28

3.1K 625 138
                                    

"Kalo lo penasaran, sini biar gue praktekin aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalo lo penasaran, sini biar gue praktekin aja."

Ansel berdecak sebal menanggapi kalimat gadis itu. Tentu saja Sena juga tidak benar-benar melakukannya, setelah tertawa dia kembali fokus pada rambut sang mama yang sudah terlihat rapi dan tinggal diikat saja.

"Beres. Tante cantik banget deh," ucap Sena dengan menyentuh kedua bahu wanita di hadapannya. Mencondongkan tubuhnya untuk melihat respon wanita itu yang justru diam saja. Tapi tentu Sena tidak merasa kecewa.

"Terimakasih." Ansel yang mengucapkannya.

Sena menoleh, kemudian tersenyum. "Sama-sama. Eh nyokap lo namanya siapa?"

"Annanta. Panggil saja Anna."

Sena mengangguk, lalu memiringkan kembali kepalanya pada wanita bernama Anna yang duduk di kursi roda. "Hay Tante Anna, aku Sena," ucap gadis itu mengenalkan dirinya.

Ansel sediki tertawa, melihat kedekatan itu dia merasa bahagia. Kini dia menambahkan satu lagi dafta nama perempuan yang ia masukkan ke dalam hatinya, selain Saci juga sang mama.

"Kalo boleh tau, nyokap lo kenapa?"

Ansel mengenang kembali kebersamaanya dengan wanita itu. "Mama itu tipe perempuan yang sering menyimpan masalahnya sendiri," ucapnya sembari menatap wajah wanita cantik yang ia panggil mama.

Pria itu bercerita bahwa beberapa tahun yang lalu mamanya dinyatakan depresi, sampai saat ini pun dia sering mengurung diri.

"Nggak mungkin nggak diobatin kan?"

"Papa yang memegang kendali penuh atas hal itu. Saya bisa apa? Bahkan saat mama saya sedang membutuhkan seseorang di sampingnya, saya malah tidak ada."

"Kemana?"

Ansel mengalihkan pandangannya dari sang mama, ke arah Sena yang tampak penasaran dengan kelanjutan ceritanya. Pria itu lalu berkata bahwa dia diperintahkan oleh sang papa berkuliah di luar negri.

"Dan ujung-ujungnya cuma jadi kepala gudang?" Sena tertawa sinis mengucapkan kalimat itu.

Ansel tentu terkejut. "Bagaimana Nona bisa tau?"

"Abang lo yang cerita."

"Pembahasan kalian sejauh itu?"

"Gue nanya aja sama dia kerjaan dia di kantor apa, terus sekalian juga nanya kakaknya sama lo juga."

"Ooh." Ansel mengalihkan pandangannya lagi, dia tentu merasa malu. Sena jadi tahu keluarganya ternyata sekejam itu.

"Mendingan juga lo ikut kerja sama bokap gue aja," ucap Sena.

Ansel terkejut lagi. "Nona tau tentang tawaran itu?"

"Ah?" Sena tampak kelabakan, dia lalu menggeleng. "Nggak sih, eh iya tau. Papi yang bilang," ralatnya.

Fake Bodyguard (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang