21

3.7K 633 73
                                    

"Karena lo adalah satu-satunya manusia yang berhasil ngajarin gue, bahwa nggak semua keindahan di bumi ini bisa gue miliki," ucap Sena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Karena lo adalah satu-satunya manusia yang berhasil ngajarin gue, bahwa nggak semua keindahan di bumi ini bisa gue miliki," ucap Sena. Tanpa dia pungkiri, terlahir dari keluarga kaya raya membuat dia bisa membeli apa saja jika menginginkannya. Dan Askara adalah salah satu keindahan yang tidak bisa ia tukar dengan uangnya.

Om Alvin asisten khusus sang papi menemukan bukti bahwa dia memang putra Bagaskara. Dugaan sementara kenapa Dwitama menyembunyikan keberadaannya, mungkin untuk membuat rencana. Dan salah satunya adalah masuk ke rumah Justin dan menjadi seorang mata-mata.

Sang papi tentu sudah mewanti-wanti agar Sena tidak menaruh hati, pada pria yang sampai saat ini masih berstatus sebagai pengawalnya.

Sena merasa hal itu teramat lucu, dia dipinta untuk melepaskan sesuatu, yang bahkan belum sempat ia genggam di tangannya. Semenyakitkan itu.

"Maksudnya?" Entah benar tidak mengerti atau hanya berpura-pura, Ansel bertanya dengan menunjukan kebingungan di raut wajahnya.

Sena mengibaskan sebelah tangan. "Lupain aja," ucapnya kemudian melangkah pergi dari sana.

"Nona Lasena Maura." Dengan lengkap, Ansel memanggil nama anak majikannya.

Sena yang menghentikan langkah kemudian berbalik. Kedua bola mata pria itu tampak menyiratkan apa yang akan terjadi di antara mereka, Sena tahu Ansel akan pergi meninggalkannya. "Kenapa?"

"Terimakasih sudah diizinkan menjadi pengawal Nona."

"Jangan panggil gue Nona, panggil aja Sena. Gue tau kok lo siapa."

Meski pernyataan itu tidak membuat Ansel terkejut, dia terdiam. Tentu saja Ansel sudah menyangka bahwa sang nona sudah tahu semuanya, yang tidak habis pikir kenapa mereka tidak menghakiminya.

"Maaf." Ansel menyesal, meski dia mendapat kabar baik bahwa sang papa telah memenangkan proyek yang diinginkannya. Dia benar-benar merasa gagal. "Maafkan saya," ulangnya.

Sena bingung harus berkata apa, papinya tidak pernah mengajarkan dirinya untuk marah dalam menghadapai setiap masalah. Selama ini Sena tidak pernah menerapkannya, tapi pada Ansel entah kenapa dia begitu lemah.

"Kalo lo mau kasih gue alasan, silahkan." Sena memberikan kesempatan jika Ansel ingin meluruskan semuanya. Tapi pria itu justru diam saja.

Ansel bingung harus melontarkan alasan apa, dia jelas-jelas bersalah. Dan perbuatannya sungguh sangat merugikan keluara Sena. Selain diam saja dan meminta maaf untuk ke sekian kalinya, dia harus apa?

"Yaudah kalo lo emang nggak bisa kasih alasan apa-apa, tugas lo udah selesai kan. Lo boleh pergi." Sena mengalihkan pandangannya ke arah manapun, entah kenapa dia justru merasa sedih dengan perpisahan ini.

Ansel menatap gelang pemberian gadis itu yang melingkar di pergelangan tangannya. Dia sungguh sangat merasa bersalah tentu saja.

"Apa Nona membenci saya?" Ansel bertanya.

Fake Bodyguard (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang