ALINKA (END) {REVISI}

Part 50

Haii maaf udah buat nunggu lama kalian hehe... 

Apa kabar?

*Happy reanding!

Sebuah mobil hitam terparkir rapi diparkiran sekolah, semua menjerit histeris ketika tahu kalau mobil itu adalah milik saga.

'Anjir pangeran gue datang'

'Pangeran kodok iya kali ah'

'Calon masdep gue ganteng bener dah jadi makin lope lope sama ayang saga'

'jantung gue rasanya mau copot maakkk'

'gila yah si saga makin hari bukannya makin jelek malah makin kasep aja herman gue emaknya ngidam apa pas hamil saga'

Bibir saga berkedut mendengar ucapan seorang cowok yang tak jauh darinya itu, dia itu si yana cowok belasteran bandung, jakarta.

"Ekhem", saga berdehem pelan untuk menormalkan ekspresinya, datar.

Sebelum ke kelasnya saga mampir ke kelas alinka, dilihatnya sudah banyak siswa siswi yang ada dikelas termasuk teman teman alinka yang berdua itu.

Saga mengerutkan dahinya ketika tak mendapati seseorang, yang ingin dia temui.

"Woy saga!", maya dan fina langsung menghampiri saga.

"Lo pasti nyariin alinka kan?", ucap fina.

"Ya iyalah fin, emang si saga mau gitu capek capek ke kelas sini kalau bukan karena sahabat kita si alinka". Kekeh maya, fina ikut tertawa.

"Ck dimana dia?",

"Alinka gak masuk", ucap maya.

"Gak masuk maksudnya gak sekolah gitu?", fina dan maya mengangguk kompak.

"Kenapa?",

"Tadi kakaknya kesini nitipin surat ke gue, katanya sih alinka izin tapi gak tahu kemana". Jawab maya.

"Oh", fina membulatkan matanya.

"Oh doang gitu?!", saga menaikkan sebelah alisnya.

"Ya terus?",

"Ck bukannya kaget kek atau apa kek biar lebih kelihatan perhatian sama sahabat sekaligus pacar pura puranya elo sa", saga memalingkan mukanya.

"Gue duluan", ucapnya tanpa menjawab ucapan fina.

Fina berdecak kesal, lalu mengajak maya untuk masuk kembali ke kelas.

Didalam kelas saga terus memikirkan bagaimana keadaan alinka sekarang, apa dia benar izin atas nama keperluan atau ada sesuatu yang tidak ia ketahui, pikirnya.

"Aaarghh!!!",

*Bruujjjhhkk...

Semua mata menatap ke arah saga yang menendang mejanya, saga terdiam ia tidak terkendali.

"Saga ada apa?", tanya guru yang sedang mengajar.

"Maaf bu tadi kaki saya kesandung", guru itu mengangguk lalu melanjutkan tulisannya dipapan bor.

"Psshh... Lo kenapa sag?",bisik rangga.

"Gak papa", jawabnya.

"Ini pasti ada apa apanya, soalnya cewek gue kalau ditanya kenapa itu jawabnya suka kayak gitu, tapi pas gue acuhin malah marah dan bilang gue gak peka". Ucap fathan, saga mendelik tak suka.

"Terus maksud lo itu lo sama samain gue gitu sama cewek lo hah?", ucap saga.

Fathan cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.