Selamat membaca!
Alinka berjalan dikoridor dengan tatapan kosongnya, sisa siswi yang melihat alinka menatapnya dengan aneh dan tatapan iba.
"eh eh itu alinka kan?, kenapa wajahnya memar gitu ya?"
"bener juga lo, lihat sudur bibirnya juga luka tuh".
"bukannya cewek itu yang ditarik saga kerooftof ya?",
"gue denger denger dia pacaran sama saga iya gak sih?",
"Cih jangan sampai deh, saga itu milik gue gak cocok sama dia yang mukanya biasa aja". Temannya mendengus kesal,
Alinka mengabaikan cibiran cibiran dari mereka, walau hatinya tersayat dengan ucapan mereka yang menyinggung dirinya.
Alinka menatap mereka dengan dahi berkerut, 'kenapa mereka kayak ketakutan gitu?' ucapnya dalam hati.
"anjir anjir kak saga melototin gue ya?"
"Eh itu saga melototin kita ayok ayok kita pergi, gue gak mau sampe ditendang disekolah ini". Mereka pergi dari sana membuat koridor itu hanya berisi anak anak yang tidak peduli sekitarnya,
Alinka menatap mereka yang menatap kearahnya dengan gelagapan dan ketakutan, 'saga?' ucapnya lagi dalam hati, alinka berbalik.
*Dduukkhh...
"Aww....", alinka menabrak dada bidang saga, ia hampir saja jatuh jika pinggangnya tak dipegang oleh laki-laki itu. Saga membulatkan matanya, Alinka mendongak dan menatap saga dengan kaget, mereka saling bertatapan.
"WOOYYY!!!", saga melepaskan tangannya dari pinggang alinka dengan jantung berdegup. Begitu juga dengan alinka ia menormalkan raut wajahnya, dengan jantung yang berdegup.
"Hayooloh abis apa kalian hah?!", ucap fathan. Saga memutar bola mata malas, sedangkan wajah alinka kini memerah.
"Alinka tadi hampir jatoh, jangan salah paham". Ucap saga yang diangguki alinka, mereka berdua kecuali rafael memicingkan matanya.
"Lin gue gak percaya sama saga, lo tadi diapain sama dia lo gak diapa apainkan?", rafael menggebuk bahu rangga.
"Anjrrott apaan sih lo maen gebuk gebuk gue?", ucap rangga sambil mengusap usap bahunya. Fathan tertawa,
"Ya lo ngomongnya ambigu anjir, udah lin lo gak usah dengerin kecebong got ini", alinka menahan tawanya saat rafael menyebut rangga 'kecebong got', saga melirik alinka.
"lo kenapa?", tanya saga membuat alis alinka tertaut.
"A apa?",
"Wajah lo kenapa?", mereka bertiga melihat kewajah alinka.
"Eh lin iya wajah lo kenapa bonyok gitu? Lo abis berantem ama siapa lin?",
"Lo abis lawan preman pasar ya lin?",
"Lo dibullly lagi sama rani?", ucap mereka bersamaan membuat alinka terdiam, ia lupa memakai masker untuk menutupi wajah memarnya.
"Jawab, wajah lo kenapa?".
"Aku-",
"Aaliinkkaa!!!...", alinka menoleh maya dan fina berlari dengan cepat kearahnya.
"LIN WAJAH LO KENAPA?!",
"Pasti mereka kan?", ucapan 'mereka'dari maya membuat dahi keempat laki laki itu mengernyit.
"Mereka siapa may?", maya melirik sekilas pada rafael.
"Ini aku jatoh dari sepeda pas pulang dari-",
"Lo paling tau, kalau gue gak bisa dibohongin alinka. Kali ini gue gak bisa nahan diri lagi", alinka menahan tangan maya.
"jangan may, aku baik baik aja kamu gak usah khawatir".
"Gak usah khawatir lo bilang? Mereka udah kelewatan batas lin, sekali kali harus diberi pelajaran biar sadar!". Maya menghempaskan tangan alinka, ia berjalan dengan langkah lebar menuju kelas 11 mipa 1.
"Maya maya tunggu may!..",
"Alinka!", ucap fina membuat langkah alinka berhenti.
"Kenapa lo selalu nutupin dari kita hah? Lo anggap kita ini sahabat bukan sih?!",
"fina nggak gitu fin, kamu nggak tau-",
"Diem gue bakal kasih pelajaran sama mereka!", ucap fina ia menyusul maya ke kelas 11 mipa 1 dilantai 2.
"FINAA TUNGGU!!", alinka mengejar mereka dengan tertatih. Saga yang melihat itu menyusk mereka, begitu juga dengan ketiga temannya yang sedari tadi diam karena tak tau apa yang mereka bicarakan, sedangkan saga sudah tau maksud dari kata maya 'mereka'.
*****
"Revan anj***!! Sini lo!", revan dan teman temannya yang sedang tertawa menghentikan aktivitasnya mereka menatap maya dan fina dengan alis menaik."Siapa lo? ...ooh lo bukannya temen bitch itu ngapain lo kesini?", maya tersulut dengan ucapan revan.
"Diam lo setan! Kebetulan ada lo juga jalpin, kalian semua udah keterlaluan tau gak?". Zalvin yang sedang mengusap rambut dea terhenti mendengar ucapan maya.
"Oh cewek itu ngadu sama lo ya? Cih pengadu!",
*BUUGHH...
Maya memukul wajah zalvin dengan keras membuat sang empu merasakan darah mengalir dari hidungnya. Jangan anggap sepele pukulan maya dia itu jagonya karate loohh...
"Fu*k! MAKSUD LO APA BANGSAT?!!", Revan yang melihat kakaknya dipukul tak tinggal diam, ia hendak menampar maya namun tangannya dicekal.
"Kak revan jangan sakitin temen aku, mereka ngga salah aku yang salah mereka-",
"hh bagus dateng juga lo kesini?, kenapa gak sekalian aja ngadu kepolisi hah?!". Ucap revan menatap tajam alinka,
"Alinka aku gak nyangka sama kamu, cuman masalah sepele aja kamu sampe ngaduin ke temen temen kamu lin", ucapan seorang gadis itu menarik perhatian orang yang ada disana.
"Kamu diam dea, kamu gak tau apa apa tentang semuanya". Dea menunduk, hal itu membuat zalvin naik pitam.
"Lo siapa diem ajadeh ceweknya mereka berdua lo hah? Dibayar berapa sampe segitunya?!", ucap fina membuat dea mengeluarkan air mata buayanya.
"Diam lo atau lo gue tampar!",
"tampar aja tampar gue gak takut sama lo," ucap fina sambil menepuk pipinya. Zalvin memberenggut kesal,
"Pinter ya lo sekarang udah bawa geng aja, gak mampu buat lawan kita hah?". Ucap revan tepat diwajah alinka,
"maksud kak revan apa?".
"maksud gue apa? Nih maksud gue!". Revan mengangkat tangannya untuk menampar alinka,
*Happ...
"Lo sentuh dia seujung kuku, gue gak bakal bikin hidup lo gak tenang". Mereka terkaget dengan laki laki itu, revan membulatkan matanya. Sial kenapa nih cowok bisa ada disini? Pikirnya.
Saga menghempaskan tangan revan dengan kasar, "Jangan berani lo sentuh dia, kalau lo sentuh dia lo bakal nyesel ber urusan sama gue," revan meneguk ludahnya dengan kasar. Ia tak bodoh untuk mengetahui siapa saga, anak pemilik sekolah sekaligus anak orang yang paling berpengaruh didunia perusahaan.
Sedangkan fina dan maya tersenyum penuh kemenangan, dea menatap saga dengan kagum matanya berbinar.
"Ayok pergi!", saga menarik tangan alinka untuk pergi dari sana.
"Heh awas kalau lo lo lo semua gangguin mereka lagi terutama alinka kalian bakal habis sama bos gue", ucap fathan membuat mereka merinding.
"Lo juga awas lo meskipun lo kakak kelas gue, gak ngebuat gue buat takut sama lo semua", ucap rangga. Sedangkan rafael menatap mereka dengan tatapan tajam. Setelah mengatakan itu mereka pergi dari sana sambil menutup pintu dengan keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINKA (END) {REVISI}
Teen FictionIni kisah alinka hermion darma, gadis yang dibenci keluarganya karena alasan yang tidak logis. Start: 16-09-2021 End: 21-04-2022