Sekarang dua orang berbeda jenis kelamin itu berjalan santai menuju sekolah, karena ini masih terlalu pagi untuk berangkat ke sekolah, jadi mereka tak terlalu terburu buru.
Tak ada percakapan selama mereka berjalan, rasanya seperti canggung, tapi apa yang membuat mereka canggung pikir mereka.
"Ekhem kamu nggak lupa kan soal waktu itu?", alinka menoleh.
"Soal apa?", tanyanya.
"Ck pura pura lupa apa emang beneran lupa??", alinka mencoba untuk berfikir apa yang dimaksud oleh saga.
"Ahh.. Ituu iya aku nggak lupa kok", saga tersenyum tipis.
"Bagus deh",
"Aku masih nggak nyangka gaga malaikat penolong aku itu kamu, masih ngga nyangka semua ini nyata". Ucap alinka tanpa menoleh pada saga, saga menatap alinka.
"awalnya gue juga nggak nyangka lo itu sahabat kecil gue yang cengeng", alinka berhenti dan melotot pada cowok itu.
"Apaan aku nggak cengeng juga, sotoy banget". Saga tersenyum melihat raut wajah alinka yang kesal.
"Dih emang cengeng kamunya aja yang nggak inget, tiap jatuh nangis, tiap aku tinggalin pas pulang ke rumah nangis, terus pas ngelihat aku jatuh juga nangis. Aku disana sampe bingung loh, aku yang jatuhnya kamu yang nangisnya haha". Alinka menatap tajam saga, dan itu membuat saga gemas sendiri karena rautnya.
"Ihh sagaaa... Jangan diingetin juga!! Aku malu tahu", alinka menutup mukanya membuat saga tertawa sambil memegangi perutnya.
"Ih so malu malu monyet gitu, udah ngaku juga kan itu haha...", alinka membulat menatap saga lebih tajam.
Lalu tanpa bicara lagi ia meninggalkan saga yang masih menertawakannya, "Eh eh mau kemana lila tungguin gue!"
"Aelah ambekan, wooyy lila pelan pelan napa jalannya jangan buru buru amat!".
"Ck nih mulut juga ngapain tadi manggil dia monyet ck ah bisa brabe urusannya kalau kayak gini", saga berlari mengejar alinka yang sudah jauh.
"Huh biarin aja dia kecapean lari lari, suruh siapa coba ngatain aku monyet".
"Ck gaga dari dulu emang nggak berubah ya", kekeh alinka.
"Hoshh... Hoshh...",
"Tungguin kenapa sih," ucap saga dengan nafas yang masih ngos ngosan.
"Suruh siapa lelet", saga tersenyum lebar.
"Eh omong omong ya, kamu dulu dingin banget orangnya malahan kayak nggak tersentuh gitu saking dinginnya, semua orang pada segan sama kamu. Tapi sekarang kok malah kayak cair ya esnya? Hahaha...", saga mendatarkan wajahnya.
"Sebab mataharinya udah kembali, dan karena dia gue bisa kayak gini, dan cuman sama dia doang gue kayak gini". Alinka terdiam, ia tersenyum tipis.
"Siapa matahari itu?", saga menatap alinka dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Orang yang ada dihadapan gue sekarang", langkah laki keduanya berhenti. Saling menatap dengan serius.
Alinka menolah kebelakang, kanan dan kiri. Tidak ada siapa siapa, saga terkekeh renyah.
"Lo nggak peka ya", gemasnya mencubit pipi alinka."Aaa.. Sakit gaga!",
"Abisnya lo itu bikin gue gemes mulu saking gemesnya pengen gue telen hidup hidup tahu gak?". Sontak alinka memundurkan langkahnya menjauhi saga, dengan ekspresi waspadanya.
"Hahaha.... Serius amat tuh muka, orang aku cuman bercanda doang kali". Alinka melotot, ia memukul pelan bahu cowok itu.
"Ck kamu tuh ya aneh banget tahu nggak?", ucap alinka sambil melanjutkan langkahnya.
"Aneh kenapa?", alinka melirik saga sekilas.
"Kadang cuek, kadang perhatian, kadang juga ngeselin kayak gini nih".
"eh ah aw aw... Aww lila udah woy geli gue haha...", alinka mencubit pinggang sesekali menggelitiki laki laki yang tinggi 175 itu dengan semangat.
"Woy haha... Udah la udah gak kuat gue haha... Udah anjir",
"Bodo amat aku nggak denger", alinka masih bersemangat melakukan kegiatannya. Sementara diam diam saga menatap alinka dengan senyum.
"Udahh ampun gue hah hah hosh.. Pasrah gua", alinka berhenti untuk menggelitiki cowok itu ia membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Gila banget sih gimana kalau gue mati coba?", alinka terkekeh dengan nada ngambeknya saga.
"malah ketawa gue ampir sekarat nih",
"Iya iya maaf deh", saga menatap alinka dengan lembut ia meraih lengan alinka untuk digenggamnya.
"Kenapa?", ucap alinka ia menengadah menatap saga polos.
"Kita udah dekat gerbang", jawab saga. Alinka semakin heran.
"Astagfirullah lemot amat sih tuh otak", ucap saga membuat alinka memukul pelan tangan cowok itu.
"Apaan sih malah ngatain aku!", saga memutar bola mata malas.
Saga maju semakin dekat pada alinka, refleks alinka mundur.
"Kamu nggak lupa kan, kalau kamu lagi jadi pacar pura pura aku hm?". Alinka membulatkan matanya, ia mendorong saga menjaga jarak aman.
"ekhem.. Emm i iya aku nggak lupa kok", saga terkekeh. Mereka berdua melanjutkan langkahnya.
'Eh itu beneran mereka?'
'jadi rumor si alinka sama saga jadian itu bener?'
'Wah kapal gue nih mulai sekarang'
'Cih cocokkan juga sama gue, lagian apa bagusnya sih cewek buluk gitu'
'oohh... Seleranya saga yang kayak gitu ya'
'kayaknya gue harus jadi kayak si alinka deh, biar di lirik sama saga'
"Udah jangan di dengerin, anggap aja gorila kentut". Alinka tersenyum geli.
"Apaan gorila kentut",
"ya abisnya mereka ngomong bau banget mulutnya sampe baunya kecium sampe sini, nggak pada nyikat dulu kali". Alinka terkekeh, menggelengkan kepalanya.
"Aku anterin sampe kelas",
"eh nggak usah, kayak anak kecil aja".
"Emang, kamu itu masih kecil jadi harus dianterin sampe kelas biar nggak kena buaya darat". Ucap saga sambil mengacak acak surai alinka, muka alinka memerah. Tiba tiba saja cuaca disekitarnya terasa panas.
"Apaan sih", bibir saga menyunggingkan senyum.
**
"cieee... Kok bisa lo dianter sama saga al?",
"Kalian ada sesuatu?",
"Astoge alinka gue baru pertama kali lihat saga senyum semanis itu sama cewek dan lo itu ceweknya mimpi apa gue", vanya memegang kedua pipinya. Maya bergidik ngeri.
"Apa sih kalian",
"jelasin sek-",
*Kriiinggg......
Maya berdecak kesal, belum selesai ia bicara bel masuk sudah memotongnya.
"Woii ada guru!!", semua murid berhamburan ketempat masing masing.
"Oke istirahat aku cerita sama kalian", maya dan fina tersenyum lebar.
"Awas kalau nggak",
"jangan bohong loh ya", alinka terkekeh.
"Iyaaaa...",
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINKA (END) {REVISI}
Teen FictionIni kisah alinka hermion darma, gadis yang dibenci keluarganya karena alasan yang tidak logis. Start: 16-09-2021 End: 21-04-2022