongah memamerkan hadiah yang didapatnya.
Kairan tertawa. "Nggak sia-sia gue ngirit uang jajan buat kondangan," candanya.
"Masa gue dapet gayung doang." Gema, teman kuliah mereka mengadukan apa yang dia dapat.
"Gue dong dapet kipas angin." Bara teman yang lain ikut menanggapi.
"Lah mayan ya," sambut Kairan.
"Iya, kipas tangan tapi," ralat Bara. Yang kemudian mendapat surakan dari teman-temannya.
"Eh Julian dapet motor tau." Sena mengadukan keberuntungan teman bulenya itu pada mereka.
"Lah serius?" Kairan tidak percaya.
"Gue pinta ah." Gema langsung berlari mencari teman mereka.
"Tungguin woy!"
Melihat teman-temannya yang beranjak pergi, Sena tertawa. Lalu mendapat cubitan di pipi dari suaminya.
"Iseng banget sih istri aku."
"Biarin. Biar Julian bingung diserbu sama mereka." Dengan puas, Sena membayangkan apa yang akan mereka lakukan pada pria itu.
Ansel mengulas senyum, lalu melingkarkan lengannya pada pinggang Sena. Di pelaminan yang luas itu, hanya ada mereka berdua. Hampir seluruh tamu undangan turun ke arena untuk melakukan game menarik.
"Kenapa?" Sena yang merasakan itu kemudian menoleh.
"Kamu jadi pusat perhatian di sini, aku nggak suka."
Pengakuan itu membuat Sena tertawa. "Ya ini kan pesta kita wajar lah kalo kita jadi pusat perhatian."
"Ya tapi aku nggak suka kalo mereka ngeliatin kamu."
Sena yang kembali tertawa lalu mengusap pipi suaminya. "Abis kuis ada acara dansa, mau ikutan nggak?"
"Nggak bisa."
"Aku ajarin."
Kairan setengah berlari menghampiri sepupunya, membuat perhatian mereka teralihkan. Ansel melepaskan rangkulan pada perempuan itu.
"Sen, acara dansa abis ini nggak bisa dilewatin aja?"
"Lah, kenapa?"
"Gue nggak punya pasangan."
***
Selesai acara, Ansel membawa istrinya pulang ke apartemen. Ranjang pengantin mereka ternyata sudah disulap bak kamar hotel bintang lima. Lengkap dengan hiasan bunga-bunga juga wewangian yang memenuhi seluruh ruangan. Kamar mandi mereka juga tidak kalah mewah dengan kelopak mawar yang tersebar di lantainya.
"Ini pasti kerjaan mama." Ansel tertawa geli melihat kamarnya yang berbeda, tentu saja wanita itu menyuruh orang untuk melakukannya.
"Mama kamu di mana?"
"Paling dia ngajak suster buat nginep di tempat lain." Ansel memberikan dugaan, dia memang memberikan satu pekerja wanita untuk memenuhi kebutuhan sang mama. Dan mereka cukup dekat setelah sering bersama.
Sena masih takjub dengan kamar tidur mereka yang begitu cantik, hingga lingkaran pada pinggang juga ciuman di lehernya itu membuat dia sedikit terlonjak.
"Kenapa?" Ansel sedikit tertawa. "Kok kaget? Kamu gugup?"
Sena menyentuh rangkulan lengan pria itu di perutnya, sedikit menghindar saat Ansel kembali mencondongkan kepala. "Aku mandi dulu yah, lengket banget."
Mau tidak mau Ansel melepaskan rangkulannya. "Aku mandi di kamar mama aja."
"Ok."
.
Ansel tengah memainkan ponselnya di atas ranjang, saat Sena keluar kamar mandi dengan hanya mengenakan jubah handuk yang menutupi tubuh polosnya.
Di tangan perempuan itu, dua lingerie berbeda warna pemberian sang mami ia bawa. Sena bingung harus mengenakan yang mana.
Di tengah kebimbangan itu Ansel mendongak, pria itu melemparkan tatapan penuh minat yang membuat hati Sena menghangat.
"Aku nggak tau kamu lebih suka warna merah atau item?"
Bukan menjawab, Ansel menyuruh Sena mendekat, lalu menarik lengan perempuan itu hingga terjatuh ke pangkuannya.
"Nggak usah dipake, nggak apa-apa," bisik Ansel. Terlalu dekat dengan telinga hingga Sena sedikit mengernyit.
"Terus?"
"Ya nggak usah pake baju."
Sena tahu, saat ini pasti wajahnya sudah memerah karena begitu gugup. Sena tidak berbohong dengan keadaannya, tapi entah kenapa dia belum siap melihat wajah kecewa dari suaminya.
"Kenapa?" Ansel bertanya setelah merebahkan tubuh sang istri di atas ranjang mereka. Munhkin pria itu bingung melihat Sena yang ketakutan raut wajahnya. "Kamu nggak siap?"
"Nggak kok, nggak apa-apa." Sena menggeleng. Dia siap untuk ini, tapi entah kenapa saat suaminya akan menindih, dia malah menahan dadanya.
"Aku–," Sena bingung harus berkata apa.
Ansel mengusap peluh di kening Sena, tatapannya terlihat iba. "Kamu takut? Sampe keringetan gini?"
"Mungkin air bekas aku mandi." Sena menjelaskan.
"Bukan." Ansel menatap wajah istrinya dalam, di tengah hasrat yang mengabut di kedua bolamatanya itu, ada perasaan prihatin yang tersirat di dalamnya. "Tubuh kamu sedikit mengigil."
"Aku kedinginan, habis mandi."
Ansel menggeleng, meraih jemari istrinya kemudian ia cium. "Ini aku, bukan orang jahat yang pernah nyentuh kamu lebih dulu, kamu harus bedain itu."
Sena merasa kepalanya begitu berat, tiba-tiba saja kedua matanya menghangat, dia menangis. "Aku nggak apa-apa kok."
"Kita bisa mulai besok, atau kapanpun saat kamu siap. Tidak perlu dipaksakan, Sena. Pelan-pelan saja."
"Nggak." Sena menahan lengan suminya saat pria itu hendak beranjak, dia lalu melucuti kancing piama pria itu dan menariknya untuk didekap, dengan kuat Sena memejamkan matanya. "Nggak apa-apa, sekarang aja," pintanya.
"Kamu yakin?"
Sena melapaskan dekapan mereka, kemudian mengangguk, degup jantung yang semakin kuat membuat napasnya putus-putus. Tapi dia tidak ingin berhenti dan menyerah dengan ketakutannya sendiri. Dia tidak boleh kalah dengan perasaan trauma yang akan mengecewakan suaminya."
"Iya, sentuh aku sekarang aja."
***
Author: Udah cukup belum bonus chaptetnya?
Netizen: Belum thoooor.
Author: Udah cukup segitu aja laah kan mereka udah bahagiaaa.
Netizen: Mau lagi pokoknya munculin keluarga kanjeng mami bapperware anti baper, munculin semua.
Author: 😒😒😒Kalo kalian mau, bantu aku dulu boleh lah ya, aku bikin cerita tentang Kairan di K B M A p p. Kalo bisa minta subscribenya ya, masih gratis kok. Aku ikutin lomba di sana doain ya moga Kairan beruntung wkwkwk.
Buat yang mau aja inimah kalo gamau yagausah ngegas gapapa wkwkwk.
Jan ditungguin ya, kalo sempet aku tambain lagi bonusnya. Jan lupa bantu Kairan di kbm app
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Bodyguard (Lengkap)
RomanceAnsel Bagaskara terpaksa harus menyelinap ke sebuah rumah besar pengusaha ternama, untuk mencari dokumen penting rahasia perusahaannya. Rencana yang sudah ia susun begitu rapi nyatanya tidak berjalan mulus seperti yang ia kira. Satu kesalahan membua...