Hai, selamat membaca cerita ku. Jangan mengharap lebih dengan tulisanku, tulisan masih amatiran hehe.
JANGAN LUPA FOLLOW AKUN AKU YA BIAR GA KETINGGALAN KALAU NANTI AKU UPDATE. JANGAN LUPA JUGA BUAT TEKAN TOMBOL BINTANG DI SETIAP PART, DAN COMENT NYA BIAR AKU TAMBAH SEMANGAT BUAT NULISNYA.
DOR!
Suara tembakan terdengar nyaring di lapangan itu. Semua mata langsung menoleh cepat ke arah sumber suara. Jerome, di duga orang yang telah menembak itu tersenyum miring dan memancarkan tatapan puas pada orang yang di tembaknya.
"Axelle!"
Benar, orang yang sudah di tembak itu Axelle. Kejadiannya sangat singkat, awalnya pistol itu di arahkan kepada Aldrich. Namun Axelle yang sedang bertarung melihat pistol yang di arahkan oleh Jerome itu, dengan cepat langsung berlari melindungi Aldrich. Begitu peluru itu di lepaskan di saat itu juga Axelle berdiri di belakang Aldrich untuk melindunginya.
Tubuh Axelle ambruk ke tanah. Darah segar bercucuran kaluar dari dadanya karena senjata api itu. Aldrich yang melihat keadaan Axelle di depan matanya itu hanya mematung dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya.
"Axelle!" teriak Madava.
Madava berlari menghampiri Axelle, ia menaruh kepala Axelle di tangannya. Tubuh Madava bergetar hebat, apalagi saat melihat darah yang keluar dan mengotori baju Axelle. Begitupun dengan Fadgham yang duduk bersimpuh di samping Axelle.
"X-xelle sadar Xelle jangan tutup mata lo," ucap Madava.
Isaac menggobrak tubuh Aldrich, lelaki itu masih menatap kosong ke arah Axelle dengan tubuh mematung. Air matanya kini sudah berhasil lolos. "Al! Sadar! Ayo bantu Axelle!" teriak Isaac menyadarkan Aldrich.
"Ini salah gue ... Ini salah gue ... " gumam Aldrich.
"Sadar Al! Jangan jadi bego gini!"
Galen yang berdiri di belakang Aldrich terkekeh remeh melihat pemandangan yang menyenangkan baginya itu. "Ini balasan dari gue Al," ucapnya.
Aldrich yang mendengar ucapan Galen itu langsung membalikkan tubuhnya. Tanpa basa basi lagi dia membogem keras rahang bawah Galen hingga tubuhnya terjungkal ke belakang. Aldrich duduk di atas tubuh Galen, Dengan membabi buta Aldrich terus memukuli Galen.
Sementara itu, Fadgham terus menghajari orang yang menembak Axelle itu. "Bangsat! Kenapa lo tembak Axelle sialan?! Dadar bajingan!!!" umpat Fadgham.
BUGH!
BUGH!
BUGH!
Aldrich terus memukul setiap bagian tubuh Galen dengan puasnya sambil melontarkan umpatan-umpatan kepada rivalnya itu. "Lo itu sialan! Bajingan! Kenapa lo celakain sahabat gue?!! Kenapa Anjing?!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aldrich(END)
Fiksi Remaja[Di harapkan follow sebelum membaca] ___________ "Kenapa lo bisa suka sama gue? Dan terus terus deketin gue?,padahal gue ga pernah gubris lo?," tanyanya. "Gue ga punya alasan buat suka sama lo Al, perasaan ini hadir tanpa di minta," jawab Aliesha...