Siap siap buat mata kalian kena bawang merah 😭😭😭😭
Part ini menyesakkan sekali pemirsa setia 😁Revan keluar dari kelasnya dengan membawa tasnya, semua mata menatap revan bingung. Padahal belum jam pulang tapi kenapa laki laki itu membawa tasnya?.
"Et et mau kemana lo?", hadang ketua murid kelas sebelas.
Revan menatap gadis didepannya dengan datar dan tajam, membuat nyali gadis itu menciut seketika dan membuka jalan bagi revan.
"Dasar nyebelin!", ucapnya setelah revan menghilang.
***
Revan mendudukkan dirinya dikursi sebuah taman, entah merenungi apa ia.
"Gue kenapa sih?",
"Bisa bisanya ya gue kayak gitu, tapi dari dalem hati gue masih nyimpen rasa simpati sama alinka, gak mungkin rasa sayang".
"Ck arghh...", revan mengacak acak rambutnya kesal.
Dari sudut matanya ia melihat seorang wanita berpakaian ketat, tengah bergandengan mesra dengan seorang laki laki dewasa.
"Itu kayak mama?", revan bangkit dari duduknya dan mengikuti dua orang itu diam diam.
Keduanya duduk dikursi taman dekat lampu, sementara revan bersembunyi disemak semak belakang kedua orang itu.
"Kapan kamu bisa selesaikan misimu itu feb?", tanya pria disamping feby.
Revan segera mengeluarkan ponselnya, dan menekan tombol rekam.
"Secepatnya mas, sedikit lagi aku harus bikin keluarga itu hancur dulu baru aku tinggalkan mereka sekaligus membawa semua harta mas bima". Jawab feby manja, ia menyandarkan kepalanya diatas dada bidang pria itu.
"Pintarnya kekasihku, baiklah aku akan menunggu sampai kau selesai dengan misimu itu, lalu bagaimana kabar dhea sekarang? Apa mereka tidak tahu kalau dhea sebenarnya bukan dari panti asuhan, melainkan anak kandungmu?". Tubuh revan membeku, ia seperti dihantam batu tak kasat mata mendengar kebenaran dari orang yang selama ini ia sangat percaya.
"Bodohnya mereka, tidak ada yang tahu kebenaran dhea adalah anakku mas". Keduanya tertawa renyah.
"Bagus, tak salah kau memeras orang orang bodoh seperti mereka". Lagi keduanya kini tertawa jahat, sementara revan mencengkram ponselnya erat.
"Oke bagus jadi itu rencana lo datang ke keluarga gue?", kedua orang yang tengah dimabuk asmara itu terkejut bukan main.
"Re revan? Se sejak kkapan kamu disini nak?", revan tertawa hambar.
"Sejak kalian duduk disini", jawabnya datar.
Kini wajah feby nampak memerah serta pucat pasi, ia mencoba segala cara agar revan tidak percaya pada kata katanya tadi.
"Revan percaya sama mama, tadi itu kamu salah denger nak, itu-"
"Gue gak budeg, kuping gue masih sehat walafiat, gue bakal laporin perbuatan lo ini sama bokap gue feby!". Teriak revan marah.
"Jangan berani berteriak padanya bocah!", pria paru baya itu mencengkram kerah seragam revan.
*Cuihhh
"BOCAH SIALAN BERANINYA KAU MELUDAHI KU!",
*BUGHH!!
"MAS RIDWAN!",
Revan jatuh tersungkur, sudut bibirnya sedikit sobek. Ia menyeka darah yang keluar, lalu bangkit perlahan.
"Lo salah cari lawan bajingan!",
*Bughh
*bughh
*bughhh
*gplakkk"REVAN UDAH REVAN! JANGAN MEMUKULI DIA REVAN BERHENTI MAMA BILANG!",
*brukkhh...
"LO BUKAN MAMA GUE BITCH!", revan mendorong feby dengan kasar.
"LO PENIPU! PEMBUAL! DASAR JALANG MATI AJA LO!", saat hendak menginjak perut wanita itu, pria tadi langsung bangun dan mendorong revan.
Revan terjatuh, pria itu mengambil kesempatan menduduki tubuh revan dan memukulinya membabi buta.
"Kau yang salah cari lawan bocah kecil!",
"Kau sudah menyakiti kekasihku!",
*Bughh...
Sedangkan feby wanita itu celingak celinguk, tidak ada orang disekitarnya, dari pada ia terkena masalah ia kabur, feby kabur dari sana meninggalkan revan yang terus dipukuli oleh kekasih gelapnya.
Dari arah empat meter seorang gadis dengan rambut terurai melihat seorang pelajar tengah dipukuli, ia seperti mengenali orang itu.
Gadis itu berlari cepat dan menyingkirkan pria dewasa itu dari atas tubuh seorang pelajar.
"Kkak revan...", lirihnya.
"Minggir kau ini urusanku dengannya!", pria itu mendorong gadis itu.
Gadis itu jatuh keaspal, lututnya mengeluarkan darah segar. Sementara pria itu mengambil sebuah balok kayu disisi semak, gadia yang melihat itu membulatkan matanya dengan berlari secara pincang ia memeluk revan, melindunginya dari balok kayu penuh paku itu.
*Buughh...
"LEPASIN GUE! LEPASIN GUE CEWEK GILA!", gadis itu menggeleng dan merasakan bagaimana balok kayu itu menimpa punggung lemahnya, pakunya menancap sempurna dibeberapa titik.
*Bughhh...
*Bughhh...
*Bughhh
Gadis itu memejamkan matanya, tak kuat menahan sakit dipunggungnya. Air mata kedua remaja itu lolos begitu saja.
*Bughh...
Pria dewasa itu menatap puas pada dua remaja yang kini berlumuran darah, tepatnya darah gadis itu.
"itu akibatnya jika kau mencampuri urusanku", pria itu melempar balok kayu kejalan dan pergi dari sana.
"Hiks.. Kenapa lo lindungin gue alinka?", ya gadis itu alinka hermion darma.
"A aku ng nggak mmau k kak revan sakit, bi biar inka yang merasakan sakit, kak revan jangan". Ucap alinka tertahan dengan rasa sakitnya, revan memeluk tubuh alinka yang penuh darah.
"GUE BENCI LO ALINKA! KENAPA LO NGGAK NGEBIARIN GUE MATI AJA?! KENAPA MALAH LO YANG KENA ALINKA?! KENAPA LO MALAH LINDUNGIN ORANG JAHAT KAYAK GUE?!",
"Karena inka sayang kak revan", ucapnya lemah. Revan semakin mengeratkan pelukannya.
Tak mampu lagi menahan kesadarannya, alinka pun memejamkan matanya.
"Nggak! Alinka buka mata lo! Jangan buat gue khawatir alinka!", revan menggelengkan kepalanya.
"ALINKA BANGUN!", namun sang empu tetap tertidur diatas tubuh sang kakak.
Sementara revan masih terisak dengan tangisnya, ia berteriak meminta tolong namun tak ada orang disana.
Taman itu sangat sepi, pada jam kerja seperti ini tidak ada orang yang berlalu lalang disana, yang terdengar hanyalah suara hembusan angin.
Disebelahnya terletak ponsel ia, revan mencapainya dan mendial sebuah nomor.
"To tolongin ggue sama alinka ce cepat", kesadarang revan langsung hilang setelah kalimat itu.
"HALLO? REVAN LO DIMANA?! REVAN?!",
Bagaimana persaanmu sekarang kawan kawan? Hikssrott 😪
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINKA (END) {REVISI}
Teen FictionIni kisah alinka hermion darma, gadis yang dibenci keluarganya karena alasan yang tidak logis. Start: 16-09-2021 End: 21-04-2022