Part terpanjang...
Happy reading! Iya 😋
Sinar matahari menembus jendela kamar seorang gadis dengan wajah yang penuh memar, ia menyipitkan matanya kala sinar matahari menembus mata indahnya.
"shh.. Astagfirullah aku telat bangun, ya allah maafin inka ya, inka gak sholat subuh astagfirullah". Ucap alinka ia menegangi kepalanya dengan raut sendunya, perlana ia turun dari kasur lapuknya.
"udah jam 06.15, masih ada waktu buat aku siap siap pergi sekolah". Alinka melangkahkan kakinya kekamar mandi,
****
"non in-",
"yaampun non inka apa yang-", alinka tersenyum ia memotong ucapan bi iyem yang membawa nampan berisi bubur dan air putih.
"bi inka gak papa kok, inka masih bisa sekolah kok bi bibi tenang aja, inkakan kuat bi", bi iyem meletakan nampannya dilaci. Bi iyem menghambur memeluk alinka, "non inka iti sakit non, gimana kalo non kenapa napa disekolah? Bibi sangat khawatir non". Alinka membalas pelukan bi iyem tak kalah erat, "bi kalo inka gak sekolah justru inka bakal lebih disiksa sama mereka, mereka ngga biarin inka libir sedikitpun bi, bibi tau merekakan?". Bi iyem mengerjapkan matanya pelan,
"tapi non, nanti non inka-",
"shhtt... Udah bi percaya deh inka gak selemah itu", ucapnya melepas pelukannya, ia mengambil mangkuk bubur yang dibawakan bi iyem dan memakannya dengan lahap.
"yaudah kalo gitu non, bibi khawatir kalo sampe-",
"bi udah deh inka gak bakal kenapa napa kok, masa bi iyem gak percaya sih sama inka". Ucapnya cemberut berusaha menghilangkan sesak didadanya, bi iyem tak percaya dengan ucapan alinka karena disekolah selalu ada saja yang membully majikannya itu makanya ia terlihat sangat khawatir.
Alinka meletakkan kembali mangkuk itu kelaci, dan meminum air putihnya hingga tandas. Ia mengambil sebuah masker hitam didalam lacinya, "inka mau pakek masker aja deh, biar semua orang ngga takut lihat wajah inka yang mengerikan hehe..", ucapnya dengan kekehan miris diakhir ucapannya.
"non harus kuat ya, bibi yakin suatu saat mereka akan menyesal senyesel nyeselnya". Alinka tersenyum haru,
"hehe.. Bibi ini, udah ah inka mau berangkat dulu ya bi". Alinka mengambil tas hitamnya, ia menyalimi tangan bi iyem.
"ini non bekal buat non inka, maaf bibi cuma ada segini ya non", ucap bi iyem ia mengeluarkan selembar uang 20 ribu.
"bibi simpen aja buat kebutuhan bi iyem, inka masih ada kok". Ucapnya ia mengepalkan tangan bi iyem, "ngga non, bibi ada kok udah non ambil aja ya",
"ngga bii.. Udah ih aku telat nih hehe.. Inka berangkat ya bi",
"Assalamualaikum," alinka keluar dari kamarnya ia berjalan dengan kaki sedikit pincang.
Bi iyem meneteskan air matanya, ia melihat ketelapak tangannya.
"lihat bu desy, anak ibu sangat tabah sekali, dia tidak menyerah sama sekali bu, pasti bu desy sangat bangga sama non inka". Ucap bi iyem tersenyum miris.
****
Semua mata tak hentinya menatap kearah seorang gadis dengan masker hitamnya sedari tadi, orang itu alinka merasa tidak nyaman dengan tatapan mereka tapi ia berusaha untuk biasa saja.
"Aliinkaa!!", alinka tersenyum melihat sahabatnya fina dan maya.
"lo tumben berangkat siang lin?", ucap fina yang memangku buku novel ditangannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALINKA (END) {REVISI}
Teen FictionIni kisah alinka hermion darma, gadis yang dibenci keluarganya karena alasan yang tidak logis. Start: 16-09-2021 End: 21-04-2022