Part 35

1.1K 58 0
                                    

Haiii... Alinka back, siapin mental kalian T_T

Saga mengusap wajahnya kasar, "kenapa lo gak ngelawan al?",

"kenapa lo diam aja? Kenapa-",

"DIMANA ALINKA?!", saga terperanjat.

"Dim-",

"ngapain lo kesini?", dahi zalvin mengerut.

"maksud lo apa?", saga mendengus sinis.

"Bukannya lo gak peduli sama adik lo itu, terus mau apa lo disini?". Tubuh zalvin menegang, wajahnya berubah sendu.

"Tahu apa lo tentang dia?",

"Dia temen gue, gue tahu semua tentang alinka termasuk keluarganya yang benci dia karena dia lahir", skakmat. Zalvin membeku, wajahnya berubah tegang.

"Lo siapa? Seberapa lo dekat sama alinka?".

"itu bukan urusan lo", zalvim memejamkan matanya.

"Biarpun gue benci sama tuh cewek, tapi gue masih peduli sama dia". Saga mendengus,

"Pikiran lo terlalu dangkal zalvin, umur lo udah tua tapi nggak sama fikiran lo". Emosi zalvin tersulut.

"Maksud lo apa ngomong gitu?", ucap zalvin. Ia menarik kerah seragam saga.

"Lepasin tangan kotor lo dari seragam gue",

"Lo-",

*Cekllekk...

Zalvin melepas tarikannya dari seragam saga, "keluarga pasien?". Zalvin terdiam.

"Saya temannya dok", zalvin menatap sengit saga.

"Saya kakaknya dok",.

"Dia kakak gadungan dokter, saya teman dekatnya".

"Berani lo-", dokter itu memiji pelipisnya pusing.

"Tolong jangan bertengkar dirumah sakit, kamu ikut saya" ucap dokter itu pada saga. Saga tersenyum menang, zalvin menatap tajam saga ia memukul udara.

                             ****

"Jadi gimana keadaan teman saya dok?", dokter itu menunduk dan menghela nafas.

"Apa teman anda pernah mendapatkan pukulan dipunggungnya?", dahi saga mengernyit.

"Maksudnya dok?",

"jadi begini-", saga yang melihat zalvin yang mengintip dijendela itu berdiri.

"Tunggu sebentar dok", dokter itu mengangguk.

*cekllekk..

"Masuk, dokter butuh keterangan dari keluarga aslinya". Dahi zalvin mengerut, tapi tak ayal dia mengikuti perinah saga keduanya berjalan kemeja dokter dan duduk dikursi.

"Gimana keadaan adik saya dok?",

"Sepertinya benturan didahi pasien sangat serius, dan butuh penanganan khusus pasien harus dirawat lima hari kedepan".

"Dan ada satu kabar buruk, punggung pasien mengalami cedera yang cukup parah, seperti bekas dipukul oleh sesuatu dan itu membuat tulang sumsum belakangnya mengalami cedera". Mata zalvin membola begitu juga dengan saga, mereka sama terkejutnya.

"Ce cedera parah dok?", dokter itu mengangguk suram. Saga mendatarkan ekspresinya, ia menatap zalvin dengan tajam.

"Dan pasien butuh penanganan khusus, kalau tidak segera ditangani akan menjadi masalah besar".

"Lakukan yang terbaik buat teman saya dok", ucap saga. Ia pergi dari ruang dokter.

Zalvin mendudukkan dirinya dikursi ruang tunggu pasien, ia mengusap wajahnya gusar.

ALINKA (END) {REVISI}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang