Part 62

1.5K 50 0
                                    

Haiiii....





Pagi ini kedua teman alinka, saga, dinar dan juga deon sedang berada dibandara mereka melihat mobil yang membawa alinka naik kedalam pesawat.

"Gue bakal rindu sama lo al", ucap fina.

"Gak ada yang bisa kita bego begoin lagi lo gak ada mah lin", ucap maya.

Saga diam menatap bagaimana brankar alinka masuk kedalam jet pribadi deon, hingga pintu itu tertutup rapat.

Ia tak bisa berucap apa apa lagi, belahan jiwanya akan pergi entah kapan ia kembali.
Baru saja ia merasakan hidupnya dipenuhi warna pelangi, namun sekarang abu abu samar itu harus hinggap lagi dihidupnya.

"Saga lo pasti kuat, alinka akan sembuh dengan cara ini lo harus yakin do'ain aja semoga alinka bisa balik dengan selamet kesini". Saga menatap deon logikanya menuntut untuk jangan menangis, namun kini matanya telah berkaca kaca.

*Haapp...

Saga memeluk deon.

"Tolong kasih penjagaan ketat disana buat alinka, jangan biarin dia terluka lagi jangan biarin dia merasa kesepian jangan biarin dia sakit lagi dan jangan biarin dia lupa sama gue", deon tersenyum tipis.

"Gue bakal lakuin apa yang lo katakan ga, asal lo semua juga harus jaga diri baik baik disini gue bakal kasih kabar seandainya kondisi alinka membaik", saga melepas peluknya.

"Kak titip alinka yah, jagain dia". Ucap fina, deon mengangguk.

"Jangan biarin alinka juga lupa sama kita berdua ya kak", ucap maya dengan mata sembabnya.

"Iya udah ya, gue mau berangkat dulu jamnya udah mepet kalian jaga diri baik baik disini". Deon menatap dinar yang juga menatapnya dengan mata berkaca kaca.

"Din jaga diri lo baik baik ya, gue gak tahu bakal balik kapan tapi yang pasti akan menjadi kejutan buat kalian semua". Dinar tersenyum geli.

"Iyaaa lo juga yon, jangan lupa buat alinka bahagia jangan sampai hari hari dia dipenuhi kesepian sama tangis lagi". Deon mengangguk patuh.

"Itu pasti, udah ah jangan mewek lo kelihatan jelek loh". Dinar terkekeh.

"Paansih lo, udah sana pergi". Ucapnya mendorong deon, deon terkekeh pelan.

'gue bakal terus sayang dan cinta sama lo din, maaf gue belum siap untuk ungkapin perasaan gue sama lo' batin deon.

'deon seandainya lo tahu gue cinta sama lo' batin dinar.

Deon ditemani dua bodyguard yang membawa kopernya itu mulai melangkah menjauh, hingga tak terlihat lagi.

Jet pribadi itu lepas landas dilangit, terbang jauh tinggi hingga tertelan awan putih.

"ALINKA! KAK DEON!", semua orang menoleh kebelakang.

"Mau ngapain lo kesini?", semprot maya.

"Gue mau ketemu alinka, dimana dia?". Fina tertawa sinis.

"Buat apa lo ketemu sahabat gue? Mau nyakitin dia lagi? Iya?!",

"Percuma lo gak bakal bisa ketemu lagi sama alinka revan", ucap saga.

Ya suara itu revan, laki laki itu datang dengan kaki yang pincang dan kini tangannya sudah tidak digips lagi, hanya kepala dan sikunya kini yang diperban.

"Maksud lo apa?!",

"Alinka udah pergi", sahut dinar.

"Ma maksud kak dinar apa? Alinka pergi kemana? Kak dinar jawab revan kak!", dinar tersenyum miring.

"Kalau gue kasih tahu apa lo bakal susul alinka?", revan mengangguk.

"Iya gue bakal susul dia, gue mau ketemu sama dia gue mau minta maaf sama alinka".

"Ter-lam-bat",

"Alinka gak bakal balik lagi kesini, puas kan lo?! Itu yang lo mau sejak dulu, alinka gak ada dihidup lo, dan selamat ucapan lo terkabul". Ucap maya, revan menggelengkan kepalanya.

"Nggak! Gak mungkin alinka pergi! Dia gak mungkin ninggalin keluarga dia sendiri-",

"Tentu aja bisa, alinka udah capek sama keluarga yang selalu menyiksanya". Ucap saga dengan menekankan setiap katanya, seketika air mata revan luntur begitu saja.

"Gak! Gue mau ketemu alinka, pasti kalian sembunyiin dia dari gue kan iya hah?!".

"terserah lo van, kita udah ngasih clue sama lo ayok guys kita pergi". Ucap dinar yang diikuti saga, dan fina maya.

Revan terduduk diatas lantai, kaki yang sakit pun tak ia rasakan. Hatinya lebih perih, tidak hati alinka yang pasti sudah sangat sakit.

Ia menyesal, sungguh.

Bahkan ia kemari karena lagi lagi bodyguard yang menjaganya memberitahukan hal ini padanya, kini tinggal penyesalan yang hinggap dihatinya.

***

Bima sudah siap dengan setelan kemeja dan celana kain panjangnya, ditangannya sudah ada bunga matahari kesukaan alinka. Ia memutuskan untuk pergi menemuinya, namun suara pintu terbuka kasar melunturkan senyumnya.

"Revan?! Buka pintu busa pelan tidak hah?!", revan menatap bima datar.

"Ada apa yah?", ucap zalvin yang baru turun dari tangga.

"Ayah mau kemana? Pakek bawa bunga segala? Oh ayah mau ke tante feby itu ya? Ayah-",

"Ayah mau ketemu sama alinka, ayah mau minta maaf sama dia ayah ingin memulai semuanya dengan lembaran baru, kita akan bersama sama lagi dengan alinka". Ucapnya dengan senyum yang terpatri, revan tertawa hambar.

"Percuma yah, alinka udah pergi dari kita"

"Maksud lo-",

"Untuk selama lamanya", lanjut revan.

*Degg....

*Brukk. .

Bunga matahari itu jatuh kelantai, hingga membuat beberapa kelopaknya terlepas.

"Maksud kamu apa revan?! Jangan mengada ada!",

"Revan bener yah, alinka gak bakal temuin kita lagi dia udah pergi jauh". Ucapan revan membuat dua orang beda usia itu salah paham, wajah mereka pucat pasi.

"GAK MUNGKIN ALINKA MENINGGAL REVAN, LO PASTI BOONG KAN?!". Zalvin menarik kerah baju revan, revan tak melawan ia diam.

"Alinka gak meninggal kak", zalvin melonggarkan cengkramannya pada baju revan.

"Terus maksud kamu apa alinka-",

"DIA PERGI SAMA KAK DEON! PUAS KALIAN?! ALINKA PERGI DAN DIA GAK AKAN KEMBALI LAGI KESINI!!!", revan jatuh terduduk dengan wajah yang ia tutupi.

"GAK, GAK MUNGKIN KAK DEON BAWA ALINKA PERGI!".

"Revan kamu jangan berbohong",

"Revan gak boong yah, alinka udah sakit dia udah gak kuat sama kita, kita selalu menyiksa dia mengurung dia, menghina dia hati alinka pasti sakit yah, apalagi kita adalah keluarga kandungnya". Air mata revan luluh, begitu juga zalvin dan bima.

"INI SEMUA GARA GARA TANTE FEBY SAMA DHEA! AWAS AJA KALIAN GUE GAK AKAN KASIH AMPUN SAMA LO BERDUA AAARRGHHH!!!!", zalvin mengamuk ia memecahkan guci didekatnya dan memukul televisi diruang tamu.

Tangannya bercucuran darah, bima termangu ia yang salah disini, ia egois.
Lihatlah sekarang keluarganya hancur, sungguh ia telah menanam dan apa yang ia tanam inilah hasilnya.







Gimana noh udah dikasih nyesek si revan zalpin ama om bima, nyesel aja pas diakhir wuuhhh....

Gimana nih guys alinka pergi 😂😂😂

ALINKA (END) {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang