Good night~
Double update nih 😅
Selamat membaca readers ♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥♡♥♥♡♥♡♥♡♥♡
*Cekllekk..
"Dea", dea yang sedang menulis sesuatu dibukunya buru buru menutupnya lalu menatap bima dengan tersenyum.
"kenapa yah?",
"Kamu yang numpahin kopi ke berkas ayah?", wajah dea berubah terkejut.
"Ayah nuduh dea numpahin kopi ke berkasnya ayah?",
"Nggak sayang bukan gitu-",
"Terus apa kalau gitu? Kenapa ayah bilang gitu sama dea? Hikss.. De dea sama sekali nggak ngelakuin itu yah hikss..", bima yang melihat putri angkatnya menangis itu langsung mendekapnya sambil mengelus surainya.
"Maafin ayah ya, udah jangan nangis lagi sayang". Dea mendongak.
"Hikss.. A ayah dea nggak numpahin kopinya hikss", bima mengangguk.
"Iya nggak, ayah cuman kesal aja. Soalnya itu berkas penting, dan tanpa berkas itu ayah gak bisa nerusin kerja sama dengan keluarga dilson, dan ayah bakalan rugi nanti". Bebernya, dea mengernyitkan dahinya.
'Dilson bukannya itu marganya saga? Apa mungkin saga itu anaknya keluarga dilson?' ucap dea dalam hati.
****
Alinka menatap pantulan dirinya dalam cermin dikamar mandi, lukanya belum ia rawat disana ada bekas jejak darah yang mengering, dan darah baru.
Alinka menatap kosong bayangannya dalam cermin, ia tertawa lalu tiba tiba tanpa diduga air matanya lolos begitu saja.
"kapan ayah bakal sayang sama inka bun?",
"Kapan kak zalvin sama kak revan sayang inka?",
"Dan kenapa bunda malah nyelamatim anak pembawa sial ini, ketimbang nyawa bunda sendiri?".
"Kenapa bunda ninggalin inka dengan sejuta luka yang harus inka terima dari keluarga sendiri?", alinka terus bertanya entah pada siapa. Ia menghapus kasar air matanya, alinka membasuh wajah sembabnya diwastafel. Ia meringis ketika air mengenai luka didahinya.
Alinka menatap luka itu, lumayan besar. Alinka menghela nafas berat, lalu setelahnya ia pergi dari kamar mandi.
Baru akan melangkah ke dapur mengambil minum, seseorang menutup matanya dari belakang.
Alinka terkekeh ia tahu siapa pemilik tangan kekar ini, siapa lagi kalau bukan kakak pertamanya deon.
"Kak deon lepasin deh janga jahil", deon melepas tangannga dari mata alinka.
"Yaahh.. Kok ketahuan sih ck", alinka tertawa renyah.
"Nih kakak ada bawain pizza buat kamu lin", mata alinka berbinar ia meneriam uluran paper bag itu dari deon dengan bahagia.
Deon yang melihat itu ikut tersenyum, ia mengusap lembut surai hitam milik alinka.
"Ayok kita ke meja pantry", ajak deon. Alinka melangkah menuruti deon.
Dan kini keduanya sudag duduk dimeja pantry, dengan sebuah pizaa berukuran medium tersaji didepan mata mereka.
Alinka menatap pizza itu dengan binar bahagia, sosisnya banyak ini yang ia suka. Pizza dengan banyak sosis.
Alinka memakan potongan pizzanya, matanya memejan menikmati rasanya sangat enak perpaduan asam, pedasnya sangat pas dilidahnya.
Deon yang melihat itu terkekeh gemas, namun seketika rautnya berubah datar ketika tak sengaja menatap sebuah luka yang sepertinya baru didapat oleh adik bungusnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALINKA (END) {REVISI}
Teen FictionIni kisah alinka hermion darma, gadis yang dibenci keluarganya karena alasan yang tidak logis. Start: 16-09-2021 End: 21-04-2022