Bagaimana setelah baca last part? Siap buat sekarang?...
Happy reading~
Cuaca mendung ini seakan mendukung suasana hati orang orang yang berada ditengah pemakaman, mereka menaburkan bunga dan air diatas dua makam yang baru itu.
"Alinka maafin ayah nak, rasa menyesal ini akan selalu ada dihati ayah. Kamu sungguh berlian dihati ayah, ayah gak akan pernah lupain kamu sayang".
"Inka ini kak zalvin kenapa baru kami mau memulai lembaran baru tuhan ambil kamu dari kita semua? Atau tuhan gak mau kita melakukan itu? Mungkin tuhan lebih sayang kamu sampai kamu dipanggil duluan sama yang diatas, kakak sayang kamu in".
"Inka... Maafin kak revan, kakak jahat banget sama kamu sampe sampe tuhan sendiri gak biarin kakak buat bahagiain kamu".
Hari itu menjadi isak tangis dan hari tersedih bagi mereka, yang kehilangan orang tersayangnya. Malangnya gadis bernama alinka, hidupnya baru akan dimulai lembaran baru sudah tersedia namun tuhannya lebih menyayanginya dan mencintainya gadis itu disuruh pulang terlebih dahulu.
"Sayang ayok kita pulang", dinar memegang bahu deon.
"Nggak, alinka pasti kedinginan disana",
"Tapi kalau alinka lihat kita sedih begini dia bakalan berat perginya sayang udah yuk, kita pulang yah kasian nala dirumah sama babysitter dia juga pasti sedih kehilangan auntynya". Deon menatap dinar.
"Iya kamu benar, ayok kita pulang aku gak akan sedih lagi. Alinka sayang kakak udah ikhlas dengan kepergian kamu, semoga kamu bahagia ya".
****
Disebuah rumah sakit terbaring laki laki yang dipasangi selang oksigen, alat pernafasan.
Kabel kabel yang menghubungkan kealat komputer.
Wajahnha begitu pucat penuh dengan luka, nafasnya seakan meminta berhenti."Saga..", ghavia menatap anaknya sedih.
Sudah tiga bulan semenjak kepergian alinka, saga masih belum sadarkan diri.
Setelah dibawa kerumah sakit, yang selamat hanyalah dirinya. Alinka kehabisan darah hingga tak terselamatkan, begitu juga dhea gadis itu tak tertolong karena saat itu tanpa diketahui ia menusuk jantungnya sendiri.*nitt.. Nit.. Nitt..
Suara komputer itu memenuhi ruangan vvip, tangan saga mulai bergerak gerak matanya perlahan terbuka pelan.
"MAS SAGA MAS!",
"aku panggil dokter dulu",
"Permisi biar saya memeriksanya", dokter itu memeriksa saga detak jantungnya normal kembali.
"Alhamdulillah kondisinya mulai membaik dia akan segera sadar tiga atau sampai lima jam lamanya", kabar gembira itu membuncahkan hati kedua orang tua saga.
"Terimakasih dokter".
Setelah menunggu tiga jam, saga belum sadar juga.
*Ceklekk..
"Selamat siang om, tante".
"Deon, dinar"
"Gimana keadaan saga, apa ada perkembangan?". Jordan tersenyum tipis.
"Keadaan saga udah stabil, kata dokter dalam waktu tiga sampai lima jam saga akan segera siuman".
"A-a-lin... A-alinka", mereka berbalik menatap saga.
"Saga! Saga sayang ini bunda nak", saga menatap ghavia.
"A-lin k-a", ucapnya dengan suara serak.
Deon menunduk, dinar mengerti ia mengusap punggung suaminya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALINKA (END) {REVISI}
Ficção AdolescenteIni kisah alinka hermion darma, gadis yang dibenci keluarganya karena alasan yang tidak logis. Start: 16-09-2021 End: 21-04-2022