PART 34

1K 55 0
                                    

Maaf banyak typonya...

Siapin mental kaliaaann... Siap siap buat hujat dea...

Alinka melangkahkan kakinya menuju toilet, ia membuka satu biliknya dan masuk.

Beberapa menit kemudian, alinka sudah menyelesaikan hajatnya.

"Pstt... Ran lihat belakang lo", rani yang sedang menaburkan bedak diwajahnya terhenti. Ia menyeringai.

"Ekehm.. Eh alinka apa kabar? Udah lama ya kita gak ketemu", alinka menatap rani dkk dengan santai.

"eh rani, alhamdulillah aku baik kok. Kamu gimana?", rani mendengus.

"Jangan so akrab sama gue bitch", bibir alinka terangkat membentuk senyuman.

"Maaf tapi bukannya kamu duluan yang so akrab ya ran?",

"Udah berani ngelawan ternyata", dengusnya.

"Maksudnya?",

"Gak usah maksudnya maksudnya, alinka gue tahu lo itu adalah cewek jahat yang berlindung diwajah so polos lo itu", alinka tak bergeming.

"Lo pura pura merasa yang jadi tersakiti, supaya dapet perhatian saga kan? Cih murahan cara lo". Rani memutari tubuh alinka,

"Apa lo juga udah kasih tubuh lo buat saga?-",

"Jaga ucapan kamu rani, bukannya kamu yang setiap hari keluar masuk club? Kenapa kamu nimpae balik sama orang lain?". Tubuh rani membeku, kedua temannya saling menatap.

"Maksud lo apa hah?! Lo nuduh gue hah?!", rani menjambak rambut alinka sehingga membuat sang empu meringis menaha perih dikulit kepalanya.

"aku nggak nuduh kamu, aku pernah lihat kamu masuk ke club". Jawabnya dengan tenang. Amarah rani semakin memuncak ia menarikkan lebih kuat rambut alinka,

"lo jangan so tahu anj***! Lo gak tahu apa yang gue rasain, jadi mending lo diem".

"kamu juga nggak tahu apa yang aku rasa rani, kalian hanya membully orang orang lemah untuk menyenangkan hati kalian,"

"DIAM!!",

*Dughh..

Rani mendorongkan kepala alinka ke tembok, "jangan pernah macam macam sama gue inget? Atau lo tahu akibatnya alinka, lo itu cuman cewek lemah yang berlindung dipunggung temen temen lo itu".

"gue gak suka cewek lemah kayak lo",

*dughh...

"Apa yang kalian lakukan?!", rani dkk menengok kebelakang, seorang cewek dengan rambut berwarna pirang menghampiri mereka dengan ekspresi shocknya.

"Dea?", rani melepas jambakannya. Alinka memegang kepalanya yang berdenyut nyeri, ia menatap dea dengan tatapan sulit diartikan.

"Kita nggak ngapa ngapain", ucap rani. Dea bersedekap dada.

"kok dilepas sih jambakannya? Lanjut dong gue mau lihat lagi, seru tahu". Mata rani dkk membola,

"Maksud lo?", dea menghampiri alinka yang sedang menatapnya.

"Gue juga benci cewek lemah ini, cewek so polos, dan menjijikkan, anak sialan dari keluarga darma".

"maksud lo apa ya?", dea mendelik pada alinka dan mendengus kasar.

"Dia yang udah bu-",

"DIAM DEA!!", semua orang yang ada disana terkejut dengan teriakan alinka.

"Kamu itu cuma anak angkat keluargaku, kamu cuma numpang dirumahku, kamu gak berhak urusin urusanku, jangan pernah ikut campur! Kamu juga tidak tahu kebenarannya!", semua terdiam dengan ucapan alinka.

ALINKA (END) {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang