PART 32

1.1K 51 0
                                    

Maaf awas banyak typonya huhu... Happy reading friends 💜😘

•Dikamar saga.

Saga merebahkan dirinya dikasur king sizenya, matanya menatap langit langit kamar dengan pikiran yang melayang dimana alinka jatuh dan Memeluknya hingga tak sengaja mencium rahang tegasnya.

"Ada apa sama gue? Kenapa rasanya begitu hangat? Kenapa rasanya begitu nyaman?, alinka alinka entah apa yang udah lo perbuat sampe gue jadi gini". Saga memegang rahangnya, sudut bibir saga terangkat membentuk senyuman mautnya.

"Astagfirullah, ck ngapain gue jadi bayangin cewek itu lagi??".

"Aarghh", saga membalikkan tubuhnya menjadi tengkurap.

"Sialan jantung gue gak bisa diajak kerja sama", helaan nafasnya terdengar tenang. Tak lama setelah itu kantuk menghampirinya,

"Alinka",

                             ****

"Ekhemm... Semalem gue denger lo pulang malem bareng si saga ya?", alinka terperanjat kaget saat kakaknya revan berbicara.

"Hmm.. I iya kak, aku habis-",

"Habis diunboxing sama saga?", pergerakan alinka yang sedang memasak sup terhenti.

"Maksud kak revan apa?", revan terkekeh sinis.

"iya lo udah making love kan sama cowok kulkas itu? Dibayar berapa lo sampe malem gitu? Keenakan sampai lupa jam pulang". Mata alinka memanas, tangannya mencengkram kuat sinduk besi.

"Aku gak pernah melakukan itu sama saga, aku cuma ngehadirin acara ulang tahun adiknya doang, kenapa kak revan sampai berfikir begitu jauh kak? Kak revan-",

"Ya kan bisa jadi cewek gak tahu malu kayak lo itu, bisa nekat ngelakuin kayak gitu, secara lo itu gak dapet perhatian dari keluarga,"

"CUKUP KAK REVAN!",

"Aku gak pernah melakukan hal berdosa gitu, kenapa kak revan nuduh aku kayak gitu kak? Kenapa kakak gak pernah merasakan apa yang aku rasakan? Kak revan sadar gak sih ucapan kak revan itu udah menyakiti hati inka kak? Kak revan tega nuduh inka melakukan hal berdosa itu? Dimana hati kakak?!", revan terdiam. Ia menatap air mata yang meluncur deras dimata alinka, kenapa tiba tiba hatinya mencelos begitu melihat alinka menangis seperti ini? Dan ia juga terkejut kenapa ia mengatakan itu?

Revan menatap alinka dengan tatapan yang sulit diartikan, ia mengambil air putih didalam kulkas lalu melenggang pergi.

"Hikss.. Hikss.. Ke kenapa kak revan tega ngomong gitu sama aku bunda? Hikss.. Ak aku adik kandungnya bukan? Hikss.. Ke kenapa mereka selalu nyalahin aku? Kenapa?!". Alinka memegang dadanya yang tiba tiba sesak, rasanya sakit sekali hingga seperti tak diijinkan untuk bernafas.

Beberapa detik kemudian, kegelapan merenggut kesadarannya.

"ALINKA!!", sayup sayup ia mendengar ayahnya bima meneriaki namanya.

                            ****
Alinka memegang kepalanya yang berdenyut nyeri, dan dadanya yang sedikit sesak.

Ia menatap sekelilingnya, ini kamarnya. Pikiran alinka beralih pada saat ia tak sadarkan diri, ia mendengar ayahnya meneriaki namanya dan rasanya ia seperti melayang. Entah siapa yang membawanya ke kamar lusuh ini.

*Cekllkekk..

"Inka kamu udah sadar?",

"Kak deon?, kak deon kapan pulang?".

"Tadi jam 08.30", alinka menatap jam dinakasnya. Matanya sukses membulat, jam menunjukkan pukul sepuluh lewat dua puluh menit.

"Aku terlambat kak!",

ALINKA (END) {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang