Part 43

1.1K 56 7
                                        

Haiii i'm comeback with my story!!!

Udah lama nggak update nih, pada kangen nggak? Nggak ada kasian wkwk... Its okay no problem i'm still happy kok...

Jangan lupa buat vomentnya ya!

Awas banyak typo...

Hari ini murid sekolah khususnya perempuan dihebohkan dengan kedatangan saga bersama alinka, banyak celotehan para siswa siswi disana yang membicarakan tentang saga dan alinka.

'Anjir itu saga sama alinka?-',

'Mereka nggak mungkin pacarankan?' 
'Aaa.. Gila gila pangeran gue bawa si itik buruk rupa dong iihh'

'Heleh so cantik banget tuh cewek'

'Kok mereka berangkat bareng ya?'

'Iya padahal setahu gue saga itu nggak kenal deh dan gak pernah kelihatan deket sama alinka'

Saga melihat alinka menunduk dalam sehingga rambut panjangnya menjuntai kebawah bak sadako, ia meraih tangan alinka untuk digenggamnya.

Alinka mendongak menatap saga bingung, "anggap aja itu angin lalu". Alinka tak menjawab ia sangat gugup dan malu, satu yang beluk diketahui alinka benci keramaian dan ketika ia menjadi sorotan perhatian banyak orang.

Mereka berdua berjalan beriringan dengan dibumbui cibiran cibiran para Siswi disana.

"Haii pagi lin!", alinka tersenyum.

"Pagi juga rani", balasnya. Seluruh orang orang yang disana menatap rani dengan tatapan tak percaya.

'anjir kok rani?-',

'i itu se serius rrani?'

'alah paling akal bulus aja supaya dapetin saga'

Rani yang mendengar cibiran itu menunduk sambil menautkan jari jemarinya, "Nggak usah didengerin ran, mereka belum tahu". Ucap alinka memenangkan rani, rani mendongak menatap alinka ia tersenyum.

"Thanks lin, tapi itu semua emang pantes buat gue". Alinka menggeleng.

"Rani jangan ngomong gitu, apapun yang mereka bicarakan tetap buruk. Tapi aku mohon kamu jangan masukkan kehati ucapan mereka", mata rani memanas.

"Gue nyesel udah bully malaikat sebaik elo lin",

"Ekhem", kedua gadis itu menatap saga yang sedari tadi diam.

"Ayok cepetan", saga menarik tangan alinka dengan sedikit paksaan.

Rani menunduk dalam, ia tersenyum sendu.

****

"Nanti istirahat aku jemput ya kita makan bareng",  ucap saga.

"Eh nggak usah ga, aku..". Alinka tidak tahu harus mengatakan apa, orang ia lupa membawa uangnya tadi karena terlalu terburu buru.

Saga tersenyum tipis hampir tak terlihat, "kamu cukup tunggu gue aja lila". Alinka terkekeh dengan cara bicara saga yang masih belum terbiasa

"Saga kamu kalau bicara sama aku senyamannya kamu aja, kamu gak perlu pakai aku-kamu kalau nggak terbiasa". Ucap alinka yang disertai kekehan, telinga saga memerah. Ia mengulum bibirnya,

"Hmm... Yaudah kalau gitu, gue duluan ya". Alinka mengangguk, tapi sebelum itu saga mengacak acak puncuk rambut alinka gemas.

Wajah alinka merona seketika, diperutnya seperti terdapat ribuan kupu kupu.

Orang didalam kelas yang melihat interaksi saga dan alinka merasa iri sendiri, sampe samoe beberapa dari mereka menggigit jarinya sendiri.

Setelahnya saga pergi menuju kelasnya, begitu juga alinka. Ketika ia berbalik ia dikejutkan oleh kedua temannya.

ALINKA (END) {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang