[Di harapkan follow sebelum membaca]
___________
"Kenapa lo bisa suka sama gue? Dan terus terus deketin gue?,padahal gue ga pernah gubris lo?," tanyanya.
"Gue ga punya alasan buat suka sama lo Al, perasaan ini hadir tanpa di minta," jawab Aliesha...
Hai, selamat membaca cerita ku. Jangan mengharap lebih dengan tulisanku, tulisan masih amatiran hehe.
JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AKU YA BIAR GA KETINGGALAN KALAU NANTI AKU UPDATE. JANGAN LUPA JUGA BUAT TEKAN TOMBOL BINTANG DI SETIAP PART, DAN COMENT NYA BIAR AKU TAMBAH SEMANGAT BUAT NULISNYA.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sret
Namun, tanpa mereka sadari pisau lipat yang Reiden pegang itu melukai salah satu di antara mereka. Semua orang menatap kaget ke arah orang itu, baju nya sudah di kotori darahnya sendiri. Sedangkan, Reiden yang melukai orang itu hanya tersenyum evil di tangan polisi.
"Axelle!"
Pisau lipat tepat menggores lengan kiri Axelle. Pisau itu tergores saat Axelle hendak menarik tubuh Reiden tapi dengan cepat Reiden menggerakkan pisaunya dan melukai lengan kiri Axelle.
"Xelle lo ga papa?" tanya Aldrich panik. Axelle mengangguk.
Tangan Reiden di borgol dan Polisi membawanya keluar dari ruangan itu dengan paksa. Reiden tak berhenti menatap tajam ke arah Aliesha, membuat wanita itu ketakutan di dalam dekapan Aldrich.
Aliesha yang sudah merasa aman karena tak melihat Reiden lagi semakin memperkuat pelukannya pada Aldrich. Ia menangis tersedu-sedu di sana. Hatinya tak henti-henti mengucap syukur atas keselamatannya.
Aldrich terus mengelus rambut Aliesha yang berantakan dan sedikit lepek itu untuk menenangkan perasaan Aliesha. "Maafin aku Sha ... " Aldrich tak berhenti mengucapkan kata maaf kepada Aliesha.
"M-makasih Al kamu udah dateng dan selametin aku, makasih ... "
Aldrich melepaskan pelukannya. Ia melihat luka-luka di tubuh Aliesha. Lelaki itu meringis, sambil menatap iba Aliesha. "Sakit?" Aliesha menganggukkan kepalanya.
Aldrich kembali memeluk Aliesha. "Maafin aku gak bisa jaga kamu, maaf Sha ..."
Satu jam berlalu, Aldrich, Aliesha dan anggota Olethros lainnya masih berada di Bogor. Reiden dan anak buahnya sudah di tangani oleh pihak berwajib. Kini mereka sedang berada di rumah sakit untuk mengobati luka pada tubuh Aliesha dan juga luka di lengan Axelle.
Aldrich duduk sendirian di taman rumah sakit yang sepi. Tangannya memijit pelipis yang terasa pening. Semua kejadian ini benar-benar menguras tenaga dan emosinya. Apalagi rasa khawatir Aldrich pada Aliesha yang memuncak membuatnya tak bisa tidur dan makan seharian.
Bukan karena itu saja, Aldrich juga sedang kebingungan. Janjinya pada Reygan membuat Aliesha dalam bahaya. Jika saja ia tak menjauhi Aliesha mungkin kejadian ini tak akan pernah terjadi. Tapi, di satu sisi juga Aldrich tak bisa mengingkari janjinya pada Reygan begitu saja, apalagi mengingat peristiwa masa lalu yang belum menemukan titik terangnya.
"Ada apa?" tanya Axelle tiba-tiba sambil menepuk bahu Aldrich, lelaki itu baru saja selesai di obati lukanya.