"Aku pakek baju apa yaa...", alinka saat ini sedang berhadapan dengan lemari kecilnya.
"Ah ini bagus deh kayaknya," alinka mengambil sebuah dress putih selututnya.
***
*ralalaralla...Alinka yang sedang mengaplikasikan lipbalnya terhenti, ia mengambil ponselnya diatas nakas.
"Ha halo?",
"Gue didepan rumah lo", alinka membulatkan matanya.
"Ta tapikan kamu bilang mau jemput jam setengah sembilan, ini masih jam-"
"udah lo gak usah banyak bacot, cepetan keluar pegel kaki gue".
"i iya tungguin bentar ya", saga memutuskan panggilannya sepihak. Alinka meraih tas selempangnya dan mengambil sebuah kado kecil dengan pita diatasnya,
"Ekheemm... Mau kemana lo?", alinka menghentikan langkahnya ia berbalik.
"Mau kemana pun aku, itu bukan urusan kamu". Jawab alinka, ia melanjutkan langkahnya.
"Mentang mentang sekarang lo punya pawang, lo jadi berani huh? jangan pikir kalau lo ada pawang gue gak akan berhenti buat hidup lo menderita alinka," alinka berhenti.
"Terserah, lakukan apa yang kamu inginkan dea". Alinka kembali melanjutkan langkahnya, dea memeberenggut kesal ia menonjok angin lalu.
"Iihh awas aja lo alinka, gue bakal rebut semuanya dari lo hh".
***
*ceklkekk..."Ayah?", bima menoleh pada alinka begitu juga seseorang disana yang tak lain adalah saga.
'ddia begitu mirip dengan desy'
"Ayah, ayah kenapa?". Alinka menyentuh tangan bima, bima yang tersadar langsung menepis tangan alinka. Tanpa mengatakan sepatah kata lagi, bima melenggang pergi dari sana.
"Uhm tadi ayah aku bilang apa sama kamu?", saga yang terus menatap alinka mengalihkan tatapannya.
"Ngga ada, tadi gue udah izin sama bokap lo dia izinin, yaudah ayok". Ucap saga, ia memegang tangan alinka membuat alinka terdiam dengan degupan jantung.
Alinka menatap saga dengan lekat, hari ini saga mengenakan kemeja hitam lengan panjang dengan levis senada entah kenapa itu semua membuat pipi alinka merona, saga yang melihat itu menaikkan alisnya.
"Lo... Kenapa?",
"eh eng enggak ak aku cuma, ah udah ayok nanti adik kamu nungguin". Saga menghentikan langkah alinka,
"Ada apa?", saga menatap sudut bibir alinka dengan datar.
"Lo diapain sama mereka?", ucap saga membuat tubuh alinka membeku.
"I itu aku kepentok pintu kamar hehe i iya itu kepentok pintuu gitu", jawab alinka tak jelas, saga memutar bola mata malas. Ia mendekat pada alinka membuat alinka mundur selangkah.
"Ka kamu mau apa?",
"Ini pasti sakit", saga mengusap sudut bibir alinka yang memar.
"Lain kali kalau mereka melakukan ini lagi sama lo, lo bilang sama gue, gue gak akan biarin tangan kotor mereka menyentuh milik gue". Mata alinka membulat ketika mendengar 'milik gue' dari saga, ia merasakan berjuta kupu kupu terbang diperutnya, alinka mendorong saga dengan pelan.
"hehe.. Kamu kenapa bisa langsung nebak kalau luka ini dari mereka?, kamu mata matain aku ya?".
"Gak ada kerjaan lain apa selain mata matain lo, gak guna banget tau gak". Ucap saga sambil berkacak pinggang, alinka menatap saga dengan sengit.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINKA (END) {REVISI}
Teen FictionIni kisah alinka hermion darma, gadis yang dibenci keluarganya karena alasan yang tidak logis. Start: 16-09-2021 End: 21-04-2022