Part 65

1.6K 50 1
                                    

Alinka berbaring diatas kasurnya, sambil memandang pemandangan kota diatas apartemen ini, kamarnya menghadap keluar jendela.

*Drtt.. Drtt...

"Hallo?",

"Gimana kak deon izinin?", alinka menghela nafas kasar.

"Nggak, kak deon malah berantem sama kak dinar pas aku minta izin".

"Yaudah gak papa, biar nanti kita berdua ngomong lagi aja".

"Gak bisa ga, kak deon nanti bakal marah banget".

"Lagi apa?", ucapnya mengalihkan pembicaraan agar alinka tidak sedih.

"Lagi mandang kota",

"Ck kok kota sih?",

"Emang kenapa? ",

"Enakan mandang wajah gue, lo bisa mimpi indah malam ini". Alinka terkekeh.

"Apaan sih ga", disebrang sana tanpa alinka lihat saga tersenyum geli.

"Al",

"hn?",

"Pakek pelet apa sih sama gue?", alinka langsung berdiri mendengar itu hingga tas disebelahnya terjatuh kelantai.

"Eh kenapa?",

"Enak aja bilang aku pakek pelet! Emang aku cewek apaan!", saga meringis.

"Hehe.. Sorry sorry lagian bisa banget bikin gue jatuh dalem banget dijebakan cinta lo alinka". Alinka menggigit bibirnya.

"Selama lima tahun ini cinta gue gak pernah oleng sama cewek lain, gue selalu nungguin lo pulang berdiri disini".

"Rasanya kayak mimpi bagi gue ketemu sama lo lagi, bahkan rasanya gak mungkin gue nemuin lo dinegara yang luas ini".

"Maafin aku ga",

"Maaf karena udah buat kamu nunggu lama, maaf karena aku terlalu lama untuk muncul dihadapan kamu". Air mata mulai luntur dipipi alinka.

"Allah baik banget, dia bantuin gue ketemu sama lo lagi, selama lima tahun ini gue diuji kesabaran gue diuji ketangguhan gue diuji, tapi setelah lewat bertahun tahun gue temuin apa yang gue cari, itu elo".

"I love you",

"Gue gak akan berhenti bilang itu sama lo, karena gue sayang dan cinta sama lo, jangan ngilang lagi ya, gue rasanya hampir hampa al, ya sebut ini alay tapi itu kenyataan nya".

"Aku gak akan ngilang lagi ga, udah cukup selama lima tahun ini kita berjauhan tidak tahu kabar satu sama lain, mulai sekarang kita buka lembaran baru". Disana saga mengangguk, ia memegang dadanya yang berdebar.

"Udah jam setengah dua belas malam, tidur gih".

"Kamu juga ya, have a nice dream".

"Have a nice dream to", balas saga.

*Tut...

Alinka menghapus air matanya, ponselnya bergetar kembali, namun bukan telfon tapi nontifikasi kalender.

*Happy birthday ayah!

"Ayah...", alinka menutup mulutnya.

"Hari ini tanggal 15, ayah ulang tahun". Alinka berjalan menuju kaca riasnya, ia membuka salah satu laci dan mengambil sebuah figura berisi foto keluarga.

"Happy birthday ayah, semoga ayah sehat selalu disana". Alinka memeluk foto itu seiring dengan air matanya yang mengalir.

***

*Ning nong~

Alinka yang tengah membuat roti panggang harus menjeda kegiatannya itu, dengan langkah lebar ia menuju pintu apartemennya.

ALINKA (END) {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang