Part 37

1K 58 1
                                    

back setelah 5 hari ngga update guys, gimana kabar kalian? Semoga selalu sehat sehat Aamiin...

Siap siap buat ketemu sagalinka,

{Play: Memories maroon 5}

~happy reading~

Saga memandangi foto dua anak kecil berusia lima tahunan itu dengan senyum yang terpatri, saga mengusap wajah gadis kecil didalam foto itu dengan seksama.

Senyumnya mirip dengan alinka, rupanya sekilas mirip lilanya.

'Yaampun apa yang gue fikirin sih, ngapa tiba tiba ngarah sama alinka coba?' ucapnya dalam hati.

Saga bangkit dari rebahannya, ia menghela nafas kasar.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam, kira kira alinka sedang apa ya? Pikirnya.

"Arrggghh sialan kenapa alinka mulu sih?!", teriaknya. Saga mengacak rambutnya gusar.

*Ceklek..

"Bang ada apa?", saga dengan cepat menoleh pada ibunya itu.

"eh enggak ada apa apa kok bun",

"terus tadi kenapa teriak teriak gitu?",

"umm anu itu saga lagi kepikiran tugas iya hehe... Iya tugas saga numpuk bun jadi saga pusing". Ghavia bundanya berdecak.

"Kirain ada apa, yaudah bunda ke kamar dulu kamu tidur jangan kemaleman ya". Saga mengangguk.

"Iya bun selamat malem",

"malem juga", saga menghela nafas lega saat ghavia sudah menutup pintunya.

Saga berdiri ia mengayunkan kakinya menuju almarinya, ia membuka lemari coklat itu pelan.

Saga memutar kunci laci lemari itu,

*tekk...

Saga menatap sebuah gelang hitam dengan ukiran nama lilanya gaga, "La kira kira kamu sekarang kayak apa ya?". Ucap saga terkekeh, ia mengusap gelang itu dengan lembut lalu menciumnya.

Sementara itu dirumah sakit, alinka menatap deon lekat. Ia tersenyum, rasanya seperti mimpi kalau salah satu kakaknya mulai menyayanginya.

"Terimakasih ya Allah udah kabulin do'a inka", bisiknya. Tak berselang lama kantut menyerangnya, alinka tertidur.

****

- Seorang gadis kecil tengah melamun memerhatikan teman sebayanya bermain bersama teman temannya, gadis kecil itu menghela nafas untuk yang kesekian kalinya.

"Hei kenapa kamu bengong gitu?", gadis kecil itu tersentak kaget. Saat seorang anak laki laki mendudukkan dirinya dikursi yang ia duduki, gadis kecil itu mengusap dadanya terkejut

"Ish gaga ngagetin tau!", anak laki laki itu tertawa geli melihat ekspresi gadis kecil yang cemberut, terlihat sangat lucu.

"Hehe iya deh maafin ya", gadis kecil itu berdehem kecil.

"Lila pengen belajal naik sepeda gaga, kayak meleka". Tunjuknya pada anak anak yang sedang bermain sepeda,

"Yaudah tinggal belajal aja kali", bibir gadis kecil itu mencebik kesal.

"Ck ajalin lila lah! Ayah sama kakak lila ga mau ajalin lila, meleka selalu sibuk sendili, lila aja maennya sendili telus kalau bukan sama kamu", gadis yang dipanggil lila itu menunduk sedih sambil memilin jarinya.

"Yaudah kalau gitu, gaga bakal ajalin lila". Ucap anak laki laki itu yang bernama gaga, seketika senyum lebar terbit dibibir lila.

"Benelan gaga mau ajalin lila naik sepeda?", gaga mengangguk semangat.

"Tapi ada satu syalatnya", kening lila berkerut.

"apa?",

"lila jangan sedih lagi ya, kan sekalangkan ada gaga. Lila ga boleh sedih lagi hm", ucapnya sambil menyodorkan jari kelingking kecilnya.

Lila menautkan kelingkingnya dengan kelingking gaga, mereka tersenyum manis menampilkan deretan gigi susunya.

"Ayok aku kesini kebetulan banget bawa sepedanya", mata gadis kecil itu berbinar.

"Waahh sepedanya gaga bagus banget",

"Iya ini hadiah ulang tahun aku dari bunda", balasnya.

Gaga menarik tangan lila untuk menaiki sepeda pendeknya, dengan hati hati ia membantu lila menjaga keseimbangannya.

"Nah kamu tinggal kayuh sepedanya, aku bakal pegangin kamu kok". Lila mengangguk semangat, ia mulai mengayuh sepeda dengan gerakan kakunya.

"pelan pelan aja lila, jangan terburu buru".

"Iyaa gaga", gaga terus membimbing lila agar ia tak jatuh, sampai lama kelamaan lila dapat menjaga keseimbangannya tanpa bantuan gaga.

"YEAYYY.. GAGA LILA BISA MAIN SEPEDA!!", teriaknya dengan bahagia. Gaga tersenyum lebar menatap gadis kecil itu bahagia dan tersenyum lepas.

"Awas hati hati ya lila!", teriak gaga.

saat sedang dengan asiknya lila mengayuh sepeda itu, gaga tak sengaja melihat sebuah batu berukuran sedang didepan yang akan dilewati lila.

"LILA AWAS ADA BATU DIDEPAN, BELOK KIRI LILA!!", teriaknya namun sepertinya lila tak mendengarnya karena jarak mereka cukup jauh.

Gaga dengan khawatir berlari untuk menghentikan lila, tapi ia terlambat.

Lila sudah jatuh dari sepedanya, gaga langsung bergegas menghampirinya.

"Huaaa... hikss.. Hikss bu bunda.. Kaki lila sakit banget hikss.." gadis kecil itu menangis sambil memeluk lututnya yang berdarah.

"Yaampun lila lutut kamu berdarah!",

"hikss gaga lutut aku perih hikss hikss... huaaa..",

"eh shtt shtt cup cup jangan nangis ya, ayok naik kegendongan aku". Lila mengusap air matanya,

"eng enggak hikss ak aku belat, nanti punggung kamu sakit hikss".

"ngga kok, kan gaga kuat udah ayok naik sini kita kelumah aku buat obatin luka kamu". Lila dengan ragu menaiki punggung gaga,

"gaga lila belatkan?", ucapnya saat gaga sudah berdiri dengan ia digendongnya.

"Shh.. Ngga kok, kamu malahan lingan banget lila". Lila tak menjawab,

"te telus i itu hikss sepeda kamu gimana?",

"nanti diambil sama satpamnya ayah",

"memang nanti-",

"udah lila mending diem dulu, biar gaga fokus jalannya". Lila mencebikkan bibirnya, namun tak ayal ia juga menurut._

"Hikss.. Gaga.. Gaga.. Hiks.. Gaga sakit hiks..", saga tertegun dengan ucapan alinka. Ia mengigau nama gaga? Apa ia tak salah dengar?

"Hikss gaga, gaga hikss li lila ttakut hikss", tubuh saga membeku.

"Lila...", bisiknya. Saga segera menepuk nepuk pipi alinka guna untuk menyadarkannya.

"Hey hey bangun, alinka bangun!". Alinka masih tak bergeming dengan terus mengigau nama gaga dan lila.

"Alinka bangun, alinka!". Seketika mata alinka terbuka dengan penuh air mata, ia langsung menatap saga yang juga menatapnya.

"Sa saga ddari kapan kamu disini?", saga tak menjawab. Ia memeluk alinka erat seolah takut ia pergi.

Alinka membeku, kenapa saga memeluknya?.

"Lo lila? Jadi lo yang gue cari cari selama ini lilanya gaga", tubuh alinka menegang, saga bisa merasakannya.

"Ka kamu, nggak mungkin kamu pasti boongan lagi pula-",

"Gue denger lo ngigau sebut nama gaga sama lila sambil nangis alinka, dan gue gak mungkin salahkan kalau lo itu... Lilanya gaga?". Ucap saga sambil melepaskan pelukkannya, sekali lagi alinka tertegun.

Saga adalah gaga? Teman masa kecilnya?

Maaf ya readers kalau ceritanya ngga ngefeel 🙏💜




ALINKA (END) {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang