PART 28

1K 59 1
                                    


*Cekkllkek....

"Dari mana saja kamu?!", langkah alinka terhenti ia menatap semua orang yang ada diruang tamu. Matanya jatuh pada dea yang masih menggunakan seragam dengan acak acakan, dan juga sesekali gadis itu terisak.

"Aku habis nganter temen buat nyariin kado untuk adiknya yah",

"Ooh sekarang kamu pandai berbohong ya alinka", bima mengangguk anggukkan kepalanya.

"Alinka kalau kamu benci sama mama, kamu gak harus bully dra disekolah nak, dea gak salah apa apa mama yang-".

"Tunggu maksud tante feby apa ya? Bully dea maksudnya apa?",

"Kamu gak usah ngelak alinka, saya tau kamu tidak suka dengan mereka, kamu sudah membuat ibu kandungmu meninggal apa sekarang kamu juga akan melenyapkan orang yang sangat saya sayangi lagi hah?!".
 
"Ayah masih ngira aku bunuh bunda? Yah apa yang seorang bayi yang baru lahir lakukan terhadap ibunya sampe dia meninggal? Apa bayi itu bisa berjalan sendiri lalu menikam ibu kandungnya? Apa yang ayah fikirkan? apa ayah tida berfikir kalau seorang bayi juga membutuhkan kasih sayang orangtuanya, asi ibunya dan kasih sayang keluarganya?", bima terdiam dengan ucapan alinka.

"Lo pikir aja sendiri! Kalau lo dulu gak lahir bunda pasti masih sama gue sialan!!", alinka memejamkan matanya ketika teriakan zalvin menusuk gendang telinganya.

"Kamu lihat apa sudah kamu perbuat dengan anak saya dea? lihat penampilannya! dia bilang sendiri kalau kamu ngurung dia digudang alinka kalai saja zalvin tidak ada disana entah apa yang akan terjadi dengan dea!",

"Aku gak pernah sama sekali menyentuh dea seujung kuku pun ayah, segitu gak percayanya ayah sama aku? ayah lebih percaya orang itu daripada aku yah?".

"Itu karena kamu tidak akan pernah mendapatkan kepercayaan secuilpun dari saya, setelah kamu lahir pun kamu tetap saja membawa kesialan bagi saya alinka!!". Alinka menatap dea dengan sengit,

"Dea sekarang apa buktinya kalau aku bully kamu, dan ngurung kamu digudang?". Dea gelagapan sendiri saat kini semua mata memandanginya,

"A aku..hikss..",

*pplaakk

"Drama kamu kurang pro dea, ayok cepat tunjukkin buktinya kalau aku yang ngurung kamu digudang?!!", bima menarik lengan alinka dengan kasar.

*Gpllaakk..

*Brruughh. .

Bima menampar alinka sampai ia terjatuh, alinka tersenyum miris.

"Seharusnya dari dulu saya sudah membunuh kamu alinka seharusnya-",

"LALU KENAPA AYAH NGGAK BUNUH AKU AJA SEKALIAN YAH?! Aku capek, aku capek terus terusan disiksa disalahkan atas apa yang tidak aku lakukan, bahkan aku tidak pernah melihat wajah bunda, kalian ngga ngebiarin aku walau lihat fotonya bunda, aku capek yah kenapa gak sekalian aja kalian bunuh aku? AYOK BUNUH AKU AYAH, KAK ZALVIN, KAK REVAN BUNUH AKUU SEKARANG JUGAA!!!", Mereka kecuali feby dan dea tertegun. Baru kali ini alinka berteriak dan menampilkan wajah lemahnya, hati zalvin sedikit tersentil dengan ucapan alinka.

Alinka menatap mereka satu persatu, tatapanya berhenti pada bima.

"Ayah aku gak pernah sekali pun mendapatkan pelukan ayah atau bunda atau kakak kakak aku sendiri, aku selalu diam saat kalian siksa aku, aku diam saat hiikss saat kalian melakukan apapun sama aku..",

"Ayah apa gak ada rasa sedikit aja kasih sayang buat inka? Kak zalvin? Kak revan? Ayah malah lebih percaya dan sayang dengan orang yang baru saja masuk kekeluarga kita, sebelumnya kalian masih ada jeda kalau mau nyiksa aku tapi semenjak gadis itu datang kalian sering nyiksa alinka, bahkan tiada hari tanpa memar ditubuh inka yahh hiiikss",

"kenapa? kenapa kalian diam? aku benarkan?". Zalvin dan revan memalingkan muka saat mata mereka bertubrukkan dengan mata alinka,

"Hiikss.. Aku harus gimana supaya kalian sayang sama aku?", alinka memegang kepalanya yang terasa pusing, pandangannya mengabur sebelum kegelapan merenggutnya, ia mendengar suara deon.

"ALINKAA!!",

                    ***

Deon membawa alinka kerumah sakit terdekat, darah terus mengucur dari hidung gadis itu.

"Inka kakak mohon, kamu harus bertahan sayang jangan tinggalin kak deon, kita baru aja mau mulai kayak kakak adik pada umumnya in". Deon terus mengucapkan kata kata seperti itu, air matanya bahkan menetes membasahi wajah alinka.

"tolong tunggu disini pak," ucap perawat itu.

Deon menyandarkan badannya ditembok, ia mengusap wajahnya dengan kasar.

"aaarrgghh.. gue gak becus jagain adek gue sendiri, bunda maafin deon bun, deon bener bener merasa bersalah".

Setelah 20 menit pemeriksaan, akhirnya seorang dokter pun keluar dari pintu ugd.

*Cekkllekk..

"Dokter bagaimana keadaan adik saya dok? dia baik baik aja kan?". Dokter itu terdiam, ia menatap deon dengan sendu.

"Adik anda baik baik saja dia.. hanya kelelahan, dan dehidrasi saja". Ucapnya membuat deon bernafas lega,
"Terimakasih ya dok, kalau gitu saya bisa jenguk adik saya kan dok?", dokter itu mengangguk tersenyum.

*Cekllkek

Deon duduk disisi brankar, ia mengusap surai coklat milik alinka.

"Maafin kak deon in, kak deon gak tepat waktu". Deon menidurkan kepalanya diranjang alinka, ia mengenggam tangan alinka yang tidak di infus.

"Ka kak ddeon", deon mendongak matanya berbinar melihat alinkanya sadar.

"iya sayang, ini kak deon. Kamu mau apa hm?",

"A air kak", deon segera mengambil segelas air yang disediakan diatas nakas, ia meminumkannya pada alinka dengan hati hati.

"Makasih kak", deon mengangguk.

"Inka maafin kak-",

"Shhtt.. Kak deon ngga salah, stop nyalahin diri kak deon sendiri kak". Ucap alinka, ia meletakkan jari telunjuknya dibibir deon.

"Tapi kak deon ngetasa bersalah banget in, kak deon-".

"Sudah kaakk.. Inka ngga papa kok, ini buktinya inka baik baik aja loh inka ngga ngerasa sakit apapun kok kak". Deon menatap alinka dengan sendu,

"gimana selama ini kamu hidup in? kamu selalu pura pura tegar padahal hati kamu terluka, lihat alinka ini kakak kamu deon mulai sekarang, kamu boleh nangis didepan kakak, kamu boleh curhat apa aja tentang keseharian kamu, kehidupan kamu, kakak pengen kamu terus bahagia inka kakak sayang sama kamu". Ucap deon, ia memeluk alinka dengan sayang.

"makasih kak, udah mau sayang sama inka. Inka sayang kak deon", deon semakin mengeratkan pelukan mereka.

"udah sekarang udah malem, kamu tidur ya". Ucap deon ia melepaskan pelukkannya, deon mengusap sisa air mata dipipi adiknya.

"iya kak, kak deon juga harus istirahat pasti kak deon juga capek kan pulang kerja, kak deon pulang aja biar inka sendirian disini". Deon menggeleng

"ngga inka, kak deon tidur dikursi ini aja".

"tapi kak nanti badan kak deon sakit karena tidurnya gak nyaman kak deon sini aja sama inka".

"ngga alinka, kakak kuat kok. Udah tidur kamu, biar cepat sembuh hm". Alinka menghela nafas pelan,

"yaudah kalau gitu," deon mengusap usap rambut alinka sampai sang empu tertidur lelap.

"Makasih udah bertahan alinka, kak deon sayang inka".

*Cup..

Deon mengecup sayang kening alinka, ia melipatkan tangannya diatas ranjang lalu tidur.


😭😭😭mas deon 😭 gws alinka... Maaf ya kalau nggak ngefeel dan banyak typonya...

ALINKA (END) {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang